Kamis, 25 November 2021

Mindfullness Teacher

 Karya Lasmi Ningsih


Mengawali pagi dengan tanggung jawab diri

Insan bertaqwa yang berusaha bersyukur

Nikmati detik, keriuhan dapur

Diiringi celoteh buah hati

Fantasikan diri sebagai "wonder woman"

Uraikan kewajiban dan pilihan

Lalui waktu dengan senyum mengembang

Libaskan gerutu, tinggalkan keluh

Nafaskan solusi di otak luhur

Energikan kesadaran penuh

Sisakan hari dengan penggelolaan diri

Satu, dua ceklis deadline menanti 


Terkadang emosi negatif menyapa diri

Energi positif tersedot habis

Ambil suatu penawar yang membahagiakan diri

Cintai diri

Hembuskan dan tarik napas panjang

Efesien waktu dengan berjuta jalan keluar

Rahasia guru bahagia mengajar. 


Tangerang, 25 November 2021 ; 22.0

Minggu, 21 November 2021

Refleksi Terbimbing Modul 2.2. Pembelajaran Sosial Emosional


3 Hal menarik yang telah Saya pelajari :

a.       Praktik mindfulness dapat mencegah stress. Dengan mempraktikkan STOP (Berhenti sejenak dari semua aktifitas,  tarik napas dalam, menikmati setiap hembusan dan udara masuk, amati apa yang saya rasakan dalam tubuh saya, baru melanjutkan aktifitas saya kembali) ketika banyak pikiran atau banyaknya amanah yang ada di pundak Saya

b.      Pentingnya seorang guru mengenali emosi siswa agar proses kegiatan belajar mengajar bermanfaat dan menyenangkan bagi murid dan sukses sesuai tujuan, yaitu kebahagiaan dan keselamatan anak.

c.       Tips-tips pembelajaran sosial emosional. Bagaimana Saya dapat mengajarkan anak mengenali emosinya sendiri dengan teknik memeriksa perasaan diri dan mengidentifikasi emosi.  Pembelajaran pengelolaan emosi dengan strategi Latihan Menyadari Kondisi (Body Scanning). Membuat puisi akrostik untuk mengenali hal positif pada diri murid

 

1.      2 Hal penting yang Saya pelajari pada modul 2.2. Pembelajaran Sosial Emosional

a.       Praktik mindfulness dengan STOP

Kala lelah mendera fisik dan psikologi akibat bermacam aura negative yang tidak sengaja menghampiri diri. Saya melakukan ini :

·         Stop : berhenti dari semua aktivitas apapun

·         Take a deep breath: tarik napas dalam dengan berkesadaran penuh, menikmati setiap hembusan udara keluar dan masuk hidung, merasakan tekanan otot perut kala menahan napas

·         Observe : amati apa yang ada dilingkungan sekitar. Apa yang terjadi ? Menghadirkan Sang Maha Pencipta di setiap pengamatan

·         Proceed/lanjutkan setiap aktifitas semula

b.      Pentingnya mengajarkan Pembelajaran Sosial Emosional kepada murid. Dimulai dari murid mengenali emosinya sendiri, cara mengelola emosi, membangun kesadaran social, empati, membangun relasi dan berlatih membuat sebuah keputusan yang bertanggung jawab. Hal ini jika terus menerus dilatih sejak dini akan menghasilkan pribadi manusia Indonesia yang tangguh, memiliki daya juang dan reseliansi yang tinggi.

2.      Satu hal yang ingi coba dan terapkan dalam kelas

Membuat puisi akrostik dengan nama diri. Meskipun belum sukses karena siswa masih perlu latihan lagi.

 

Sabtu, 20 November 2021

MENCAMIL KATA SAMPAI MABUK BUKU

 Oleh Lasmi Ningsih

Sepasang suami istri menyelesaikan makan malam dengan cepat.  Menjadi kebiasaan Sang Suami membaca buku atau apa pun sebelum tidur.

“Baca apa, Mas?” tanya Si istri sambil meletakkan scangkir teh lemon madu

“Mas penasaran, mengapa Mama mewariskan buku begitu banyak.” sahut Sang suami sambil melihat dua lemari penuh buku.

Sang Suami membuka alamat email mylovelyfatih@gmail.com tempat surat-surat elektronik dari Mamanya.

Tangerang, Juli 2021

Teruntuk Mas Fatih, Sholihnya Mamah dan Ayah.

Apa kabar Mas? Semoga ketika Mas membaca surat ini, Mas dan keluarga dalam keadaan sehat.  Amin.

Saat Mama menulis surat ini, Mama baru sembuh dari sakit pasca vaksin Covid-19 yang kedua. Mama menulis surat ini, sambil menemanimu main pasir kinetik warna hijau. Yang Mas masukkan ke truk mainan.

Saat  SD , Mas pernah bertanya,” Mengapa Mama sangat suka membelikanku buku ?”

Bahkan Mama rela ikut arisan atau kredit buku demi membelikanmu buku. Kamu ingat, buku apa yang pertama Mama belikan? Ya, buku “Muhammad Teladanku”. Karena Mama berharap kamu punya idola terbaik di dunia. Selain itu Rasul Muhammad SAW dapat memberikan menolong kita di akhirat. Buku kedua yang Mama belikan adalah “Sains Quran Menakjubkan”. Mamah berharap kamu mengenal keajaiban  Al Quran dari sudut pandang Ilmu Pengetahuan.

Mama ingin, Mas dapat merasakan manfaat membaca buku seperti yang Mama rasakan. Menjadikan buku sebagai teman setia. Mama tidak ingin Mas merasakan susahnya mencari bahan bacaan yang berkualitas seperti Mama kecil dulu.

Saat Mama masih SD, sulit mendapatkan buku cerita. Selain perpustakaan sekolah dipenuhi buku pelajaran dan minim buku cerita. Pun perpustakaan sekolah menjadi tempat pilihan terakhir untuk dikunjungi. Karena perpustakaan mirip gudang bau tak terawat. Buku bertebaran tidak beraturan di rak keropos.

Mama bersyukur mempunyai Kakak seorang guru. Karena di rumah kakekmu, Ommu menyediakan sebuah ruangan khusus untuk belajar. Lengkap dengan buku-buku tersusun rapi di atas rak buku buatan kakekmu. Meskipun rak didominasi buku pelengkap kejar paket A tak mengurangi semangat Mama untuk mencamil kata demi kata dari buku tersebut.

Sambil menunggu drama radio “Saur Sepuh” setiap jam 16.00 WIB, Mama pasti membaca buku. Salah satu buku kesukaan Mama berjudul “Siapa Punya Kuali Panjang”. Buku itu menceritakan seorang wanita cantik nan kaya yang kebingungan memasak ikan besar dan panjang hasil tangkapan suaminya. Ia keliling kampung untuk meminjam kuali panjang. Tiba di gubug yang dihuni seorang wanita sederhana.

Wanita itu berkata,” Mengapa tidak kamu potong ikan itu supaya bisa masuk ke kuali?”

Mungkin ini hanya cerita sederhana, namun sangat membekas bagi Mama. Bahwa menjadi seorang istri harus cerdas. Kecerdasan tidak hanya dari sekolah formal. Namun dapat dimulai dari bersahabat dengan buku.

Menginjak masa putih biru, Mama sangat terkesan dengan guru Bahasa Indonesia Mama. Bu Endang namanya. Mulut Mama sampai ternganga kala mendengar Beliau membacakan puisi di depan kelas. Mama merasa jatuh cinta dengan puisi. Mulai penjelajahan mencicipi macam-macam buku puisi di perpustakaan. Dari karya Chairil Anwar sampai Sutardji Caloum Bachri Mama lahap sampai mabuk.  Selain itu kata orang,” Orang yang sedang jatuh cinta mudah membuat puisi.” Betul, Mama merasakannya. Satu buku tulis, penuh coretan puisi Mama. Namun sayang buku itu raib, kala Mama merantau ke Tangerang.

Memasuki masa putih abu-abu, Mama sekolah di SMAN 2 Magelang. Sekolah favorit kedua kala itu. Awalnya Mama merasa rendah diri. Anak kampung dengan ibu tak bisa baca, sedang ayah hanya lulusan Sekolah Rakyat. Mama mengalihkan rasa itu dengan banyak membaca buku. Perpustakaan adalah tongkrongan pertama kala jeda pelajaran. Karena uang saku hanya cukup untuk beli minum dan kue pengganjal perut.

Di sekolah ini, Mama berkenalan dengan surga membaca dan menulis. Kelas satu, Mama diwajibkan membaca buku novel berbahasa Inggris. Menterjemahkan dan membuat sinopsis dalam Bahasa Inggris. Sinopsis harus diketik rapi dan dijilid. Guru PAI, memberikan tugas membaca dan menulis rangkuman Tafsir Al Quran (Tafsir Al Misbah)

Memasuki kelas dua SMA, Mama terpilih menjadi ketua pertama “Koperasi Wasis”. Koperasi yang beranggotakan semua guru dan siswa. Di akhir periode, Mama diwajibkan pidato untuk mempertanggungjawabkan satu tahun kepemimpinan Mama. Saat itu Mama ingin menangis.

 

Semalam suntuk tidak bisa tidur, "Apa yang harus aku lakukan?" 

 

Mama ingat pernah membaca  buku berjudul " Koperasi Indonesia". Mama pinjam ulang buku itu di perpustakaan. Menghafalkan pidato dari lampiran di buku tersebut. Akhirnya Mama sukses memberikan pertanggung jawaban di depan Kepala Sekolah, Dewan Guru, dan teman seangkatan berkat sebuah buku.

 

Selain itu, menjadi kewajiban setiap siswa yang mau naik kelas 3 untuk membuat sebuah karya ilmiah. Karena Mama masuk jurusa Ilmu Sosial (A3), Mama harus membuat karya ilmih tentang Ilmu Sosial. Mama bingung mau membuat karya ilmiah tentang apa. Kalau tentang Koperasi Mama harus survei ke koperasi di lingkungan sekitar. Sedang Mama anak kampung. Di sekitar rumah Mama belum ada koperasi.

 

Mama konsultasi dengan guru pembimbing, Bu Titik, Guru Bahasa Indonesia. Beliau menyarankan, kalau tidak bisa menemukan koperasi untuk bahan karya ilmiah, Mama bisa menggunakan literasi pustaka. Jadi tidak harus melakukan survei. Hanya harus banyak membaca buku.

 

Mama memberanikan diri mengajukan judul karya ilmiah “ Apresiasi Instrinsik Sastra Pujangga Lama dan Baru”. Mas tahu reaksi Bu Titik tentang judul Mama?

“Sepanjang Aku mengajar Bahasa Indonesia, lebih dari dua puluh tahun, baru kamu yang membuat karya ilmiah Bahasa Indonesia,”kata Bu Titik berkaca-kaca, sambil menyerahkan tumpukan buku koleksi Beliau untuk Mama jadikan tambahan referensi.

 

Mama mulai mabuk novel saat kelas tiga SMA. Karena di perpustakaan sekolah jumlah novel terbatas Mama mulai mencari pinjaman ke temen. Kebetulan di belakang sekolah Mama ada sebuah tempat penyewaan buku. Agar Mama bisa menyewa novel, Mama menjadi tukang cuci piring di sebuah rumah makan setiap hari Minggu.

 

Setelah lulus SMA, Orang tua Mama tidak sanggup menyekolahkan Mama. Mama memutuskan untuk bekerja di Tangerang. Di tahun kelima bekerja, Mama berkenalan dengan komunitas mengaji. Di komunitas tersebut ada kewajiban kultum dan membaca buku. Membuat Mama bercita-cita mempunyai perpustakaan pribadi. Mama mulai berlangganan majalah Ummi atau Annida. Mulai menyisihkan uang untuk membeli buku. Meski hanya satu tahun satu buku.

 

Mama merasakan banyak manfaat dari membaca buku. Salah satunya saat Mama akhirnya memutuskan menjadi seorang guru. Mama harus bisa berbicara di depan umum. Mama merasa keberanian itu dimulai sejak Mama berkenalan dengan buku Koperasi Sekolah saat SMA.

 

Selain itu, Mama bisa menjadi lebih bijaksana. Semakin banyak buku yang Mama baca, Mama dapat memandang suatu masalah dari sudut pandang berbeda. Mama menjadi lebih bijaksana, lebih optimis menghadapi hidup. Yang paling penting Mama merasa sehat dan bahagia dengan membaca buku. Dengan membaca buku, otak Mama bekerja, menelusuri huruf demi huruf. Kemudian menangkap makna tersirat dan tersurat dari buku tersebut. Semoga Mas dan keluarga meneruskan cita-cita Mama untuk mencintai buku.

 

“Mama, terimakasih untuk semua buku yang pernah Mama bacakan untukku. Meski banyak buku digital saat ini, kehadiran warisan buku secara fisik peninggalan Mama tetap tak tergantikan, ” lirih Sang Suami

 

Sambil menggengam tangan Sang suami, Si  istri berkata, “ Akupun merasakan banyak manfaat dari warisan Mama di lemari itu. Aku dapat membacakan anak-anak cerita , sukses memasak enak untuk keluarga dan bisa mengatasi perbedaan komunikasi diantara kita karena buku Mama.  Terima kasih, Ma!”

 

 

 

 

 

 

 

 Tulisan ini telah dibukukan dalam Buku Antologi KMA -OP 31 Sahabat Guru Super Indonesia dengan editor dan mentor Master Eka Wardana

 

Setelah mengikuti kelas ini Saya (Lasmi Ningsih) menjadi pribadi yang positif, buktinya:

Saya berusaha memandang permasalahan menulis yang dihadapi sebagai tantangan untuk menemukan solusi , ilmu  dan pengalaman baru, bahkan saudara baru. Menggali kenangan dan perasaan akan interaksi dengan buku dari kecil, membentuk karakter dan kepribadian Saya saat ini. Pepatah mengatakan,” Masa lalu membentuk masa depan”

 

 

 


SINERGI ASYIK, SUKSES PEMBELAJARAN DARING BAGIAN 2

 oleh Lasmi Ningsih

Pembelajaran daring atau tatap  muka mempunyai keuntungan dan kerugian. Di Kabupaten Tangerang, pembelajaran daring dimulai sejak tanggal 16 Maret 2019. Saya bersyukur kepada Allah SWT atas diberlakukannya pembelajaran dari rumah ini. Saya dan  25 murid saya terhindar dari bencana.  Karena pada tanggal 31 Maret 2019 pukul 09.00 WIB  ruang kelas Saya roboh.  Saya tidak bisa membayangkan andai Saya dan anak murid belajar tatap muka. 

Guru professional senantiasa melakukan refleksi setelah melakukan pembelajaran. Dalam skala kecil refleksi bermanfaat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Lebih luas lagi refleksi pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa. Seperti apa wajah Indonesia di masa datang, salah satunya tergantung dari mau tidaknya guru melakukan refleksi di kelas.

Refleksi guru meliputi ketercapaian tujuan pembelajaran, proses kegiatan belajar mengajar, penggunaan media pembelajaran ,interaksi antara guru, dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung serta sarana prasana. Baik kekurangan ataupun kelebihannya. Jika pada semester sebelumnya kita mengajar daring seadanya. Dengan refleksi, kita berusaha mengajar daring lebih berkualitas.

Membangun sinergi antara guru dan orang tua murid menjadi salah satu kunci kesuksesan pembelajaran daring di masa social distancing akibat pandemi Covid-19. Beberapa hal berbeda perlu dipersiapkan dan dilakukan guru sebelum memasuki tahun ajaran baru 2020-2021. Dengan harapan pembelajaran daring sukses, anak-anak gembira belajar, dan orang tua pun terhindar dari stress.

Yang pertama, guru hendaknya berkenalan atau melakukan orientasi dengan calon orang tua/wali murid baru. Hal ini dapat dilakukan dengan hadir ketika pembagian rapot kelas sebelumnya. Sebelum pembagian rapot tentu saja guru sudah mendapatkan pembagian tugas mengajar dari kepala sekolah.

Apa saja yang dibicarakan ketika masa orientasi? Guru memperkenalkan diri sebagai wali kelas baru. Selanjutnya guru juga memberikan gambaran seperti apa pembelajaran yang akan dilakukan selama 6 bulan kedepan. Media pembelajaran apa yang akan dipakai dengan mempertimbangkan keterbatasan orang tua tentunya. Sehingga orang tua tidak merasa keberatan dan target  pembelajaran pun tercapai.

Hal yang tak kalah penting adalah tingkat kepenguasaan guru akan teknologi informasi untuk menunjang pembelajaran. Jika pada awalnya guru merasa terpaksa belajar teknologi, saat ini guru harus dengan sadar berlari  dengan gembira mengejar ketertinggalan teknologi. Jika tidak, pembelajaran akan monoton. Sebatas memberikan tugas, baca materi pelajaran, kerjakan lembar kerja siswa. Akibatnya anak merasa bosan dan enggan mengikuti pelajaran.

Persiapan yang tak kalah penting dalam pembelajaran daring ini, guru membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran. Akan seperti apa guru mengajar dikelas hendaknya tertuang dalam rencana ini. Berdasarkan Surat Edaran Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 14 tahun 2019, hanya 3 komponen yang ada dalam RPP selain identitas sekolah dan mata pelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian pembelajaran.

Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 adalah mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan tujuan di atas, tujuan pembelajaran dalam RPP hendaknya memuat kompetensi kognitif, psikomotor dan sikap siswa. Kegiatan pembelajaran pun dimodifikasi berbasis proyek dan lingkungan dengan mengakomodir delapan kecerdasan siswa. Kecerdasan spasial-visul, interpersonal, musik-ritmik, linguistik-verbal, naturalis, badan-kinestetik, intrapersonal dan logis-matematis (Bobbi de Potter). Selain itu penilaian pembelajaran pun diambil dari tiga ranah, kognitif, psikomotor dan afektif.

Pekan pertama tahun ajaran baru atau masa liburan dapat digunakan guru untuk perkenalan dengan siswa yang akan kita ajar. Kalau dalam keadaan normal kita bisa melakukan masa perkenalan ini satu pekan pertama secara langsung. Pada pembelajaran daring ini kita dapat melakukan perkenalan lewat whatsapp atau media yang sudah disepakati dengan orang tua. Guru menanyakan cita-cita siswa dan cara meraih cita-cita tersebut, pelajaran yang disenangi, serta cara belajar seperti apa yang didinginkan di kelas.

Membangun kominikasi positif antara guru dan siswa, siswa dan siswa  saling menghormati penting untuk menumbuhkan kepercayaan. Dengan harapan proses pembelajaran daring berlangsung menyenangkan, tujuan pembelajaran tercapai,kualitas pendidikan Indonesia pun meningkat.

 

 

 Juli 2020

Profil Penulis

Cita-cita tertinggi Lasminingsih  sebagai guru penulis, menulis sebagai media menuangkan  ide yang dapat dinikmati lepas dari dimensi ruang dan waktu . Media refleksi, introspeksi dan inspirasi. Manifestasi rasa syukur akan anugerah dan nikmat yang Allah  SWT berikan. Semoga berlimpah sebagai amal jariyah, kala badan telah berkalang tanah. Insya Allah.Aamiin

Jadi Pengusaha

 Karya Habib Rizky Yusin


Hari ini aku senang sekali

Aku pergi ke sekolah

Belajar dengan giat

Ingin rasanya lulus cepat

Buat mamah, papah bangga

Rajin sholat 5 waktu

Ikhlas karena Alla Ta'ala

Zakat belum aku lakukan

Karena aku belum tahu caranya

Ya..aku baca buku saja

Yah, nilaiku kurang bagus

Untuk itu aku harus belajar lagi

Semua itu butuh kerja keras

Ingin rasanya jadi pengusaha

Nikmati hidup dengan bahagia


Puisi ini merupakan hasil karya siswa dalam praktik pembelajaran puisi akrostik dengan nama diri. Sebagai salah satu alternatif pembelajaran sosial emosional siswa 

Tangerang, 19 November 2021

Kesadaran Penuh ?

 Karya Lasmi Ningsih


Mimpi dalam riuh celoteh dunia

Ingin hening menyapa diri

Nikmati anugerah Ilahi

Dengan segala cinta

Fakir ilmu, sesakkan dada

Usia bertambah tak terasa

Lalai akan pergi kemana kita?

Lama berkubang dalam malas

Nak, bangunkan ibu akan alpa

Emban amanah ubah wajah dunia

Sadarkan diri akan setiap pikir, nafas, dan langkah

Semangat bahagia genggam dunia

 

Tangerang. 20 Nov 2021;21.09


Sabtu, 13 November 2021

Laporan Aksi Nyata Modul 1. Paradigma dan Visi Guru Penggerak



A.   Pendahuluan

    Pendidikan Guru Penggerak merupakan rangkaian program "Merdeka Belajar" yang dicanangkan Mentri Pendidikan, Riset, dan Teknologi, Bapak Nadiem Makarim. Sebagai suatu program yang bertujuan untuk menyiapkan para pemimpin pendidikan Indonesia masa depan, mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik. Dan secara  proaktif berbagi praktk baik dengan tujuan mengembangkan guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid. Guru Penggerak diharapkan sebagau teladan dan agen perubahan dalam ekosistem pendidikan dalam mewujudkan profil Pelajar Pancasila

    Dimulai dari mengubah paradigma guru terhadap pendidikan dan peserta didik, mengimplementasikannya di kelasnya. Kemudian berbagi praktik bersama guru-guru di sekolahnya masing-masing dan berlanjut ke komunitas praktisi dilingkungan setempat.

    Program ini dilaksanakan selama 9 bulan dengan sistem on job training dimana guru yang ikut dalam program guru penggerak ini masih tetap dapat melaksanakan kewajiban utamanya sebagai guru.

B.       Latar Belakang

  1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bahwa pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.
  2. Visi dari Kabupaten Tangerang  “Mewujudkan masyarakat Kabupaten Tangerang yang Religius, Cerdas, Sehat dan Sejahtera”
  3. Visi SDN Panongan II Tahun 2021/2022

"Terwujudnya peserta didik yang berakhlak mulia, berkarakter, peduli lingkungan serta berwawasan global dengan dilandasi iman dan takqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa    

C.      Tujuan Aksi Nyata

Terwujudnya profil Pelajar Pancasila yang :

  1.  Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlaq mulia
  2. Mandiri
  3. Kreatif
  4. Inovatif
  5. Bergotong royong
  6. Berkebhinekaan Global

D.      Laporan Aksi Nyata

1.      1. Modul 1.1. Filosofi Pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara

Sebelum mengikuti program guru pendidikan guru penggerak, saya melayani murid secara jarak jauh sebatas jam mengajar dari jam 07.00 sampai jam 14.30 WIB. Namun setelah belajar filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Saya berusaha memberikan pelayanan lebih kepada murid. Memang belum bisa 24 jam penuh, tapi setidaknya saya selalu membalas pertanyaan atau chat anak di grup wa kelas atau chat pribadi tanpa melihat jam kerja lagi.

Setelah mempelajari filosofi KHD, Saya berusaha merubah mindset Saya tentang peserta didik. Bahwa sejatinya setiap peserta didik adalah unik dengan setiap kecerdasan yang dimilikinya. Sejak lahir siswa telah dianugerahi kodrat alam. Gurulah sebagai penuntun tumbuh kembang kodrat tersebut untuk mencapai kebahagian dan keselamatan yang selaras dengan perkembangan jaman.

Agar rencana tindakan aksi nyata saya terpantau dengan jelas, saya membuat program penerapan Filosofi Pendidikan di kelas 6 dan di SDN Panongan II berserta timelineny. Mensosialisasikan salam dan bahagia di kelas dengan menggunakan sapaan itu sebagai presensi harian. Saya memakai salam ini karena kata “ salam dan bahagia” mengandung filosofi yang dalam. Salam mengandung arti keselamatan dan kesejahteraan untuk yang mengucapkan dan yang membalasnya. Sedang bahagia merupakan sebuah kata kerja yang dengan mengucapkannya semoga dapat membawa kebahagiaan baik bagi Saya sebagai guru maupun siswa di kelas.



Saya juga berbagi praktik baik tentang Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara kepada semua dewan guru dan kepala sekolah di SDN Panongan II. Puji syukur, kepala SDN Panongan II, Ibu Hj.Emi Suhaemi,S.Pd. SD. Mendukung dan memberikan saran atas semua program yang Saya buat. Pun dengan dewan guru di SDN Panongan II. Mereka berpartisipasi aktif dalam setiap program yang kita sepakati bersama.

 

2.      2. Modul 1.2. Nilai dan Peran Guru Penggerak

Penerapan nilai guru penggerak yang saya lakukan antara lain:

a.       Akar kata mandiri adalah komitmen. Saya berusaha komitmen dengan program yang saya buat demi mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.



b.      Berusaha melakukan refleksi pekanan dari setiap aktifitas yang saya lakukan dengan menulis jurnal mingguan dan di unggah di LMS. Menggali perasaan yang saya rasakan, mengambil hikmah/pembelajaran dari setiap kegiatan yang sudah saya buat sebelumnya. Kemudian membuat rencana tindak lanjut demi perbaikan program yang saya buat.



c.       Salah satu tindakan aksi nyata Saya berpihak pada murid adalah mengintegrasikan pembelajaran PPKN untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang pertama yaitu, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlaq mulia. Adapun cara yang saya lakukan dengan meminta tagihan aktifitas ibadah harian kepada semua murid. Tagihan sholat lima waktu bagi muslim dan tagihan aktifitas ke gereja bagi nasrani. Tagihan tersebut terdokumentasikan dalam bentuk laporan bulanan yang wajib di tanda tangani orang tua sebelum diserahkan ke guru. Selain itu siswa juga mengirim foto atau video saat melakukan ibadah sholat lima waktu.




d.      Saya juga berkolaborasi dengan guru Bahasa Sunda dalam praktik menanam sayur di sekolah sebagai tagihan pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan pada pelajara IPA.

e.       Saya berusaha membuat inovasi tagihan hasil belajar siswa. Membebaskan siswa membuat tagihan hasil belajar sesuai dengan bakat/minat nya. Ada beberapa anak yang mengirimkan puisi menanam, video praktik menanam tumbuhan, dan  gambar digital saat menanam tumbuhan.

 

Peran Guru Penggerak :

a.      Menjadi Pemimpin Pembelajaran

Saya saya mengikuti program ini, pembelajaran di kelas saya masih daring. Saya berusaha memfasilitasi keterbatasan siswa dalam mengakses internet dengan pembelajaran berdiferensiasi proses. Kelas saya menggunakan media whatsapp dalam pembelajaran daring. Ada beberapa murid hanya mempunyai paket chating sehingga jika Saya mengirimkan link video pembelajaran ada murid yang tidak bisa mengakses. Saya mencoba menangkap gambar dari video tersebut dan menjelaskan melalui pesan suara. Jika ada siswa yang tidak belajar daring, murid datang ke sekolah untuk belajar langsung. Namun tetap mematuhi protokol kesehatan dan dibagi dalam beberapa sesi. Maksimal satu sesi dua orang.

Menyiapkan media pembelajaran dengan membuat video yang diunggah di youtube


 

b.      Menggerakkan komunitas Praktisi

Sebelum membuat melakukan aksi nyata, Saya berusaha membuat program dengan timeline sejelas mungkin. Video rencana aksi nyata saya dapat dibuka di link ini



Saya senantiasa mengkomunikasikan program tersebut dengan kepala SDN Panongan II, Ibu Hj.Emi Suhaemi,S.Pd.SD. Atas saran dan masukan dari Beliau dan kesepakatan dengan dewan guru di SDN Panongan II terumuskan program unggulan di SDN Panongan II tahun 2021/2022 sebagai berikut:

1)      Senin Displin di pekan 1.

Penanggung jawab M.Anen Hernawan,S.Pd, Maryanti,S.Pd, dan Sri Pudiyeti,A.Ma.

Jenis kegiatan : Rapat evaluasi kegiatan belajar mengajar, info kedinasan, dan rencana tindak lanjut program

Foto kegiatan :

 


2)      Selasa Sehat di pekan ke 2.

Penanggung jawab Roni Herman Permana,S.Pd, Desi Ayu Suminar,S.Pd, Nani Kurniasih,S.Pd.

Jenis kegiatan : Permainan kucing tikus dan gobak sodor yang disiarkan langsung di facebook dengan klik tautan ini

Foto kegiatan:

 


3)      Rabu Literasi di pekan ke 3

Penanggung jawab : Lasminingsih,S.Pd.SD, Supitra, S.Pd, Siti Hilmiyah,S.Pd.

Jenis kegiatan:

·         Membuat soal menggunakan google formulir

·         Sosialisasi AKM

·         Budaya positif

 


4)      Kamis Nasionalis

Penanggung jawab : Hartini, S.Pd., Sri Mulyani, S.Pd.,  Aris Munandar, S.Pd.

Jenis kegiatan : Upacara penurunan bendera setengah tiang, 30 September 2021

Foto kegiatan:



5)      Jumat Rohis di pekan ke 4

Penanggung jawab: Sri Hernawati,S.Pd.I, Joko Pramono,S.Pd., Ani Kurniawan, S.Pd.

Jenis kegiatan :

·         Pengajian Jumat dengan membaca Q.S Yaasin dan tahlil

disiarkan langsung di facebook dengan menklik tautan ini

·         Pengajian Jumat membaca Al Matsurat bersama.

 

Karena masih masa pandemic Covid-19 untuk sementara program di atas hanya untuk guru.

 

c.       Menjadi Coach bagi Guru Lain



Mendampingi guru SDN Panongan II dalam membuat soal online menggunakan google formulir dan Saya tautkan ke blog SDN Panongan II. Saya juga menjadi admin blog tersebut.


d.      Mendorong Kolaborasi antar Guru

Sebuah program tidak akan sukses jika dilakukan sendirian. Saya berusaha mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki semua guru di SDN Panongan II untuk berkontribusi dalam setiap program yang saya buat. Misal: Bermusyawarah tentang penanggungjawab setiap program unggulan, meminta masukan dan refleksi atas capaian program yang saya buat selama mengikuti pendidikan guru penggerak.

 

e.       Mewujudkan Mepemimpinan Murid



Saya memotivasi siswa untuk merefleksikan pemahaman atas suatu materi pembelajaran menggunakan media tik tok. dengan mengklik tautan ini. 

Memotivasi siswa untuk menggunakan waktu sebaik mungkin untuk hal yang bermanfaat, seperti membaca buku.

 

3.      3. Modul 1.3. Visi Guru Penggerak

Mewujudkan Pelajar Pancasila di SDN Panongan II dengan meninjau ulang visi-misi SDN Panongan II bersama dewan guru dan kepala sekolah, Ibu Hj. Emi Suhaemi,S.Pd.SD. Saya juga melakukan wawancara dengan beberapa murid kelas 4,5,6, wali murid, dan guru terkait pembelajaran yang mereka inginkan di sekolah. Sehingga terumuskan visi SDN Panongan II sebagai berikut: "Terwujudnya peserta didik yang berakhlak mulia, berkarakter, peduli lingkungan serta berwawasan global dengan dilandasi iman dan takqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa  


  

4.      4. Modul 1.4. Budaya Positif

a.      Perubahan paradigma displin

Selama ini saya meyakini displin sebagai hal utama dalam mencapai kesuksesan. Displin yang saya yakini adalah pemaksaan terhadap suatu jadwal/aturan yang sudah dibuat. Setelah mendapatkan materi Budaya Positif, saya berusaha merubah mindset saya tentang displin. Bahwa displin sama dengan belajar bukan pemaksaan.

Saya juga berusaha menghilangkan ilusi-ilusi yang selama ini saya yakini dengan

·         Saya berusaha tidak memaksa murid melakukan suatu hal, jika murid tersebut tidak mau melakukan, namun tetap bertanya, “Apa yang kamu mau?” Kemudian memberikan murid pilihan.

·         Berusaha tetap memberikan apresiasi bintang kepada semua siswa yang sudah mengirimkan tagihan hasil belajar. Namun tetap membangun dialog kepada siswa tentang manfaat belajar dan mengirimkan tagihan hasil belajar.

b.      Praktik keyakinan kelas



Saya bersama siswa membuat keyakinan kelas secara daring. Dan melakukan praktik pendalaman keyakinan kelas secara tatap muka. 
Siswa menuliskan hal yang dilakukan dan Sehingga terumuskan keyakinan kelas 6 yang disingkat 4 S :

·         Semangat belajar

·         Suka bertanggung jawab

·         Saling menghormati

·         Saling menolong

Agar keyakinan kelas dipahami bersama, Saya menggunakan keyakinan kelas tersebut sebagai presensi harian di grup kelas secara bergantian setiap harinya.

c.       Praktik segitiga restitusi



Saya juga mempraktikkan segitiga restitusi kepada Levina, murid kelas 6 yang hampir satu bulan tidak mengikuti pembelajaran daring. Meskipun ketika dicek dia sedang online. Ternyata Levina lebih suka belajar secara langsung/tatap muka di sekolah. Karena ketika jadwal tatap muka terbatas berlaku di SDN Panongan II, ia tidak pernah absen.

d.      Berbagi Praktik Baik dengan guru SDN Panongan II di Rabu Literasi

   

   Saya juga berbagi praktik baik tentang Budaya Positif kepada kepala sekolah dan dewan guru SDN Panongan II. Selain itu saya juga praktik membuat keyakinan kelas dengan dewan guru. 

e.  Kumpulan Puisi 

Dalam perjalanan Pendidikan Guru Penggerak ini Saya kadang terhenyak, dan merenung. Renungan dan refleksi pemahaman materi Saya tuangkan dalam bentuk puisi. Beberapa puisi Saya unggah diblog dengan menklik tautan ini

1. Sesal 

2. Cermin Diri

3. Kicauan Ruang Kelas 

4. Rindu

5. Curah Pendapat

6. Sekolahku

7. Menanam Sayur


E. Ucapan Terima Kasih

Aksi nyata ini takkan berjalan sukses tanpa dukungan dari semua pihak yang dengan tulus ikhlas membantu, memotivasi dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk berbagi dan mengembangkan diri. 

Ucapan terima kasih kepada suami, Eko Wisnu W atas dukungan dan waktu-waktu yang penulis habiskan di depan laptop. Untuk anakku, "Terima kasih untuk pengertianmu. Maafkan mamah yang kadang menduakanmu". 

Terima kasih kepada Ibu Fasilitaor, Ibu Dwi Yoga Peni Hadyanti,M.Pd dan Ibu Hj. Wakhida Nurhayati,M.Pd atas ilmu dan motivasinya yang luar biasa dalam mendampingi saya di pendampingan individu



Tak lupa kepada Kepala SDN Panongan II, ibu Hj.Emi Suhaemi,S.Pd.SD. Hatur nuhun atas dukungan dan motivasinya. Kepada segenap teman seperjuangan dewan guru SDN Panongan II terima kasih atas kerjasamanya. Dengan Bersama Kita Bisa!

Teruntuk anak-anakku siswa kelas 4,5, dan 6 SDN Panongan II, terima kasih atas bantuannya. Tak luput, kepada semua wali murid SDN Panongan II, terima kasih yang sedalam-dalamnya. 



Aksi nyata juga dapat di saksikan di youtube dengan link ini