Sabtu, 11 Februari 2023

Pendidikan yang Memerdekakan dalam Membentuk Profil Pelajar Pancasila






 1. Landasan Transformasi Pendidikan Indonesia

Makna Kata Menuntun
Peran menuntun sesuai among
Makna kata merdeka
Kodrat anak tentang bermain yang sama dengan belajar
pendidikan yang berpihak/menghamba pada anak
konsep budi pekerti
anak bukan tabularasa
analogi petani untuk menjelaskan kodrat anak

Menurut teori convergentie-theorie Allah SWT/Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia dengan dua watak ,  watak intelligible , yaitu watak yang berhubungan dengan kecerdasan angan-angan yang bisa berubah karena pendidikan. Watak yang kedua, watak  biologis yang tidak dapat dirubah seperti rasa takut, berani, malu, kikir, dll. 
Anak sejak lahir bukanlah tabularasa atau kertas putih tanpa tulisan. Anak sejak lahir ibaratkan kertas putih yang telah tertulis coretan samar dua watak.

Guru dalam transformasi pendidikan berdasarkan filosofi Ki Hadjar Dewantara berfungsi sebagai "among" , penuntun tumbuh kembang anak baik menurut kodrat alam maupun kodrat jaman. Gurulah yang berperan menebalkan coretan samar tersebut. Tentu saja coretan yang ditebalkan adalah watak baik, sedang watak biologis yang tidak baik, melalui pendidikan dapat diminimalisir. 
Watak biologis memang tidak dapat dirubah, namun melalui pendidikan karakter watak tersebut dapat ditekan sedemikian rupa agar tidak menjadi watak dominan. Guru sangat berperan dalam proses menumbuhkan budi pekerti murid. Budi diartikan sebagai pola pikir anak yang dipengaruhi oleh pendidikan orang tua dari rumah. Sedang 'Pekerti" adalah tenaga atau tingkah laku anak. Jadi dapat dikatakan Budi Pekerti adalah tingkah laku anak yang didasari oleh pola pikir. Budi pekerti atau karakter yang baik adalah tingkat laku anak yang didasari oleh pemikiran yang baik.
Guru ibarat petani yang menjaga tumbuh kembang tanaman yang ditanamnya. Sebaik apa seorang petani menjaga tanaman itu, sebaik itu pula tanaman itu akan tumbuh dengan baik. 

Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah Pendidikan diartikan sebagai ‘tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak’. Maksud Pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Oleh karena itu pendidikan harus bertumpu pada kebutuhan anak. Kebutuhan akan kebebasan dan kemerdekaan dalam mengeksplorasi pengetahuan yang ingin diraih anak sesuai dengan kodrat alam dan jaman. Pendidikan sesuai dengan kodrat alam mengandung arti bahwa pelaksanaan pembelajaran harus menyenangkan, karena kodrat anak adalah bermain dan bersenang-senang. Pendidikan sesuai dengan kodrat jaman berarti pembelajaran di kelas harus mengintegrasikan penggunaan teknologi informasi. Karena seperti kita ketahui , anak didik kita di kelas adalah anak generasi Z dan generasi Alpa. Diman anak generasi ini sejak lahir telah akrab dengan gadget atau smarphone.

2. Pendidikan yang Memerdekakan Menurut Para Ahli

Pendidikan yang memerdekakan adalah pendidikan yang menyenangkan. Sekolah  ibarat taman bagi anak-anak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan karakter/budi pekerti yang baik secara menyenangkan dan seimbang. Seimbang antara cipta, rasa dan karsa anak.
Pendidikan yang memerdekakan berdasarkan para ahli :
  • Montessori mementingkan pelajaran panca indra, hingga ujung jari pun dihidupkan rasanya, menghadirkan beberapa alat untuk latihan panca indra dan semua itu bersifat pelajaran. Anak diberi kemerdekaan dengan luas, tetapi permainan tidak dipentingkan. 
  • Frobel juga mendjaikan panca indra sebagai konsentrasi pembelajarannya, tetapi yang diutamakan adlah permainan anak- anak, kegembiraan anak, sehingga pelajaran panca indra jugadiwujudkan mengjadi barang-barang yang menyenangkan anak.Namun, dalam proses pembelajarannya anak masih diperintah.
  • Taman Siswa bisa dikatakan memakai kedua metode tersebut, akan tetapi pelajaran paca indra dan permainan aka itu tidak dipisah, yaitu dianggap satu. Sebab, salam Taman Siswa terdapat kepercayaan bahwa dalam segala tingkah laku dan segala kehidupan anak-anak tersebut sudah diisi Sang Maha Among (Pemelihara) dengan segala alat-alat yang bersifat mendidik si anak.

3. Relevansi Filosofi dan Prinsip Pendidikan yang Memerdekakan dengan Tujuan Pendidikan Membentuk Profil Pelajar Pancasila

Transformasi pendidikan Indonesia bertujuan mewujudkan profil Pelajar Pancasila yang beriman dan bertaqwa kepad Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, kreatif, bernalar kritis, bergotong royong dan berkebhinekaan global.

0 komentar:

Posting Komentar