a.Praktik
mindfulness dapat mencegah stress. Dengan mempraktikkan STOP (Berhenti sejenak
dari semua aktifitas, tarik napas dalam,
menikmati setiap hembusan dan udara masuk, amati apa yang saya rasakan dalam
tubuh saya, baru melanjutkan aktifitas saya kembali) ketika banyak pikiran atau
banyaknya amanah yang ada di pundak Saya
b.Pentingnya
seorang guru mengenali emosi siswa agar proses kegiatan belajar mengajar
bermanfaat dan menyenangkan bagi murid dan sukses sesuai tujuan, yaitu
kebahagiaan dan keselamatan anak.
c.Tips-tips pembelajaran
sosial emosional. Bagaimana Saya dapat mengajarkan anak mengenali emosinya
sendiri dengan teknik memeriksa perasaan diri dan mengidentifikasi emosi. Pembelajaran pengelolaan emosi dengan
strategi Latihan Menyadari Kondisi (Body Scanning). Membuat puisi akrostik
untuk mengenali hal positif pada diri murid
1.2 Hal
penting yang Saya pelajari pada modul 2.2. Pembelajaran Sosial Emosional
a.Praktik mindfulness
dengan STOP
Kala lelah mendera
fisik dan psikologi akibat bermacam aura negative yang tidak sengaja
menghampiri diri. Saya melakukan ini :
·Stop : berhenti dari semua aktivitas apapun
·Take a deep breath: tarik napas dalam dengan berkesadaran penuh,
menikmati setiap hembusan udara keluar dan masuk hidung, merasakan tekanan otot
perut kala menahan napas
·Observe : amati apa yang ada dilingkungan sekitar. Apa yang terjadi
? Menghadirkan Sang Maha Pencipta di setiap pengamatan
·Proceed/lanjutkan setiap aktifitas semula
b.Pentingnya
mengajarkan Pembelajaran Sosial Emosional kepada murid. Dimulai dari murid
mengenali emosinya sendiri, cara mengelola emosi, membangun kesadaran social,
empati, membangun relasi dan berlatih membuat sebuah keputusan yang bertanggung
jawab. Hal ini jika terus menerus dilatih sejak dini akan menghasilkan pribadi
manusia Indonesia yang tangguh, memiliki daya juang dan reseliansi yang tinggi.
2.Satu hal
yang ingi coba dan terapkan dalam kelas
Membuat
puisi akrostik dengan nama diri. Meskipun belum sukses karena siswa masih perlu
latihan lagi.
Sepasang suami istri
menyelesaikan makan malam dengan cepat.Menjadi kebiasaan Sang Suami membaca buku atau apa pun sebelum tidur.
“Baca apa, Mas?” tanya
Si istri sambil meletakkan scangkir teh lemon madu
“Mas penasaran,
mengapa Mama mewariskan buku begitu banyak.” sahut Sang suami sambil melihat
dua lemari penuh buku.
Sang Suami membuka
alamat email mylovelyfatih@gmail.com tempat surat-surat
elektronik dari Mamanya.
Tangerang,
Juli 2021
Teruntuk
Mas Fatih, Sholihnya Mamah dan Ayah.
Apa
kabar Mas? Semoga ketika Mas membaca surat ini, Mas dan keluarga dalam keadaan
sehat.Amin.
Saat
Mama menulis surat ini, Mama baru sembuh dari sakit pasca vaksin Covid-19 yang
kedua. Mama menulis surat ini, sambil menemanimu main pasir kinetik warna hijau.
Yang Mas masukkan ke truk mainan.
SaatSD , Mas pernah bertanya,” Mengapa Mama
sangat suka membelikanku buku ?”
Bahkan
Mama rela ikut arisan atau kredit buku demi membelikanmu buku. Kamu ingat, buku
apa yang pertama Mama belikan? Ya, buku “Muhammad Teladanku”. Karena Mama
berharap kamu punya idola terbaik di dunia. Selain itu Rasul Muhammad SAW dapat
memberikan menolong kita di akhirat. Buku kedua yang Mama belikan adalah “Sains
Quran Menakjubkan”. Mamah berharap kamu mengenal keajaibanAl Quran dari sudut pandang Ilmu Pengetahuan.
Mama
ingin, Mas dapat merasakan manfaat membaca buku seperti yang Mama rasakan.
Menjadikan buku sebagai teman setia. Mama tidak ingin Mas merasakan susahnya
mencari bahan bacaan yang berkualitas seperti Mama kecil dulu.
Saat
Mama masih SD, sulit mendapatkan buku cerita. Selain perpustakaan sekolah
dipenuhi buku pelajaran dan minim buku cerita. Pun perpustakaan sekolah menjadi
tempat pilihan terakhir untuk dikunjungi. Karena perpustakaan mirip gudang bau
tak terawat. Buku bertebaran tidak beraturan di rak keropos.
Mama
bersyukur mempunyai Kakak seorang guru. Karena di rumah kakekmu, Ommu
menyediakan sebuah ruangan khusus untuk belajar. Lengkap dengan buku-buku
tersusun rapi di atas rak buku buatan kakekmu. Meskipun rak didominasi buku
pelengkap kejar paket A tak mengurangi semangat Mama untuk mencamil kata demi
kata dari buku tersebut.
Sambil
menunggu drama radio “Saur Sepuh” setiap jam 16.00 WIB, Mama pasti membaca buku.
Salah satu buku kesukaan Mama berjudul “Siapa Punya Kuali Panjang”. Buku itu
menceritakan seorang wanita cantik nan kaya yang kebingungan memasak ikan besar
dan panjang hasil tangkapan suaminya. Ia keliling kampung untuk meminjam kuali
panjang. Tiba di gubug yang dihuni seorang wanita sederhana.
Wanita
itu berkata,” Mengapa tidak kamu potong ikan itu supaya bisa masuk ke kuali?”
Mungkin
ini hanya cerita sederhana, namun sangat membekas bagi Mama. Bahwa menjadi
seorang istri harus cerdas. Kecerdasan tidak hanya dari sekolah formal. Namun
dapat dimulai dari bersahabat dengan buku.
Menginjak
masa putih biru, Mama sangat terkesan dengan guru Bahasa Indonesia Mama. Bu
Endang namanya. Mulut Mama sampai ternganga kala mendengar Beliau membacakan
puisi di depan kelas. Mama merasa jatuh cinta dengan puisi. Mulai penjelajahan
mencicipi macam-macam buku puisi di perpustakaan. Dari karya Chairil Anwar
sampai Sutardji Caloum Bachri Mama lahap sampai mabuk. Selain itu kata orang,” Orang yang sedang
jatuh cinta mudah membuat puisi.” Betul, Mama merasakannya. Satu buku tulis,
penuh coretan puisi Mama. Namun sayang buku itu raib, kala Mama merantau ke
Tangerang.
Memasuki
masa putih abu-abu, Mama sekolah di SMAN 2 Magelang. Sekolah favorit kedua kala
itu. Awalnya Mama merasa rendah diri. Anak kampung dengan ibu tak bisa baca,
sedang ayah hanya lulusan Sekolah Rakyat. Mama mengalihkan rasa itu dengan
banyak membaca buku. Perpustakaan adalah tongkrongan pertama kala jeda
pelajaran. Karena uang saku hanya cukup untuk beli minum dan kue pengganjal
perut.
Di
sekolah ini, Mama berkenalan dengan surga membaca dan menulis. Kelas satu, Mama
diwajibkan membaca buku novel berbahasa Inggris. Menterjemahkan dan membuat
sinopsis dalam Bahasa Inggris. Sinopsis harus diketik rapi dan dijilid. Guru
PAI, memberikan tugas membaca dan menulis rangkuman Tafsir Al Quran (Tafsir Al
Misbah)
Memasuki kelas dua
SMA, Mama terpilih menjadi ketua pertama “Koperasi Wasis”. Koperasi yang beranggotakan
semua guru dan siswa. Di akhir periode, Mama diwajibkan pidato untuk
mempertanggungjawabkan satu tahun kepemimpinan Mama. Saat itu Mama ingin
menangis.
Semalam suntuk tidak bisa tidur, "Apa yang harus aku
lakukan?"
Mama ingat pernah membaca buku berjudul " Koperasi Indonesia".
Mama pinjam ulang buku itu di perpustakaan. Menghafalkan pidato dari lampiran
di buku tersebut. Akhirnya Mama sukses memberikan pertanggung jawaban di depan
Kepala Sekolah, Dewan Guru, dan teman seangkatan berkat sebuah buku.
Selain itu, menjadi kewajiban setiap siswa yang
mau naik kelas 3 untuk membuat sebuah karya ilmiah. Karena Mama masuk jurusa
Ilmu Sosial (A3), Mama harus membuat karya ilmih tentang Ilmu Sosial. Mama
bingung mau membuat karya ilmiah tentang apa. Kalau tentang Koperasi Mama harus
survei ke koperasi di lingkungan sekitar. Sedang Mama anak kampung. Di sekitar
rumah Mama belum ada koperasi.
Mama konsultasi dengan guru pembimbing, Bu
Titik, Guru Bahasa Indonesia. Beliau menyarankan, kalau tidak bisa menemukan
koperasi untuk bahan karya ilmiah, Mama bisa menggunakan literasi pustaka. Jadi
tidak harus melakukan survei. Hanya harus banyak membaca buku.
Mama memberanikan diri mengajukan judul karya
ilmiah “ Apresiasi Instrinsik Sastra Pujangga Lama dan Baru”. Mas tahu reaksi
Bu Titik tentang judul Mama?
“Sepanjang Aku mengajar Bahasa Indonesia, lebih
dari dua puluh tahun, baru kamu yang membuat karya ilmiah Bahasa
Indonesia,”kata Bu Titik berkaca-kaca, sambil menyerahkan tumpukan buku koleksi
Beliau untuk Mama jadikan tambahan referensi.
Mama mulai mabuk novel saat kelas tiga SMA.
Karena di perpustakaan sekolah jumlah novel terbatas Mama mulai mencari
pinjaman ke temen. Kebetulan di belakang sekolah Mama ada sebuah tempat
penyewaan buku. Agar Mama bisa menyewa novel, Mama menjadi tukang cuci piring
di sebuah rumah makan setiap hari Minggu.
Setelah lulus SMA, Orang tua Mama tidak sanggup
menyekolahkan Mama. Mama memutuskan untuk bekerja di Tangerang. Di tahun kelima
bekerja, Mama berkenalan dengan komunitas mengaji. Di komunitas tersebut ada
kewajiban kultum dan membaca buku. Membuat Mama bercita-cita mempunyai
perpustakaan pribadi. Mama mulai berlangganan majalah Ummi atau Annida. Mulai
menyisihkan uang untuk membeli buku. Meski hanya satu tahun satu buku.
Mama merasakan banyak manfaat dari membaca buku.
Salah satunya saat Mama akhirnya memutuskan menjadi seorang guru. Mama harus
bisa berbicara di depan umum. Mama merasa keberanian itu dimulai sejak Mama
berkenalan dengan buku Koperasi Sekolah saat SMA.
Selain itu, Mama bisa menjadi lebih bijaksana.
Semakin banyak buku yang Mama baca, Mama dapat memandang suatu masalah dari
sudut pandang berbeda. Mama menjadi lebih bijaksana, lebih optimis menghadapi
hidup. Yang paling penting Mama merasa sehat dan bahagia dengan membaca buku. Dengan
membaca buku, otak Mama bekerja, menelusuri huruf demi huruf. Kemudian
menangkap makna tersirat dan tersurat dari buku tersebut. Semoga Mas dan
keluarga meneruskan cita-cita Mama untuk mencintai buku.
“Mama, terimakasih untuk
semua buku yang pernah Mama bacakan untukku. Meski banyak buku digital saat
ini, kehadiran warisan buku secara fisik peninggalan Mama tetap tak
tergantikan, ” lirih Sang Suami
Sambil menggengam tangan
Sang suami, Siistri berkata, “ Akupun
merasakan banyak manfaat dari warisan Mama di lemari itu. Aku dapat membacakan
anak-anak cerita , sukses memasak enak untuk keluarga dan bisa mengatasi
perbedaan komunikasi diantara kita karena buku Mama.Terima kasih, Ma!”
Tulisan ini telah dibukukan dalam Buku Antologi KMA -OP 31 Sahabat Guru Super Indonesia dengan editor dan mentor Master Eka Wardana
Setelah mengikuti kelas ini Saya
(Lasmi Ningsih) menjadi pribadi yang positif, buktinya:
Saya berusaha memandang
permasalahan menulis yang dihadapi sebagai tantangan untuk menemukan solusi ,
ilmu dan pengalaman baru, bahkan saudara
baru. Menggali kenangan dan perasaan akan interaksi dengan buku dari kecil,
membentuk karakter dan kepribadian Saya saat ini. Pepatah mengatakan,” Masa
lalu membentuk masa depan”
Pembelajaran daring atau
tatapmuka mempunyai keuntungan dan
kerugian. Di Kabupaten Tangerang, pembelajaran daring dimulai sejak tanggal 16
Maret 2019. Saya bersyukur kepada Allah SWT atas diberlakukannya pembelajaran
dari rumah ini. Saya dan25 murid saya
terhindar dari bencana.Karena pada
tanggal 31 Maret 2019 pukul 09.00 WIBruang kelas Saya roboh.Saya
tidak bisa membayangkan andai Saya dan anak murid belajar tatap muka.
Guru professional senantiasa
melakukan refleksi setelah melakukan pembelajaran. Dalam skala kecil refleksi
bermanfaat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Lebih luas lagi
refleksi pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa.
Seperti apa wajah Indonesia di masa datang, salah satunya tergantung dari mau
tidaknya guru melakukan refleksi di kelas.
Refleksi guru meliputi ketercapaian
tujuan pembelajaran, proses kegiatan belajar mengajar, penggunaan media
pembelajaran ,interaksi antara guru, dan siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung serta sarana prasana. Baik kekurangan ataupun kelebihannya. Jika
pada semester sebelumnya kita mengajar daring seadanya. Dengan refleksi, kita berusaha
mengajar daring lebih berkualitas.
Membangun sinergi antara guru dan
orang tua murid menjadi salah satu kunci kesuksesan pembelajaran daring di masa
social distancing akibat pandemi Covid-19.
Beberapa hal berbeda perlu dipersiapkan dan dilakukan guru sebelum memasuki
tahun ajaran baru 2020-2021. Dengan harapan pembelajaran daring sukses,
anak-anak gembira belajar, dan orang tua pun terhindar dari stress.
Yang pertama, guru hendaknya
berkenalan atau melakukan orientasi dengan calon orang tua/wali murid baru. Hal
ini dapat dilakukan dengan hadir ketika pembagian rapot kelas sebelumnya.
Sebelum pembagian rapot tentu saja guru sudah mendapatkan pembagian tugas
mengajar dari kepala sekolah.
Apa saja yang dibicarakan ketika
masa orientasi? Guru memperkenalkan diri sebagai wali kelas baru. Selanjutnya
guru juga memberikan gambaran seperti apa pembelajaran yang akan dilakukan
selama 6 bulan kedepan. Media pembelajaran apa yang akan dipakai dengan
mempertimbangkan keterbatasan orang tua tentunya. Sehingga orang tua tidak
merasa keberatan dan targetpembelajaran
pun tercapai.
Hal yang tak kalah penting adalah
tingkat kepenguasaan guru akan teknologi informasi untuk menunjang
pembelajaran. Jika pada awalnya guru merasa terpaksa belajar teknologi, saat
ini guru harus dengan sadar berlaridengan gembira mengejar ketertinggalan teknologi. Jika tidak,
pembelajaran akan monoton. Sebatas memberikan tugas, baca materi pelajaran,
kerjakan lembar kerja siswa. Akibatnya anak merasa bosan dan enggan mengikuti
pelajaran.
Persiapan yang tak kalah penting
dalam pembelajaran daring ini, guru membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran.
Akan seperti apa guru mengajar dikelas hendaknya tertuang dalam rencana ini.
Berdasarkan Surat Edaran Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 14 tahun 2019,
hanya 3 komponen yang ada dalam RPP selain identitas sekolah dan mata
pelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian
pembelajaran.
Tujuan Pendidikan Nasional
Indonesia berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 adalah mengembangkan potensi peserta
didik menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan tujuan di atas,
tujuan pembelajaran dalam RPP hendaknya memuat kompetensi kognitif, psikomotor
dan sikap siswa. Kegiatan pembelajaran pun dimodifikasi berbasis proyek dan
lingkungan dengan mengakomodir delapan kecerdasan siswa. Kecerdasan
spasial-visul, interpersonal, musik-ritmik, linguistik-verbal, naturalis,
badan-kinestetik, intrapersonal dan logis-matematis (Bobbi de Potter). Selain
itu penilaian pembelajaran pun diambil dari tiga ranah, kognitif, psikomotor
dan afektif.
Pekan pertama tahun ajaran baru
atau masa liburan dapat digunakan guru untuk perkenalan dengan siswa yang akan
kita ajar. Kalau dalam keadaan normal kita bisa melakukan masa perkenalan ini
satu pekan pertama secara langsung. Pada pembelajaran daring ini kita dapat
melakukan perkenalan lewat whatsapp atau
media yang sudah disepakati dengan orang tua. Guru menanyakan cita-cita siswa
dan cara meraih cita-cita tersebut, pelajaran yang disenangi, serta cara
belajar seperti apa yang didinginkan di kelas.
Membangun kominikasi positif
antara guru dan siswa, siswa dan siswa saling
menghormati penting untuk menumbuhkan kepercayaan. Dengan harapan proses
pembelajaran daring berlangsung menyenangkan, tujuan pembelajaran
tercapai,kualitas pendidikan Indonesia pun meningkat.
Juli 2020
Profil
Penulis
Cita-cita tertinggi Lasminingsih sebagai guru penulis, menulis sebagai media
menuangkan ide yang dapat dinikmati lepas
dari dimensi ruang dan waktu . Media refleksi, introspeksi dan inspirasi.
Manifestasi rasa syukur akan anugerah dan nikmat yang Allah SWT berikan. Semoga berlimpah sebagai amal
jariyah, kala badan telah berkalang tanah. Insya Allah.Aamiin
Puisi ini merupakan hasil karya siswa dalam praktik pembelajaran puisi akrostik dengan nama diri. Sebagai salah satu alternatif pembelajaran sosial emosional siswa
Pendidikan Guru Penggerak merupakan rangkaian program "Merdeka
Belajar" yang dicanangkan Mentri Pendidikan, Riset, dan Teknologi, Bapak
Nadiem Makarim. Sebagai suatu program yang bertujuan untuk menyiapkan para
pemimpin pendidikan Indonesia masa depan, mampu mendorong tumbuh kembang murid
secara holistik. Dan secara proaktif berbagi praktk baik dengan tujuan
mengembangkan guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang
berpusat kepada murid. Guru Penggerak diharapkan sebagau teladan dan agen
perubahan dalam ekosistem pendidikan dalam mewujudkan profil Pelajar Pancasila
Dimulai dari mengubah paradigma guru terhadap pendidikan dan peserta
didik, mengimplementasikannya di kelasnya. Kemudian berbagi praktik bersama
guru-guru di sekolahnya masing-masing dan berlanjut ke komunitas praktisi
dilingkungan setempat.
Program ini dilaksanakan selama 9 bulan dengan sistem on job
training dimana guru yang ikut dalam program guru penggerak ini masih
tetap dapat melaksanakan kewajiban utamanya sebagai guru.
B.Latar Belakang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bahwa pendidikan diselenggarakan
agar setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab”.
Visi dari
Kabupaten Tangerang “Mewujudkan
masyarakat Kabupaten Tangerang yang Religius, Cerdas, Sehat dan Sejahtera”
Visi SDN Panongan II Tahun
2021/2022
"Terwujudnya peserta didik yang berakhlak mulia,
berkarakter, peduli lingkungan serta berwawasan global dengan dilandasi iman
dan takqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
C.Tujuan Aksi Nyata
Terwujudnya profil Pelajar Pancasila
yang :
Beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlaq mulia
Mandiri
Kreatif
Inovatif
Bergotong royong
Berkebhinekaan Global
D.Laporan
Aksi Nyata
1.1. Modul 1.1. Filosofi Pendidikan
Menurut Ki Hadjar Dewantara
Sebelum mengikuti program guru
pendidikan guru penggerak, saya melayani murid secara jarak jauh sebatas jam
mengajar dari jam 07.00 sampai jam 14.30 WIB. Namun setelah belajar filosofi Pendidikan
Ki Hadjar Dewantara, Saya berusaha memberikan pelayanan lebih kepada murid.
Memang belum bisa 24 jam penuh, tapi setidaknya saya selalu membalas pertanyaan
atau chat anak di grup wa kelas atau chat pribadi tanpa melihat jam kerja lagi.
Setelah mempelajari filosofi KHD,
Saya berusaha merubah mindset Saya
tentang peserta didik. Bahwa sejatinya setiap peserta didik adalah unik dengan
setiap kecerdasan yang dimilikinya. Sejak lahir siswa telah dianugerahi kodrat
alam. Gurulah sebagai penuntun tumbuh kembang kodrat tersebut untuk mencapai
kebahagian dan keselamatan yang selaras dengan perkembangan jaman.
Agar rencana tindakan aksi nyata
saya terpantau dengan jelas, saya membuat program penerapan Filosofi Pendidikan
di kelas 6 dan di SDN Panongan II berserta timelineny.
Mensosialisasikan salam dan bahagia di kelas dengan menggunakan sapaan itu
sebagai presensi harian. Saya memakai salam ini karena kata “ salam dan bahagia”
mengandung filosofi yang dalam. Salam mengandung arti keselamatan dan
kesejahteraan untuk yang mengucapkan dan yang membalasnya. Sedang bahagia
merupakan sebuah kata kerja yang dengan mengucapkannya semoga dapat membawa
kebahagiaan baik bagi Saya sebagai guru maupun siswa di kelas.
Saya juga berbagi praktik baik
tentang Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara kepada semua dewan guru dan
kepala sekolah di SDN Panongan II. Puji syukur, kepala SDN Panongan II, Ibu
Hj.Emi Suhaemi,S.Pd. SD. Mendukung dan memberikan saran atas semua program yang
Saya buat. Pun dengan dewan guru di SDN Panongan II. Mereka berpartisipasi
aktif dalam setiap program yang kita sepakati bersama.
2.2. Modul 1.2. Nilai dan Peran Guru
Penggerak
Penerapan nilai guru penggerak yang
saya lakukan antara lain:
a.Akar
kata mandiri adalah komitmen. Saya berusaha komitmen dengan program yang saya
buat demi mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
b.Berusaha
melakukan refleksi pekanan dari setiap aktifitas yang saya lakukan dengan
menulis jurnal mingguan dan di unggah di LMS. Menggali perasaan yang saya
rasakan, mengambil hikmah/pembelajaran dari setiap kegiatan yang sudah saya
buat sebelumnya. Kemudian membuat rencana tindak lanjut demi perbaikan program
yang saya buat.
c.Salah
satu tindakan aksi nyata Saya berpihak pada murid adalah mengintegrasikan
pembelajaran PPKN untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang pertama yaitu,
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlaq mulia. Adapun
cara yang saya lakukan dengan meminta tagihan aktifitas ibadah harian kepada
semua murid. Tagihan sholat lima waktu bagi muslim dan tagihan aktifitas ke
gereja bagi nasrani. Tagihan tersebut terdokumentasikan dalam bentuk laporan
bulanan yang wajib di tanda tangani orang tua sebelum diserahkan ke guru. Selain
itu siswa juga mengirim foto atau video saat melakukan ibadah sholat lima
waktu.
d.Saya
juga berkolaborasi dengan guru Bahasa Sunda dalam praktik menanam sayur di
sekolah sebagai tagihan pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan pada pelajara
IPA.
e.Saya
berusaha membuat inovasi tagihan hasil belajar siswa. Membebaskan siswa membuat
tagihan hasil belajar sesuai dengan bakat/minat nya. Ada beberapa anak yang
mengirimkan puisi menanam, video praktik menanam tumbuhan, dan gambar digital saat menanam tumbuhan.
Peran Guru Penggerak :
a.Menjadi
Pemimpin Pembelajaran
Saya saya mengikuti program ini,
pembelajaran di kelas saya masih daring. Saya berusaha memfasilitasi
keterbatasan siswa dalam mengakses internet dengan pembelajaran berdiferensiasi
proses. Kelas saya menggunakan media whatsapp
dalam pembelajaran daring. Ada beberapa murid hanya mempunyai paket chating sehingga jika Saya mengirimkan
link video pembelajaran ada murid yang tidak bisa mengakses. Saya mencoba
menangkap gambar dari video tersebut dan menjelaskan melalui pesan suara. Jika
ada siswa yang tidak belajar daring, murid datang ke sekolah untuk belajar
langsung. Namun tetap mematuhi protokol kesehatan dan dibagi dalam beberapa
sesi. Maksimal satu sesi dua orang.
Menyiapkan media pembelajaran dengan membuat video yang diunggah di youtube
b.Menggerakkan
komunitas Praktisi
Sebelum membuat melakukan aksi
nyata, Saya berusaha membuat program dengan timeline sejelas mungkin. Video rencana aksi nyata saya dapat dibuka di link ini
Saya
senantiasa mengkomunikasikan program tersebut dengan kepala SDN Panongan II,
Ibu Hj.Emi Suhaemi,S.Pd.SD. Atas saran dan masukan dari Beliau dan kesepakatan
dengan dewan guru di SDN Panongan II terumuskan program unggulan di SDN
Panongan II tahun 2021/2022 sebagai berikut:
1)Senin
Displin di pekan 1.
Penanggung jawab M.Anen Hernawan,S.Pd,
Maryanti,S.Pd, dan Sri Pudiyeti,A.Ma.
Jenis kegiatan : Rapat evaluasi
kegiatan belajar mengajar, info kedinasan, dan rencana tindak lanjut program
Foto kegiatan :
2)Selasa
Sehat di pekan ke 2.
Penanggung jawab Roni Herman Permana,S.Pd,
Desi Ayu Suminar,S.Pd, Nani Kurniasih,S.Pd.
Jenis kegiatan : Permainan kucing
tikus dan gobak sodor yang disiarkan langsung di facebook dengan klik tautan ini
Jenis kegiatan : Upacara penurunan
bendera setengah tiang, 30 September 2021
Foto kegiatan:
5)Jumat
Rohis di pekan ke 4
Penanggung jawab: Sri
Hernawati,S.Pd.I, Joko Pramono,S.Pd., Ani Kurniawan, S.Pd.
Jenis kegiatan :
·Pengajian
Jumat dengan membaca Q.S Yaasin dan tahlil
disiarkan langsung di facebook dengan menklik tautan ini
·Pengajian
Jumat membaca Al Matsurat bersama.
Karena
masih masa pandemic Covid-19 untuk sementara program di atas hanya untuk guru.
c.Menjadi
Coach bagi Guru Lain
Mendampingi guru SDN Panongan II
dalam membuat soal online menggunakan google formulir dan Saya tautkan ke blog
SDN Panongan II. Saya juga menjadi admin blog tersebut.
d.Mendorong
Kolaborasi antar Guru
Sebuah program tidak akan sukses
jika dilakukan sendirian. Saya berusaha mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki
semua guru di SDN Panongan II untuk berkontribusi dalam setiap program yang saya
buat. Misal: Bermusyawarah tentang penanggungjawab setiap program unggulan,
meminta masukan dan refleksi atas capaian program yang saya buat selama
mengikuti pendidikan guru penggerak.
e.Mewujudkan
Mepemimpinan Murid
Saya memotivasi siswa untuk
merefleksikan pemahaman atas suatu materi pembelajaran menggunakan media tik
tok. dengan mengklik tautan ini.
Memotivasi siswa untuk menggunakan waktu sebaik mungkin untuk hal yang
bermanfaat, seperti membaca buku.
3.3. Modul 1.3. Visi Guru Penggerak
Mewujudkan Pelajar Pancasila di SDN
Panongan II dengan meninjau ulang visi-misi SDN Panongan II bersama dewan guru
dan kepala sekolah, Ibu Hj. Emi Suhaemi,S.Pd.SD. Saya juga melakukan wawancara
dengan beberapa murid kelas 4,5,6, wali murid, dan guru terkait pembelajaran
yang mereka inginkan di sekolah. Sehingga terumuskan visi SDN Panongan II
sebagai berikut:"Terwujudnya
peserta didik yang berakhlak mulia, berkarakter, peduli lingkungan serta berwawasan
global dengan dilandasi iman dan takqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
4.4. Modul 1.4. Budaya Positif
a.Perubahan
paradigma displin
Selama ini saya meyakini displin
sebagai hal utama dalam mencapai kesuksesan. Displin yang saya yakini adalah
pemaksaan terhadap suatu jadwal/aturan yang sudah dibuat. Setelah mendapatkan
materi Budaya Positif, saya berusaha merubah mindset saya tentang displin.
Bahwa displin sama dengan belajar bukan pemaksaan.
Saya juga berusaha menghilangkan
ilusi-ilusi yang selama ini saya yakini dengan
·Saya
berusaha tidak memaksa murid melakukan suatu hal, jika murid tersebut tidak mau
melakukan, namun tetap bertanya, “Apa yang kamu mau?” Kemudian memberikan murid
pilihan.
·Berusaha
tetap memberikan apresiasi bintang kepada semua siswa yang sudah mengirimkan
tagihan hasil belajar. Namun tetap membangun dialog kepada siswa tentang
manfaat belajar dan mengirimkan tagihan hasil belajar.
b.Praktik
keyakinan kelas
Saya bersama siswa membuat keyakinan
kelas secara daring. Dan melakukan praktik pendalaman keyakinan kelas secara
tatap muka.
Siswa menuliskan hal yang dilakukan dan Sehingga terumuskan keyakinan
kelas 6 yang disingkat 4 S :
·Semangat
belajar
·Suka bertanggung jawab
·Saling
menghormati
·Saling
menolong
Agar
keyakinan kelas dipahami bersama, Saya menggunakan keyakinan kelas tersebut
sebagai presensi harian di grup kelas secara bergantian setiap harinya.
c.Praktik
segitiga restitusi
Saya juga mempraktikkan segitiga
restitusi kepada Levina, murid kelas 6 yang hampir satu bulan tidak mengikuti
pembelajaran daring. Meskipun ketika dicek dia sedang online. Ternyata Levina lebih suka belajar secara langsung/tatap
muka di sekolah. Karena ketika jadwal tatap muka terbatas berlaku di SDN Panongan
II, ia tidak pernah absen.
d.Berbagi
Praktik Baik dengan guru SDN Panongan II di Rabu Literasi
Saya juga berbagi praktik baik tentang Budaya Positif kepada kepala sekolah dan dewan guru SDN Panongan II. Selain itu saya juga praktik membuat keyakinan kelas dengan dewan guru.
e. Kumpulan Puisi
Dalam perjalanan Pendidikan Guru Penggerak ini Saya kadang terhenyak, dan merenung. Renungan dan refleksi pemahaman materi Saya tuangkan dalam bentuk puisi. Beberapa puisi Saya unggah diblog dengan menklik tautan ini
Aksi nyata ini takkan berjalan sukses tanpa
dukungan dari semua pihak yang dengan tulus ikhlas membantu, memotivasi dan
memberikan kesempatan kepada penulis untuk berbagi dan mengembangkan
diri.
Ucapan terima kasih
kepada suami, Eko Wisnu W atas dukungan dan waktu-waktu yang penulis habiskan
di depan laptop. Untuk anakku, "Terima kasih untuk pengertianmu. Maafkan
mamah yang kadang menduakanmu".
Terima kasih kepada Ibu
Fasilitaor, Ibu Dwi Yoga Peni Hadyanti,M.Pd dan Ibu Hj. Wakhida Nurhayati,M.Pd
atas ilmu dan motivasinya yang luar biasa dalam mendampingi saya di pendampingan individu
Tak lupa kepada Kepala
SDN Panongan II, ibu Hj.Emi Suhaemi,S.Pd.SD. Hatur nuhun atas dukungan dan
motivasinya. Kepada segenap teman seperjuangan dewan guru SDN Panongan II
terima kasih atas kerjasamanya. Dengan Bersama Kita Bisa!
Teruntuk anak-anakku siswa kelas 4,5, dan 6 SDN
Panongan II, terima kasih atas bantuannya. Tak luput, kepada semua wali murid
SDN Panongan II, terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Aksi nyata juga dapat di saksikan di youtube dengan link ini