LAPORAN BEST PRACTICE
PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
TAHUN 2019 / 2020
PENERAPAN METODE PROBLEM BASED
LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERPIKIR KRITSI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
TENTANG PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM SURAT UNDANGAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI KELAS V SDN PANONGAN II TAHUN PELAJARAN 2019-2020
NAMA PESERTA : LASMININGSIH, S.Pd.SD
NUPTK :
7161755656300013
SEKOLAH /TEMPAT TUGAS : SD
NEGERI PANONGAN II
KABUPATEN/KOTA : TANGERANG
PROVINSI : BANTEN
MENTOR PEMBEKALAN : ARIF
FAHRUDIN,S.Ag.
KABUPATEN
TANGERANG
BANTEN
TAHUN 2019
DAFTAR
ISI
JUDUL …………………………………………………………………..1
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………………2
BIODATA PENULIS ………………………………………………………………….3
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….4
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………...5
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….. 6
A. Latar
belakang masalah…………………………………………………………6
B. Jenis
kegiatan …………………………………………………………………..8
C. Manfaat
kegiatan………………………………………………………………..8
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN…………………………………………….. 10
A. Tujuan
dan sasaran…………………………………………………………… 10
B. Bahan/materi
kegiatan…………………………………………………………10
C. Metode/
cara melaksanakan kegiatan …………………………………………11
D. Alat/instrument
………………………………………………………………. 17
E. Waktu
dan tempat kegiatan ………………………………………………….. 17
BAB III HASIL KEGIATAN…………………………………………………………18
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI………………………………………21
A. Simpulan
B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………23
LAMPIRAN ………………………………………………………………………….24
HALAMAN
PENGESAHAN
Pengembangan
dalam bentuk Best Practice berjudul ” Penerapan
Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan
Ketrampilan Berpikir Kritis dan Prestasi Siswa tentang Kalimat Efektif dalam Surat
Undangan pada Siswa Kelas V SDN Panongan II Tahun Pelajaran 2019-2020”
Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten
Nama :
LASMININGSIH, S.Pd.SD
Asal Sekolah :
SDN PANONGAN II
Telah disetujui dan disahkan pada / oleh
Hari :
Sabtu
Tanggal :
29 November 2019
kKepala SD N PANONGAN II
ROHMAN.S.Pd
NIP.197807172008011012
|
BIODATA
PENULIS
1
|
Nama
|
LASMININGSIH,S.Pd.SD
|
2
|
NIP
|
197708292006042007
|
3
|
NUPTK
|
7161755656300013
|
4
|
Jabatan
|
Guru SDN Panongan II
|
5
|
Pangkat
/ Gol.Ruang
|
IIIb/Penata Muda Tk 1
|
6
|
Tempat
/ Tanggal Lahir
|
Magelang, 29
Agustus 1977
|
7
|
Jenis
Kelamin
|
Perempuan
|
8
|
Agama
|
Islam
|
9
|
Pendidikan
Terakhir
|
S1 PGSD
|
10
|
Unit
Kerja
|
SDN Panongan II
|
11
|
Alamat
|
Green Sevilla Blok V 20 No 5, RT.04,
RW.08, Ciakar, Panongan, Kabupaten Tangerang
|
|
|
|
Tangerang,29
November 2019
Penulis
LASMININGSIH,S.Pd.SD
NIP.197708292006042007
|
KATA PENGANTAR
Assalammualaiku
m. Wr.Wb
Puji
syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya
sehingga
penulis
dapat menyelesaikan best practice dalam diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
melalui Peningkatan Kompetensi Berbasis Zonasi Kabupaten Tangerang peroide 26
Okteober s.d. 29 November 2019
Shalawat
salam tercurah untuk teladan utama, Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan
umat-Nya.
Ucapan
terimakasih tak terhingga kepada:
1. Kepala
Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang
2.
Kepala SD Negeri Cikupa 1, Hj.Empong,
S.Pd sebagaipenangggung jawab
pelaksanaan diklat
3.
Pengawas TK/SD Kecamatan Cikupa, Hj
Afidah,S.Pd, yang setia mendampingi saya selama pelatihan.
4.
Fasilitator terbaik, Ibu Anik Hartini,
S.Pd dan Bapak Arif Fahrudin,S.Pd, yang dengan sabar membimbing saya selama
pelaksanaan diklat PKP ini
5.
Kepala
SDN Panongan II yang telah memberi izin, kesempatan dan kepercayaan kepada
penulis untuk mengadakan penelitian ini seluas – luasnya
6.
Semua rekan guru di SDN Panongan II yang
telah memberi bantuan selama proses penelitian sampai dengan terwujud dalam
bentuk Best Practice ini.
7.
Suami dan anak - anak tercinta yang
selalu memberi dukungan doa dan memberikan kekuatan dalam setiap langkah.
8. Semua
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan berupa apapun dalam menyelesaikan best practice ini.
Penulis
menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini.
Waalaikumsalam
Wr.Wb
Tangerang,
29 November 2019
Penulis
Lasminingsih,
S.Pd.SD
BAB
1 PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis
Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan
meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah
kebijakan Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skitls {HOTS).
Keterampilan berfikir Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta
pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan
pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah
ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerja guru (KKG) SD dan
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan melalui gugus
atau rayon dalam zonasinya, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan
pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu
pendidikan di lingkungan terdekat,seperti status akreditasi sekolah, nilai
kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah, atau pertimbangan
mutu lainnya.
Hasil pengukuran capaian peserta didik
berdasar UN ternyata selaras dengan capaian PISA maupun TIMSS. Hasil UN tahun
2018 menunjukkan bahwa peserta didik-peserta didik masih lemah dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill)
seperti menalar, menganalisa, dan mengevaluasi.
Pemerintah mengharapkan
para peserta didik mencapai berbagai kompetensi dengan penerapan HOTS atau
Keterampilan Bepikir Tingkat Tinggi. Kompetensi tersebut yaitu berpikir kritis
(criticial thinking), kreatif dan inovasi (creative and innovative),
kemampuan berkomunikasi (communication skill), kemampuan bekerja sama (collaboration),
dan kepercayaan diri (confidence). Lima hal yang disampaikan pemerintah
yang menjadi target karakter peserta didik tersebut pada sistem evaluasi, yaitu
dalam UN dan juga merupakan kecakapan abad 21. Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi (High Order Thinking Skills/HOTS) juga diterapkan menyusul masih
rendahnya peringkat Programme for International Student Assessment (PISA)
dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS)
dibandingkan dengan negara lain, sehingga standar soal UN ditingkatkan untuk
mengejar ketertinggalan.
Salah
satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam
implementasi Kurikulum 2013 adalah Model Problem
Based Learning. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran
yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu
maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga
bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000).
Tujuan
PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada
permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep Higher Order Thinking Skills
(HOTS), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri, dan
keterampilan (Norman and Schmidt).
Karakteristik
yang tercakup dalam PBL menurut Tan (dalam Amir, 2009) antara lain: (1) masalah
digunakan sebagai awal pembelajaran; (2) biasanya masalah yang digunakan
merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang (ill-structured);
(3) masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple-perspective);
(4) masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di
ranah pembelajaran yang baru; (5) sangat mengutamakan belajar mandiri; (6)
memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja,
dan (7) pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Karakteristik
ini menuntut peserta didik untuk dapat menggunakan kemampuan berpikir tingkat
tinggi, terutama kemampuan pemecahan masalah.
Pada PBL, guru berperan
sebagai guide on the side daripada sage on the stage. Hal ini
menegaskan pentingnya bantuan belajar pada tahap awal pembelajaran. Peserta didik
mengidentifikasi apa yang mereka ketahui maupun yang belum berdasarkan
informasi dari buku teks atau sumber informasi lainnya.
Setelah melaksanakan
pembelajaran tematik terpadu dengan Model Problem
Based Learning., penulis menemukan bahwa kemaampuan tingkat tinggi siswa dan hasil belajar siswa meningkat. Oleh karena
itu penulis melaporkan perbaikan pembelajaran tersebut sebagai kegiatan best
practice berjudul” Penerapan Metode Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Kritis dan Prestasi Siswa tentang Kalimat Efektif dalam Surat
Undangan pada Siswa Kelas V SDN Panongan II Tahun Pelajaran 2019-2020”
B.
Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan
best practice atau praktik baik ini adalah kegiatan pembelajaran tematik
di kelas V SDN Panongan II untuk pasangan KD Bahasa Indonesia dan IPA, dengan
titik berat kepada materi tata kalimat tentang penggunaan kalimat efektif dalam
surat undangan resmi
C.
Manfaat Kegiatan
1. Bagi siswa
a. Siswa
akan lebih bergairah dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran.
b. Mempermudah
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
c. Terkontrolnya
tingkah laku positif siswa.
d. Menciptakan
suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada proses pembelajaran berlangsung.
e. Meningkatkan
hasil belajar siswa.
f.
Mengembangkan
pengendalian diri peserta didik;
g.
Memungkinkan
peserta didik mempelajari peristiwa secara multidimensi dan mendalam;
h.
Mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah;
i.
Mengembangkan kemampuan sosial dan keterampilan berkomunikasi
yang memungkinkan mereka belajar dan bekerja dalam tim;
j.
Mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah tingkat
tinggi/kritis;
k.
Mengintegrasikan teori dan praktik yang memungkinkan peserta
didik menggabungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru;
l.
Memotivasi pembelajaran;
m.
Peserta didik memperoleh keterampilan mengelola waktu; dan
n.
Pembelajaran membantu
cara peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.
o.
Mendorong
peserta didik mempelajari materi dan konsep baru ketika memecahkan masalah;
2.
Bagi
guru
a. Memperluas
wawasan.
b. Meningkatkan
profesional kerja.
c. Meningkatkan
peran guru sebagai Fasilisator.
d. Memberikan
motivasi untuk guru-guru yang lainnya.
e. Memperbaiki
kinerja guru dalarn proses pembelajaran Bahasa Indonesia
3. Bagi Sekolah
·
Menghasilkan output/lulusan yang mampu berfikir
kritis, kreatif dan inofatif dan berkarakter
·
Mempunyai tenaga pendidik yang
profesional, kreatif dan inovatif
·
Tercapainya visi dan misi SDN Panongan
II
·
Menjadi sekolah rujukan sekolah lain
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A.
Tujuan dan Sasaran
Tujuan
1.
Tujuan dituliskannya praktik baik ini
adalah sebagai salah satu syarat kelulusan penulis dalam mengikuti diklat
Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan Pembelajaran Kelas Cikupa, yang
diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang dari tanggal 2
November-30 November 2019.
2.
Meningkatkan kinerja dan kompetensi guru
dalam pengembangan pembelajaran berpikir tingkat tinggi di kelas (HOTS) yang
mengintergrasikan pembelajaran berkarakter, Gerakan Literasi Nasional dan
pembelajaran abad 21.
Sasaran
Sasaran
penulisan praktik baik ini adalah siswa kelas V SDN Panongan II, Kecamatan
Panongan , Kabupaten Tangerang tahun pelajaran 2019-2020. Siswa kelas V terdiri
dari 25 siswa dengan jumlah siswa 14 laki –laki dan 11 perempuan.
B.
Bahan dan Materi
Materi
kegiatan praktik baik adalah Tema 7 sub tema 3 mata pelajaran Bahasa Indonesia
No
|
KOMPETENSI
DASAR
|
INDIKATOR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
|
|
3.9 Mencermati penggunaan kalimat efektif dan
ejaandalam surat undangan ( ulang tahun, kegiatan sekolah, kenaikan kelas,dll
.)
|
3.9.1.
Mengidentifikasi penggunaa kalimat efektif pada
surat undangan
3.9.1.Mengedit ikan kosa non baku pada
surat undangan
|
|
Kompetensi
Keterampilan
4.9 Membuat surat undangan ( ulang tahun,
kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll. ) dengan kalimat efektif dan
memperhatikan penggunaan ejaan
|
4.9.1. Mencirikan kalimat efektif dan
tidak efektif pada surat undangan
4.9.2. Mencirikan kosa kata baku dan non
baku pada surat undangan
4.9.3. Membuat surat undangan dengan kalimat
efektif dan ejaan yang bener
|
C.
Cara/Metode Melaksanaan Kegiatan
Metode
yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menerapkan
pembelajaran tematik terpadu dengan model pembelajaran problem based
learning (PBL).
Berikut
ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan
penulis.
1. Pemetaan
KD
Pemetaan KD
dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat diterapkan dalam pembelajara
tematik. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas V, penulis
memilih tema 7. Peristiwa dalam Kehidupan, sub tema 3
Peristiwa Mengisi Kemerdekaan,
Pembelajaran 1
dengan materi pokok penggunaan kalimat efektif dalam surat undangan
2. Analisis
Target Indikator Pencapaian Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
No
|
KOMPETENSI
DASAR
|
TARGET
INDIKATOR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
|
|
KD Pengetahuan
3.9 Mencermati penggunaan kalimat efektif dan
ejaandalam surat undangan ( ulang tahun, kegiatan sekolah, kenaikan kelas,dll
.)
|
3.9.1. Mengidentifikasi penggunaa kalimat efektif
pada surat undangan
3.9.1.Mengedit ikan kosa non baku pada
surat undangan
|
|
Kompetensi
Keterampilan
4.9 Membuat surat undangan ( ulang tahun,
kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll. ) dengan kalimat efektif dan
memperhatikan penggunaan ejaan
|
4.9.1. Mencirikan kalimat efektif dan
tidak efektif pada surat undangan
4.9.2. Mencirikan kosa kata baku dan non
baku pada surat undangan
|
3. Pemilihan
Model Pembelajaran
Model
pembelajaran yang dipilih adalah problem based learning (PBL) dengan memasukkan pembelajaran abad 21
4. Merencanakan
kegiatan Pembelajaran problem
based learning (PBL)
Pengembangan
desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang
dilakukan sesuai dengan sintak PBL.
Berikut ini adalah rencana kegiatan
pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model PBL.
Sintak Model Pembelajaran
|
Guru
|
Siswa
|
Orientasi Masalah
|
Kegiatan Inti:
1.
Siswa mengamati tayangan video
2.
Guru
bertanya, “ Apa yang anak-anak lihat dari tayangan video tersebut (HOTS : Critical Thingking)
3.
Berdasarkan jawaban siswa, guru menampilkan 2 surat
undangan berbeda
4.
Siswa membaca dan mengamati dua surat undangan yang
ditampilkan guru. (HOTS : Critical Thingking) ;(GLN : Literasi baca tulis)
5.
Guru bertanya, “adakah perbedaan dari kedua undangan
di depan?
(HOTS :
Critical Thingking)
6.
Siswa
mendiskusikan perbedaan dan menuliskan dalam LKPD 1 (HOTS : problem solving); (Pembelajaran abad 21: Collaborative)
7.
Siswa mempresentasikan hasil diskusi, kelompok lain
menangapi, guru sebagai fasilitator.(Pembelajaran abad 21: Komunikatif);
8.
Guru menanyakan kepada siswa, “ Apa yang membedakan
kedua kalimat dalam surat undangan? (Pembelajaran abad dan HOTS 21: critical thingking)
9.
Siswa berdiskusi menentukan kalimat efektif dan
bukan efektif pada surat undangan pada LKPD 1 (Pembelajaran abad 21: Collaborative)
10.
Guru
menayangkan slide contoh-contoh
kalimat efektif (HOTS: Transfer knowledge)
11.
Siswa dengan
bimbingan guru mendiskusikan ciri-ciri kalimat efektif (Pembelajaran abad 21: Collaborative);
(PPK :gotong royong)
12.
Siswa berdiskusi mengedit kalimat tidak
efektif pada LKPD. (Pembelajaran abad 21: Collaborative);
(PPK :gotong royong)
|
13.
Siswa mengamati tayangan video dan menjawab
pertanyaan guru
|
Mengorganisasi
|
1) Guru
membagi siswa dalam beberapa kelompok. Setiap 5orang.
2) Setiap kelompok mengerjakan tugas yang telah dijelaskan oleh
guru di LKPD 1
|
Siswa mendiskusikan perbedaan dan
menuliskan dalam LKPD 1 (HOTS : problem solving); (Pembelajaran abad 21: Collaborative)
|
Membimbing penyelidikan
|
1) Guru
membimbing siswa menyelesaikan tugasnya.
2) Guru memberi
ban-tuan dan atau menja-wab pertanyaan dari siswa bila dibutuhkan.
|
|
Mengembangkan dan menyajikan laporan hasil karya
|
Mendampingi siswa dalam mengembangkan dan
menyajikan laporan hasil kerja.
|
1) Siswa berdiskusi menentukan kalimat
efektif dan bukan efektif pada surat undangan pada LKPD 1 (Pembelajaran abad 21: Collaborative)
2)Menyusun laporan hasil kerja kelompok.
3) Mempresentasikan
hasil kerjanya dalam diskusi kelas.
4) Kelompok lain
memberikan tang-gapan, mengajukan pertanyaan, atau usul terhadap hasil kerja
kelompok lain.
|
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah.
|
1) Menganalisis dan
mengevaluasi hasil kerja siswa.
2) Memberi penguatan
hasil belajar siswa.
|
1) Menyimak
penjelasan guru.
2) Mengajukan
pertanyaan dan atau tanggapan bila belum paham.
|
5. Penyusunan
Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan
hasil kerja 1 hingga 4 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi
RPP, bahan ajar, LKS, dan instrumen penilaian. RPP
disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan
karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.
C. Alat/lnstrumen
Alat
dan isntrumen yang disiapkan dalam praktik baik antara lain:
1. RPP
sebagai bahan acuan selama proses praktik baik
2. Media
pembelajaran
Media yang digunakan penulis dalam
praktik baik ini antara lain:
·
Laptop
·
Infocus
·
Video pembelajaran surat undangan
·
Video pembelajaran kalimat efektif
3. Lembar
kerja siswa
4. Intrumen
penilaian
·
Intrumen penilan proses pembelajaran
(diskusi)
·
Instrumen laporan hasil diskusi
E. Waktu dan Tempat
Kegiatan
Praktik
baik ini dilaksanakan pada tanggal 18
sampai 23 November tahun 2019 bertempat
di Kelas V SDN Panongan II, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Propinsi
Banten
BAB III HASIL KEGIATAN
A. Hasil Kegiatan
1. Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan
menerapkan model pembelajaran PBL berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif
merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun
temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak PBL megharuskan
siswa aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan
model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa dalam
melakukan transfer knowledge.
Melalui tayangang video interaktif, siswa dapat membandingkan perbedaan surat undangan
resmi dan pribadi. Selain itu siswa
dapat memahami perbedaan kalimat efektif dan tidak efektif dalam surat.
3. Penerapan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan
siswa untuk berpikir kritis.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa
untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran kalimat efektif dalam surat.
4. Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis
tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa
cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang
diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesaikan
soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu,
materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif
(diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas,
dan pembahasa), membuat siswa cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang
diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru.
5.
Berbeda
kondisinya dengan praktik baik pembelajaran tematik berorientasi HOTS dengan
menerapkan PBL ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang konsep kalimat efektif dalam surat undangan resmi benar-benar
dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan diskusi yang menuntut
kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
6. Penerapan model pembelajaran PBL juga meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). PBL yang
diterapkan dengan menyajikan teks tulis dan video berisi permasalahan
kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah, menganalisi masalah dan memecahkan masalah.
7. Sebelum menerapkan PBL, penulis melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan
dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa,
tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks
tulis dari buku teks.
8. Dengan menerapkan PBL, siswa tak hanya belajar dari teks
tulis, tetapi juga dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari
data, materi dari sumber lainnya.
9.
Penerapan
PBL dalam pembelajaran kalimat efektif pada surat undangan meningkatkan hasil
belajar siswa.
Sebelum menggunakan PBL Rata-rata hasil belajar siswa
dibawah KKM yaitu 5,5, namun setelah mengimplementasikan PBL dalam pembelajaran
rata-rata hasil belajar siswa di atas KKM yaitu 7,5
B. Masalah yang Dihadapi
Masalah
yang dihadapi penulis ketika mengaplikasikan pembelajaran metode PBL antara
lain:
1. Harus
bergantian ketika akan menggunakan infocus, karena hanya 1
2. Siswa
yang malas, cenderung mengandalkan siswa yang cerdas dan rajin
3.
Masalah
yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa belajar dengan model PBL. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan
yang baik guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya
diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui
ceramah.
4. Masalah
lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai untuk membuat video
pembelajaran. Padahal selain sebagai media pembelajaran,. Video juga merupakan
bentuk teks audiovisual yang juga harus disajikan sesuai dengan rumusan
KD.Sehingga video yang disajikan masih mencari dari internet.
C. Cara Mengatasi Masalah
1.
Agar
siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan PBL dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan
sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman
dan kesadaran akan pentingnya HOTS membuat siswa termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran.
2.
Selain itu, kesadaran bahwa belajar
bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan
HOTS.
3.
Kekurangmampuan guru membuat video
pembelajaran dapat diatasi dengan mengunduh video sesuai dengan KD yang akan
dibelajarkan baik dari youtube maupun dari Rumah Belajar. Dengan demikian,
selain menerapkan kegiatan literasi baca = tulis, siswa juga dapat meningkatkan
literasi digitalnya.
BAB IV SIMPULAN DAN
REKOMENDASI
A.
Simpulan
Berdasarkan uraian di
atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1.
Pembelajaran tematik dengan model
pembelajaran Discovery learning layak dijadikan praktik baik pembeljaran
berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2.
Dengan penlusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran tematik dengan
model pembelajaran Discovery learning yang dilaksanakan tidak sekadar
berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.
B.
Rekomendasi
Berdasarkan hasil
praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery
learning, berikut
disampaikan rekomendasi yang relevan.
1.
Guru seharusnya tidak hanya mengajar
dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah
disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang
kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi
sekolahnya.Halini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2.
Siswa diharapkan untuk menerapkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan
teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi
secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa)
3.
Sekolah, terutama kepala sekolah dapat
mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS.
Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai
dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka menambah
wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyana Yoki, dkk. 2019. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada
Berpikir Tingkat Tinggi. Dirjen.GTK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta
Setiawati
Wiwik, dkk. 2019. Buku Pegangan
Penilaian Berorientasi pada Berpikir Tingkat Tinggi. Dirjen.GTK Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Bestari Reisky.2019. Buku Pegangan Guru Inti di Sasaran. Dirjen.GTK Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Hartati dra. 2019. Buku Paket Unit Pembelajaran Program PKB melalui PKP Berbasis Zonasi
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar (SD) Tata Kalimat. Dirjen.GTK
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Karitas Puspa Diana.2017.Tema 7. Peristiwa dalam Kehidupan Buku Guru SD/MI Kelas V.Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.Jakarta
Karitas Puspa Diana.2017.Tema 7. Peristiwa dalam Kehidupan Buku Siswa SD/MI Kelas V.Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.Jakarta
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta