1.
Belajar adalah proses mengetahui sesuatu, baik
secara konsep, praktik atau produk
2.
Perasaan saat belajar, di sekolah dasar kelas 1,
2 saya bahagia, kelas 3 SD saya bingung, karena umur saya belum cukup saat
masuk kelas 1 (umur 5 tahun kelas 1) , jadi saat kelas 3 tidak bisa mengikuti
pembelajaran dengan baik. Saya dapat 1
angka merah di kelas 3. Saat SMP dan SMA saya bahagia banget.
3.
Saya senang belajar di SMP karena banyak
pelajaran yang bisa saya gunakan saat ini untuk mengajar ,saya peroleh saat
SMP. Misal belajar seni musik 3 tahun. Belajar ilmu tata buku sederhana.
4.
Saya tidak senang belajar matematika saat kelas
1 SMA karena saya kurang suka sama guru matematika dan kimia
5.
Kejadian menyenangkan saya saat menjadi murid
kelas 2 SMP, saya diajak ke borobudur dan belajar berbicara langsung dengan
turis yang berasal dari luar negeri
6.
Kejadian yang kurang nyaman saat menjadi murid,
saat SMA. Bersama guru kimia, beliau lebih condong ke anak yang cantik dan
kaya. Memandang sebelah mata ke anak yang berasal dari kampung. Kebetulan saya
waktu itu sekolah di kota, sedang saya berasal dari kampung. Hal ini
berpengaruh sampai pas mau naik kelas 2 dan harus mengambil penjurusan saya
tidak mau ambil jurusan IPA, akhirnya masuk jurusan IPS. Seharusnya jurusan bahasa
berdasarkan tes IQ yang saya ikuti saat itu, kerena jurusan bahasa belum ada,
akhirnya masuk jurusan IPS
7.
Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris adalah
pelajaran yang saya sukai
8.
Alasan saya suka belajar bahasa Indonesia,
awalnya SD diikutkan lomba mengarang deskripsi tingkat kecamatan. Meski belum
menang, tetapi membuat saya suka belajar Bahasa Indonesia. Ditambah guru bahasa
Indonesia saya di SMP dan SMA saya adalah guru yang menyenangkan.
9.
Kegiatan belajar yang paling menarik, saya
diberikan tantangan untuk membuat resume buku Tafsir Al Qur’an untuk pelajaran
PAI, resume novel berbahasa Inggris pada pelajaran bahasa Inggris dan karya
ilmiah tentang periodisasi sastra pujangga baru dan pujangga lama sebagai
syarat kelulusan saat SMA.
Guru Bahasan Indonesia saya sampai terharu
karena sepanjang Beliau menjadi guru Bahasa Indonesia, baru saya yang mengambil
karya ilmiah bidang bahasa.
10.
Guru bahasa Indonesia SMP dan SMA karena Beliau
mengajar dengan menyenangkan. Mengapresiasi karya ilmiah saya, sampai Beliau
meminjamkan buku pendukung untuk studi pustaka karya ilmiah saya.
11.
Guru matematika dan kimia. Karena diskriminatif
12.
Guru yang membuat saya termotivasi untuk
belajar, adalah guru yang menyenangkan, mengapresiasi setiap capaian hasil
belajar murid dan tidak diskriminatif.
1.
Hal yang mendorong untuk menjadi pendidik saat
ini adalah terlibat dalam transformasi pendidikan yang sedang digalakkan
pemerintah melalui berbagai programnya, salah satunya program pendidikan guru
penggerak. Mengembalikan kejayaan Nusantara yang saya mulai dari membuat
perubahan di kelas menjadi kelas yang menyenangkan.
2.
Pendidik yang berusaha membuat kelas yang
menyenangkan, berusaha menumbuhkan potensi murid agar murid dapat mandiri
dengan potensinya tersebut.
3.
Profil pendidik yang ideal yang ingin saya capai
“ Pendidik yang dirindukan murid, membawa kebahagian untuk murid dalam mencapai
cita-citanya”
4.
Praktik belajar yang saya amati di sekitar saya,
guru belum mempunyai kepedulian yang tinggi tentang pentingnya belajar yang
menyenangkan. Guru sekedar mengajar, kasih catatan, ditinggal makan, ngobrol
dan tik tok an di ruang guru.
1.
Definisi belajar yang saya pahami adalah
kegiatan untuk mengetahui sesuatu, cara atau hal yang ingin diketahui
2.
Definisi pendidikan yang Saya pahami pendidikan
adalah proses untuk menjadi tahu secara terus menerus dan berkelanjutan
3.
Tokoh dan teori yang menjadi panutan dan
referensi dalam menjalankan peran Saya sebagai pendidik:
Tokoh yang menjadi panutan sebagai pendidik
Ø
Nabi Muhammad SAW sebagai teladan dalam segala
aspek kehidupan
Ø
Ki Hadjar Dewantara sebagai teladan nyata dalam
pendidikan berkultur kebudayaan Indonesia
Ø
R.A Kartini sebagai teladan wanita pembaharu
yang mempunyai pikiran out of the box, meminta guru ngajinya menerjemahkan Al
Qur’an ke dalam bahasa Jawa
Ø
Bobbi De Potter teladan dalam memandang semua
murid pintar dan memiliki kecerdasan majemuk
Ø
Munif Chatib, teladan dalam pemikiran beliau
bahwa pondasi membangun karakter building berbasis kecerdasan majemuk bersumber
dari nilai-nilai dalam ajaran Islam.
Pengalaman belajar yang
menyenangkan, penuh tantangan dan senantiasa diberi apresiasi positif oleh guru
saat SD sampai Perguruan Tinggi mempengaruhi
tujuan Saya bergabung dalam program Pendidikan Guru Penggerak sebagai Pengajar
Praktik. Bergabung menjadi Pengajar Praktik adalah cara Saya berkontribusi
dalam membangun transformasi pendidikan menuju profil Pelajar Pancasila.
Latar belakang dan prinsip yang Saya anut sebagai pendidik
mempengaruhi tujuan Saya bergabung dalam program Pendidikan Guru Penggerak
sebagai Pengajar Praktik.
Saya memiliki sejarah panjang sampai dititik menjadi seorang
guru. Bermula dari seorang karyawan pabrik, sambil kuliah terus jadi guru.
Prinsip Saya ingin menjadi pendidik yang dirindukan murid, mengajar berbasis
digital dan menyenangkan, bermanfaat
untuk lingkungan dan berharap melalui profesi pendidik inilah saya bisa masuk surga.
Dengan menjadi pengajar praktik saya dapat menginspirasi CGP
yang saya dampingi untuk terus menjadi guru yang tumbuh menjadi guru yang lebih
baik dari hari kehari. Baik untuk dirinya sendiri, murid, keluarga, dan masa
depan Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar