Kamis, 28 April 2022

Refleksi Pekan 24 Modul 3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid


Pekan terakhir di bulan Maret diawali dengan sesi Ekplorasi Pemahaman Konsep bersama Instruktur, Ibu Twi Endah. Sesi ini dibuka dengan praktik STOP. Sesi yang membuat saya begitu terharu. Bersyukur bisa menjadi bagian program pendidikan guru penggerak. Meski selama 9 bulan. Durasi yang cukup panjang. Namun berbanding lurus dengan ilmu yang didapatkan. 

Agak melankolis di sesi ini, karena ini sesi terakhir di PPGP. Selain itu, lewat praktik STOP ini, saya diingatkan kembali betapa guru adalah ujung tombak perubahan masa depan bangsa Indonesia. Berharap setiap tutur kata di kelas, setiap perubahan setelah mengikuti PPGP ini menjadi bagian dari menyemai benih bertumbuhnya generasi Indonesia yang lebih baik.

Agenda PPGP selanjutnya di modul 3.3. ini adalah membuat rencana program di tahap koneksi antar materi. Dimana saya diminta membuat sebuah presentasi yang berisi program yang berdampak pada murid. Dan akan saya jalankan di sesi aksi nyata.   

a.     Facts/ Peristiwa (ada  manajemen resiko, ada rantai program

Rabu literasi berawal dari mimpi yang dikolaborasikan dengan kekuatan aset yang ada di SDN Panongan II. Di awali dengan mengisahkan manfaat membaca kepada murid. Memberi gambaran tokoh-tokoh dunia yang gemar membaca dan menulis. Seperti J.K Roling dengan buku dan film Hary Poternya. Sampai kepada tokoh Indonesia yang bisa menghasilkan uang dari profesi menulis. Almarhum B.J. Habibie yang sukses terhindar dari depresi pasca kematian ibu Ainun dengan menulis. Sampai difilmkan dan menginspirasi banyak orang.

 

Meminta dukungan dari kepala SDN Panongan II dan dewan guru. Serta menyosialisasikan program Rabu Literasi kepada orang tua murid.

Menyediakan zona literasi di kelas. Lengkap dengan buku, meja, tikar dan tempat memajang hasil karya.

 

Mengintegrasikan budaya membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai di setiap pelajaran. Mencari kata-kata sulit dari bacaan yang dibaca. Memberi kebebasan kepada murid untuk mencari arti kata sulit di KBBI daring dari HP setiap murid. Kemudian dituliskan di potongan kertas bekas.  Murid membacakan kata sulit di depan kelas. Serta melakukan permainan “putar kata” setelah murid selesai mencari kata sulit. Sehingga semua murid dapat membaca kata sulit dari  teman satu kelas. Selanjutnya menyimpan kata tersebut di kotak tabungan kata. Setelah terkumpul, murid menyatukan tabungan kata tersebut menjadi kamus kata-kata sulit. Di tempel  di bekas kardus susu/snack.

 

Saat hari Rabu Literasi, murid membaca buku. Murid bebas memilih buku yang ada. Murid saling berbagi isi buku. Guru menanyakan buku apa saja yang dibaca. Mendiskusikan tema besar buku yang sudah dibaca. Memberi contoh cara menulis puisi. Diawali dengan menulis puisi nama diri atau puisi akrostik. Memberi gambaran cara membuat sinopsis pada murid. Murid mengapresiasikan hasil bacaan dalam bentuk gambar, puisi atau sinopsis.

 

Guru memantik murid untuk berkarya dengan meminta murid mengamati majalah dinding di sekolah.  Tanya jawab dengan murid. Mengaitkan masalah majalah dinding dengan puisi dan sinopsis karya mereka. Apa yang bisa mereka lakukan, jika ada majalah dinding lama, karya  puisi dan sinopsis baru. Guru menggali mimpi murid dengan meminta murid mencari contoh mading keren melalui smartphone yang murid bawa. Murid diskusi dalam kelompok. Mading seperti apa yang akan dibuat? Bahan apa saja yang mereka butuhkan?

 

Murid menghias puisi sebelum ditempel di mading. Murid bekerja sama menghias mading. Murid menempelkan mading hasil karya mereka di papan majalah dinding sekolah. Murid dan guru sama –sama melakukan refleksi. Guru memantik kreativitas murid untuk mendokumentasikan foto dan video proses pembuatan mading. Guru menggunggah video karya murid di media sosial.


b.    Feeling/ Perasaan saat merencanakan dan menjalankan program

Pada awalnya saya merasa bingung. Program apa yang akan saya unggulkan selama diklat PPGP ini. Puji syukur atas nasihat pendamping praktik, Ibu Hj. Wakhida Nurhayati, M.Pd. saya bisa fokus memilih satu program, yaitu Rabu Literasi. Dari awal pendampingan, Beliau berkata, “ Buatlah sebuah program yang berkelanjutan. Dari hulu ke hilir dan konsisten.  Pastikan program itu akan menghasilkan karya yang bisa dipegang atau dibukukan ! “

 

Selama membuat program saya optimis. Potensi murid SDN Panongan II dalam bidang literasi sangat membanggakan. Karena pada tahun 2020 ada salah satu murid kelas 4 yang mendapatkan penghargaan dari CSR Sinar Mas Land. Ajeng, adalah anak yang berhasil masuk 20 besar lomba cerita di masa pandemic. Ia berhak mendapatkan uang Rp500.000,00.

Sebagai guru, saya merasa tertantang untuk bisa menumbuhkan potensi literasi semua murid SDN Panongan II. Untuk aksi nyata kali ini difokuskan pada program Rabu Literasi di kelas 6, dimana saya sebagai wali kelasnya.

 

Saya juga merasa bahagia, Kepala SDN Panongan II, Ibu Hj. Emi Suhaemi, S.Pd. SD mendukung penuh program Rabu Literasi ini. Pun dengan semua dewan guru serta wali murid SDN Panongan II. Mereka menyambut baik dan mendukung program ini. Hal ini terlihat pada komitmen guru kelas 1 sampai 5 untuk mengadakan Rabu Literasi di kelas. Meski baru sebatas murid membaca buku saja. Belum melangkah ke tahapan literasi berikutnya.

 

Beberapa murid perempuan di kelas 6 sering menanyakan, “Bu kapan kita akan membuat majalah dinding lagi?”

Saya pun menjawab,”Kita kumpulkan dulu bahan madingnya, ya. Kira-kira berapa pekan lagi, bahan mading bisa terkumpul?” lanjut saya.

Saya juga takjub akan kreatifitas murid saat salah satu murid mendokumentasikan foto dan video yang saya kirim di grup whatsapp kelas menjadi sebuah video yang unik.  Saya banyak belajar dari murid untuk mengedit video menggunakan aplikasi cap cut di smartphone.

 

Saya juga menemukan potensi wali murid SDN Panongan II. Mama Ratu kelas 3 sudah menulis novel di aplikasi KBM. Kedepannya potensi ini bisa dimanfaatkan untuk memperkaya wawasan murid. Mengundang Mama Ratu menjadi nara sumber, berbagi tips kepenulisan dengan murid SDN Panongan II.


c.  Pembelajaran yang dapat diambil saat menjalankan program

Dalam rentang merencanakan dan menjalankan program Rabu Literasi ini, banyak hal yang saya dapatkan. Antara lain, potensi murid kelas 6 yang tak terduga. Beberapa murid yang saya anggap belum bisa.  Seperti Dede, Naresi, dan Fahmi Ramadhan. Ternyata setelah saya beri motivasi dan contoh dapat membuat puisi yang menyentuh hati.

Pun kreatifitas mereka dalam bidang teknologi membuat video pendek. Saya hanya berkata kepada mereka, “Ibu beri tantangan. Siapa yang bisa membuat video pendek kegiatan Rabu Literasi?” Pada awalnya hanya dua anak yang mengirimkan videonya, yaitu Revlind dan Ajeng. Saya beri motivasi, penghargaan dan karyanya saya unggah di intagram serta tik tok. Kemudian beberapa murid lain menyusul mengirimkan video editan mereka. Rijan, Rizky, Ikhsan Hardiansyah, dan Rapi .

Saya juga menemukan potensi luar biasa dalam bidang literasi cipta puisi pada guru-guru SDN Panongan II. Hal ini terbukti ketika kami praktik membuat puisi Akrostik, guru-guru dapat berkolaborasi membuat sebuah puisi bertemakan liburan.

Dewan guru juga kompak dalam mendukung suksesnya Rabu Literasi  di kelas masing-masing.

Saya juga menemukan potensi wali murid SDN Panongan II. Mama Ratu kelas 3 sudah menulis novel di aplikasi KBM. Kedepannya potensi ini bisa dimanfaatkan untuk memperkaya wawasan murid. Mengundang Mama Ratu menjadi nara sumber, berbagi tips kepenulisan dengan murid SDN Panongan II.


d. Perencanaan untuk memperbaiki program

Saya masih belum bisa memastikan berapa jumlah buku yang dibaca anak dalam satu pekan. Sehingga perlu adanya jurnal membaca bagi setiap murid. Setelah membaca  sebuah buku, murid menuliskan judul buku, pengarang, terbitan, ringkasan cerita, dan komentar atau pendapat mereka akan isi buku tersebut.

 

Untuk mengetahui peningkatan pengunjung zona literasi, saya juga akan membuat daftar hadir pengunjung. Sehingga saya bisa mengontrol siapa saja yang sering atau belum pernah datang ke zona literasi. Data ini bisa saya gunakan untuk memberi apresiasi dan memotivasi murid yang belum berkunjung ke zona literasi.

 

Saya juga akan membuat zona kebaikan di kelas. Diman zona ini sebagai wadah prkatik pembelajaran sosial emosional. Murid belajar berempati. Murid berterima kasih kepada teman lain yang sudah membantunya melalui surat kebaikan. Surat ini akan dikumpulkan di zonz kebaikan. Jika sudah terkumpul akan dibuat flipbook sederhana dari bahan bekas.

 

Jika di kelas 6, Rabu Literasi sudah sampai tahap menuliskan apa yang murid baca. Di kelas lain masih sekedar membaca buku selesai. Untuk memperbaiki keadaan tersebut, saya berencana mengajak guru kelas 1 dan 4 berkolaborasi membaca nyaring. Selain sebagai pemantik rasa ingin tahu murid akan sebuah buku, juga sebagai gambaran guru dan murid, bahwa aktivitas membaca itu menyenangkan.

Dimulai dari saya yang membacakan sebuah buku di depan kelas 1 dan 4, guru kelas menjadi pengamat. Di pertemuan berikutnya, saya dan guru kelas 1/ 4 bergantian membacakan buku di depan kelas. Dan berharap di pertemuan selanjutnya, guru kelas 1 atau 4 dapat membacakan buku di depan kelas. Sedang saya menjadi pengamat.

Alasan pemilihan kelas 1 dan 4 sebagai program Rabu Literasi selanjutnya karena kelas 1 dan 4 menempati ruang kelas. Kelas 1 pagi dan kelas 4 siang.

disini

Adapun ebook portopolio aksi nyata modul 3.3. dapat diakses disini

Video aksi nyata modul 3.3. dapat diakses dengan mengklik tautan di bawah ini




0 komentar:

Posting Komentar