Pekan terakhir di bulan Maret diawali dengan sesi Ekplorasi Pemahaman Konsep bersama Instruktur, Ibu Twi Endah. Sesi ini dibuka dengan praktik STOP. Sesi yang membuat saya begitu terharu. Bersyukur bisa menjadi bagian program pendidikan guru penggerak. Meski selama 9 bulan. Durasi yang cukup panjang. Namun berbanding lurus dengan ilmu yang didapatkan.
Agak melankolis di sesi ini, karena ini sesi terakhir di PPGP. Selain itu, lewat praktik STOP ini, saya diingatkan kembali betapa guru adalah ujung tombak perubahan masa depan bangsa Indonesia. Berharap setiap tutur kata di kelas, setiap perubahan setelah mengikuti PPGP ini menjadi bagian dari menyemai benih bertumbuhnya generasi Indonesia yang lebih baik.
Agenda PPGP selanjutnya di modul 3.3. ini adalah membuat rencana program di tahap koneksi antar materi. Dimana saya diminta membuat sebuah presentasi yang berisi program yang berdampak pada murid. Dan akan saya jalankan di sesi aksi nyata.
a. Facts/ Peristiwa (ada
manajemen resiko, ada rantai program
Rabu literasi berawal dari mimpi yang dikolaborasikan dengan
kekuatan aset yang ada di SDN Panongan II. Di awali dengan mengisahkan manfaat
membaca kepada murid. Memberi gambaran tokoh-tokoh dunia yang gemar membaca dan
menulis. Seperti J.K Roling dengan buku dan film Hary Poternya. Sampai kepada
tokoh Indonesia yang bisa menghasilkan uang dari profesi menulis. Almarhum B.J.
Habibie yang sukses terhindar dari depresi pasca kematian ibu Ainun dengan
menulis. Sampai difilmkan dan menginspirasi banyak orang.
Meminta dukungan dari kepala SDN Panongan II dan dewan guru.
Serta menyosialisasikan program Rabu Literasi kepada orang tua murid.
Menyediakan zona literasi di kelas. Lengkap dengan buku,
meja, tikar dan tempat memajang hasil karya.
Mengintegrasikan budaya membaca 15 menit sebelum pelajaran
dimulai di setiap pelajaran. Mencari kata-kata sulit dari bacaan yang dibaca.
Memberi kebebasan kepada murid untuk mencari arti kata sulit di KBBI daring
dari HP setiap murid. Kemudian dituliskan di potongan kertas bekas. Murid membacakan kata sulit di depan kelas.
Serta melakukan permainan “putar kata” setelah murid selesai mencari kata
sulit. Sehingga semua murid dapat membaca kata sulit dari teman satu kelas. Selanjutnya menyimpan kata
tersebut di kotak tabungan kata. Setelah terkumpul, murid menyatukan tabungan
kata tersebut menjadi kamus kata-kata sulit. Di tempel di bekas kardus susu/snack.
Saat hari Rabu Literasi, murid membaca buku. Murid bebas
memilih buku yang ada. Murid saling berbagi isi buku. Guru menanyakan buku apa
saja yang dibaca. Mendiskusikan tema besar buku yang sudah dibaca. Memberi
contoh cara menulis puisi. Diawali dengan menulis puisi nama diri atau puisi
akrostik. Memberi gambaran cara membuat sinopsis pada murid. Murid
mengapresiasikan hasil bacaan dalam bentuk gambar, puisi atau sinopsis.
Guru memantik murid untuk berkarya dengan meminta murid
mengamati majalah dinding di sekolah.
Tanya jawab dengan murid. Mengaitkan masalah majalah dinding dengan
puisi dan sinopsis karya mereka. Apa yang bisa mereka lakukan, jika ada majalah
dinding lama, karya puisi dan sinopsis
baru. Guru menggali mimpi murid dengan meminta murid mencari contoh mading
keren melalui smartphone yang murid bawa. Murid diskusi dalam kelompok. Mading
seperti apa yang akan dibuat? Bahan apa saja yang mereka butuhkan?
Murid menghias puisi sebelum ditempel di mading. Murid
bekerja sama menghias mading. Murid menempelkan mading hasil karya mereka di
papan majalah dinding sekolah. Murid dan guru sama –sama melakukan refleksi.
Guru memantik kreativitas murid untuk mendokumentasikan foto dan video proses
pembuatan mading. Guru menggunggah video karya murid di media sosial.
b. Feeling/ Perasaan saat merencanakan dan menjalankan program
Pada awalnya saya merasa bingung. Program apa yang akan saya
unggulkan selama diklat PPGP ini. Puji syukur atas nasihat pendamping praktik,
Ibu Hj. Wakhida Nurhayati, M.Pd. saya bisa fokus memilih satu program, yaitu
Rabu Literasi. Dari awal pendampingan, Beliau berkata, “ Buatlah sebuah program
yang berkelanjutan. Dari hulu ke hilir dan konsisten. Pastikan program itu akan menghasilkan karya
yang bisa dipegang atau dibukukan ! “
Selama membuat program saya optimis. Potensi murid SDN
Panongan II dalam bidang literasi sangat membanggakan. Karena pada tahun 2020
ada salah satu murid kelas 4 yang mendapatkan penghargaan dari CSR Sinar Mas
Land. Ajeng, adalah anak yang berhasil masuk 20 besar lomba cerita di masa
pandemic. Ia berhak mendapatkan uang Rp500.000,00.
Sebagai guru, saya merasa tertantang untuk bisa menumbuhkan
potensi literasi semua murid SDN Panongan II. Untuk aksi nyata kali ini
difokuskan pada program Rabu Literasi di kelas 6, dimana saya sebagai wali
kelasnya.
Saya juga merasa bahagia, Kepala SDN Panongan II, Ibu Hj.
Emi Suhaemi, S.Pd. SD mendukung penuh program Rabu Literasi ini. Pun dengan
semua dewan guru serta wali murid SDN Panongan II. Mereka menyambut baik dan
mendukung program ini. Hal ini terlihat pada komitmen guru kelas 1 sampai 5
untuk mengadakan Rabu Literasi di kelas. Meski baru sebatas murid membaca buku
saja. Belum melangkah ke tahapan literasi berikutnya.
Beberapa murid perempuan di kelas 6 sering menanyakan, “Bu
kapan kita akan membuat majalah dinding lagi?”
Saya pun menjawab,”Kita kumpulkan dulu bahan madingnya, ya.
Kira-kira berapa pekan lagi, bahan mading bisa terkumpul?” lanjut saya.
Saya juga takjub akan kreatifitas murid saat salah satu
murid mendokumentasikan foto dan video yang saya kirim di grup whatsapp kelas
menjadi sebuah video yang unik. Saya
banyak belajar dari murid untuk mengedit video menggunakan aplikasi cap cut di smartphone.
Saya juga menemukan potensi wali murid SDN Panongan II. Mama
Ratu kelas 3 sudah menulis novel di aplikasi KBM. Kedepannya potensi ini bisa
dimanfaatkan untuk memperkaya wawasan murid. Mengundang Mama Ratu menjadi nara
sumber, berbagi tips kepenulisan dengan murid SDN Panongan II.
c. Pembelajaran yang dapat diambil saat menjalankan program
Dalam rentang merencanakan dan menjalankan program Rabu
Literasi ini, banyak hal yang saya dapatkan. Antara lain, potensi murid kelas 6
yang tak terduga. Beberapa murid yang saya anggap belum bisa. Seperti Dede, Naresi, dan Fahmi Ramadhan.
Ternyata setelah saya beri motivasi dan contoh dapat membuat puisi yang menyentuh
hati.
Pun kreatifitas mereka dalam bidang teknologi membuat video
pendek. Saya hanya berkata kepada mereka, “Ibu beri tantangan. Siapa yang bisa
membuat video pendek kegiatan Rabu Literasi?” Pada awalnya hanya dua anak yang
mengirimkan videonya, yaitu Revlind dan Ajeng. Saya beri motivasi, penghargaan
dan karyanya saya unggah di intagram serta tik tok. Kemudian beberapa murid
lain menyusul mengirimkan video editan mereka. Rijan, Rizky, Ikhsan
Hardiansyah, dan Rapi .
Saya juga menemukan potensi luar biasa dalam bidang literasi
cipta puisi pada guru-guru SDN Panongan II. Hal ini terbukti ketika kami
praktik membuat puisi Akrostik, guru-guru dapat berkolaborasi membuat sebuah
puisi bertemakan liburan.
Dewan guru juga kompak dalam mendukung suksesnya Rabu
Literasi di kelas masing-masing.
Saya juga menemukan potensi wali murid SDN Panongan II. Mama
Ratu kelas 3 sudah menulis novel di aplikasi KBM. Kedepannya potensi ini bisa
dimanfaatkan untuk memperkaya wawasan murid. Mengundang Mama Ratu menjadi nara
sumber, berbagi tips kepenulisan dengan murid SDN Panongan II.
d. Perencanaan untuk memperbaiki program
Saya masih belum bisa memastikan berapa jumlah buku yang
dibaca anak dalam satu pekan. Sehingga perlu adanya jurnal membaca bagi setiap
murid. Setelah membaca sebuah buku,
murid menuliskan judul buku, pengarang, terbitan, ringkasan cerita, dan
komentar atau pendapat mereka akan isi buku tersebut.
Untuk mengetahui peningkatan pengunjung zona literasi, saya
juga akan membuat daftar hadir pengunjung. Sehingga saya bisa mengontrol siapa
saja yang sering atau belum pernah datang ke zona literasi. Data ini bisa saya
gunakan untuk memberi apresiasi dan memotivasi murid yang belum berkunjung ke
zona literasi.
Saya juga akan membuat zona kebaikan di kelas. Diman zona
ini sebagai wadah prkatik pembelajaran sosial emosional. Murid belajar
berempati. Murid berterima kasih kepada teman lain yang sudah membantunya
melalui surat kebaikan. Surat ini akan dikumpulkan di zonz kebaikan. Jika sudah
terkumpul akan dibuat flipbook sederhana dari bahan bekas.
Jika di kelas 6, Rabu Literasi sudah sampai tahap menuliskan
apa yang murid baca. Di kelas lain masih sekedar membaca buku selesai. Untuk
memperbaiki keadaan tersebut, saya berencana mengajak guru kelas 1 dan 4
berkolaborasi membaca nyaring. Selain sebagai pemantik rasa ingin tahu murid
akan sebuah buku, juga sebagai gambaran guru dan murid, bahwa aktivitas membaca
itu menyenangkan.
Dimulai dari saya yang membacakan sebuah buku di depan kelas
1 dan 4, guru kelas menjadi pengamat. Di pertemuan berikutnya, saya dan guru
kelas 1/ 4 bergantian membacakan buku di depan kelas. Dan berharap di pertemuan
selanjutnya, guru kelas 1 atau 4 dapat membacakan buku di depan kelas. Sedang
saya menjadi pengamat.
Alasan pemilihan kelas 1 dan 4 sebagai program Rabu Literasi
selanjutnya karena kelas 1 dan 4 menempati ruang kelas. Kelas 1 pagi dan kelas
4 siang.
0 komentar:
Posting Komentar