Jumat, 24 Januari 2020

Kenali BLASTED pada Anak Kita.

πŸ“† Kamis, 28 Jumadil Awwal 1441H / 23 Januari 2020

πŸ“š KELUARGA MUSLIM

πŸ“ Pemateri: Ust. Bendri Jaisyurrahman

πŸ“‹ Mau Dibawa Kemana Anak Kita?

πŸŒΏπŸŒΊπŸ‚πŸ€πŸŒΌπŸ„πŸŒ·πŸ

14 abad yang lalu Rasulullah SAW sudah memberikan peringatan mengenai anak ‘alay’ yang mudah ikut-ikutan. Ciri anak yg mudah terbawa pengaruh, salah satunya adalah belum bisa memutuskan, selalu berkata ‘terserah’ jika ditanya tujuan.

Ada apa dengan anak kita? Anak kita mengalami BLASTED. BLASTED adalah kepanjangan dari Bored, Lonely, Angry, Stress dan Tired. Rutinitas yang membosankan membuat anak jauh dari gembira, ditambah lagi orang tua seringkali tidak memahami permasalahan yg dialami anak. Oleh karena itu anak mencari hiburan lain di luar rumah seperti games online, PS, untuk mengatasi kebosanan itu.

Dari penelitian barat, anak yang kecanduan pornografi bukan berarti anak yang jarang beribadah melainkan karena kebosanan. Yang kedua, anak seringkali merasakan kesepian (Lonely). Anak tidak memiliki teman diskusi, orangtua kurang komunukatif. Hal ini yang membuat anak merasa sendiri dalam menghadapi masalahnya.

Ciri anak yang siap dinasihati: nafasnya sudah teratur, telapak tangan siap dipegang, bahunya siap diusap, selanjutnya minta izin untuk memberi nasihat.

Anak butuh ditemani lebih sering, jangan sampai anak malah lebih sering curhat di media online.

Ciri anak bermasalah: suka bangun kesiangan dan berlama-lama di kamar mandi. Untuk mengatasi hal itu, pertama, perbaiki lebih dulu jam biologis anak dan jangan membiarkan anak memiliki kamar mandi privat.

Selanjutnya Angry, dalam merespon anak akan melakukan dua hal: fight or flight, melawan atau kabur.

Selanjutnya Stress, anak-anak seringkali ditolak, diusir karena dianggap bikin berisik, tidak nyaman, merasa dianggap ‘warga kelas dua’. Misal di masjid, bukannya mendapat sapaan hangat tapi malah diusir dan dimarahi. Hal ini membuat anak merasa jauh dari sifat rahmah.

Berbeda dengan penjaga warnet, PS, atau game online yang selalu ramah dengan anak-anak yang datang ke tempatnya.

Untuk memperbaiki generasi sekarang, kita bisa contoh generasi terdahulu memperbaiki generasi.

Bagaimana cara memulainya? pertama, anak mendapat pengasuhan yang lengkap dari ibu dan ayah serta peran seimbang dari keduanya.

Kedua, habis-habisan di usia dini. Usaha terbaik dari orang tua untuk menciptakan emotional bonding.

Kondisi saat ini: Indonesia=fatherless country. Secara psikologis peran pengasuhan ayah yang kurang akan mempengaruhi karakter di masa dewasa anak.

Di dalam Al Qur'an sendiri ada 17 dialog anak dengan orang tuanya. 14 dialog ayah-anak, 2 dialog ibu-anak, dan satu dialog guru-anak.

Proporsi dialog ayah-anak dalam Al Qur'an, menunjukkan pentingnya peran ayah dalam pengasuhan anak.

Imam Ibnul Qayyim: jika anda amati kerusakan pada anak, penyebab utamanya adalah ayah (tuhfatul maufud bi ahkamil maulud).

Ada istilah orang tua durhaka? ada, yakni orang tua yang mengabaikan hak anaknya sedari kecil.

Pola pengasuhan yang sempurna: ibu sebagai madrasah pertama dengan ayah sebagai kepala sekolahnya.

Fungsi kepala sekolah: membuat visi misi dan membuat nyaman sekolah.

Bagaimana mengubah karakter anak yang sudah terlanjur dewasa yang kurang mendapat pengasuhan ayahnya?
Bisa, tapi sulit. Bisa dilakukan dengan memperbanyak interaksi kegiatan yang bersifat maskulin seperti ketentaraan, beladiri, dsb.

Bagaimana peran kakak dalam keluarga? Bersabar, menjadi ‘teman’ yg menyenangkan. Jangan sampai kita lebih bersabar dengan teman/adik orang lain ketimbang adik kita sendiri.

Bagaimana membuat anak patuh tanpa membuat anak takut? Kuncinya adalah TOGETHERNESS, biasakan melibatkan anak dalam keputusan-keputusan. Contoh : jika ingin beli mobil, anak ditanya, pengen jenis mobil kayak gimana?

Wallahu a'lam bish showab

Wasalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

πŸŒΏπŸŒΊπŸ‚πŸ€πŸŒΌπŸ„πŸŒ·πŸ

Sebarkan! Raih Pahala

πŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒ

Dipersembahkan oleh: manis.id

πŸ“± Info & pendaftaran member: bit.ly/mediamanis

πŸ’°Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
a.n Yayasan MANIS,
No Rek BSM 7113816637

Info lebih lanjut: bit.ly/d

Selasa, 21 Januari 2020

Kultum Adab Bersin


Assalamualaikum Warohmatullahi Wa Barokatuh
Yang terhormat Bapak Kepala SDN Panongan I dan II
Yang saya hormati Bapak/Ibu guru SDN PAnongan  I dan II
serta teman-teman yang berbahagia
Sebelumnya, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah berkenan memberikan kita rahmatnya sehingga kita semua bisa berkumpul dalam acara pengajian Jumat ini dalam keadaan sehat
Sholawat salam senantiasa kita haturkan kepada idola kita sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan semua umatnya yang istiqomah di jalan Allah.
Semoga Allah mencatat kita menjadi barisan umat nabi Muhammad SAW, yang akan mendapatkan syafa’atnya .aamiin
Jalan-jalan ke Serayu
Jangan lupa bawa ikan Asin
Hari ini bertemu dengan Ayu
Kita akan belajar adab bersin
Teman…. Teman  
Suka bersin kan?
Kalau kita bersin baca apa ya?
Ada yang tahu?
Betul
Kalau kita bersin
Haajing (bersin)
Kita baca ALHAMDULILLAH artinya puji syukur hanya kepada Allah SWT
Jangan berkata yang gak baik ya
Trus kalau kita dengar orang bersin mengucapkan Alhamdulillah kita jawab apa ya?
Ada yang tahu?
Yak tepat, anda cerdas.
Kita menjawab YARHAMUKALLAH yang artinya semoga Allah merahmatimu.
Trus orang yang bersin tadi menjawab juga dengan jawaban YAHDIKUMULLAH WA YUSLIH BAALAKUM yang artinya Semoga Allah memberi petunjuk dan memperbaiki keadaanmu) .aamiin
Naah begitu gaesss. Biar kita bersih dapat pahala makanya kita ikuti anjuran nabi  seperti dalam  Hadits Riwayat Bukhor no.6224 tadi ya.
Bisa gak gaees kita praktekkin?
Anak yang sholeh sholihah cinta sunnah rosul, so kita harus praktekin sunah nabi Muhammad dari sekarang. OK.
Demikian kultum dari Saya
Kalau ada kebenaran semata-mata datangnya dari Allah
Kalau ada sumur diladang, boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umur panjang, boleh kita berjumpa lagi
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi wa barokatuh

Rabu, 01 Januari 2020

Menulis itu Menyenangkan


            Cahyadi Takariawan adalah sosok  yang gemar membaca. Semenjak usia sekolah dasar selalu menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah untuk membaca. Ia bisa mengakses buku-buku diperpustakaan dari pulang sekolah sampai malam, karena ibunya seorang kepala sekolah di sekolah tersebut. Kegemaran langka bagi seorang anak yang lahir di kaki Gunung Lawu, Karanganyar, dengan fasilitas buku yang terbatas. Sehingga semua buku yang ada di perpustakaan sekolah ibunya habis terbaca oleh Pak Cah.
            Kegemaran membaca membuat Pak Cah gemar menulis. Beliau menulis puisi , cerpen, artikel dan lain-lain. Namun belum dipublikasikan, hanya sebagai koleksi pribadi. Hal ini berlangsung sampai Pak Cah SMA dan kuliah
            Saat Pak Cah kuliah di UGM tahun 1986, Beliau menemukan sebuah opini dimajalah lokal Yogyakarta yang isinya tentang Islam dan mengusik pikiran. Pak Cah mengirim tanggapan dari opini tersebut, dan langsung dipublikasikan oleh majalah lokal  tersebut. Hal ini merupakan titik balik untuk Pak Cah, karena pertama mengirimkan artikel dan langsung diterbitkan. Ada kepuasan dan timbul kepercayaan dalam diri Pak Cah, bahwa Pak Cah mampu menjadi seorang penulis.
            Kepercayaan diri Pak Cah, berimbas kepada semangat Beliau untuk terus menulis dan berkontribusi dalam majalah fakultas dan kampus. Selain itu Pak Cah mengirimkan banyak artikel ke majalah Islam dan koran lokal dan nasional. Pak Cah mendapatkan penghasilan dari tulisan yang Beliau kirim ke majalah Islam dan Koran lokal. Sehingga beliau dapat membiayai kuliah, menikah dan menafkahi keluarga dari menulis.
            Sampai saat ini ada 46 buku Pak cah yang sudah diterbitkan. Dan Beliau sedang menulis buku ke-47. Buku yang paling banyak dicetak ulang adalah buku Woderful Family. Selain itu beliau aktif menulis di media online Kompasiana dengan alamat https://www.kompasiana/pakcah. Sebagian besar tulisan beliau tentang masalah keluarga.
            Seperti orang berjalan harus mempunyai tujuan, agar perjalanannya terarah, focus dan tak salah jalan. Begitupun dengan menulis. Setiap orang yang menulis mempunyai tujuan. Dengan mempunyai tujuan inilah seorang penulis termotivasi untuk produktif menulis. Adapun tujuan menulis menurut Pak Cah, antara lain :
1.       Tujuan Ideologis
  Berkaitan dengan keyakinan/nilai/value
2.       Tujuan Akademis
Menulis untuk tujuan akademis di sekolah atau kampus seperti karya ilmiah, menulis buku referensi/ modul/ bahan ajar.
Ciri tulisan dengan tujuan akademis :
·         Menggunakan bahasa formal
·         Terikat dengan sistematika penulisan tertentu
3.      Tujuan Ekonomis
Menulis untuk mendapatkan uang
4.       Tujuan Psikologis
Menulis untuk tujuan katarsis.
Menurut KBBI katarsis artinya penyucian diri yang membawa pembaruan rohani dan pelepasan ketegangan. Secara psikologis katarsis mempunyai makna cara pengobatan orang yang berpenyakit saraf dengan membiarkannya menuangkan segala isi hatinya dengan bebas.
Menulis sebagai media menyalurkan emosi, baik sedih atau gembira.
Ketika orang sedih kemudian menuliskan kesedihanya, maka kesedihanya akan berkurang
Orang bahagia menuliskan kebahagiannya , maka kebahagiannya akan optimal.
5.      Tujuan Politis
Menulis dengan tujuan politik, edukasi polit, atau kampaye politik
6.      Tujuan pedagogis
Menulis untuk mengedukasi nilai-nilai kebaikan, bersifat praktis untuk berbagai lapisan masyarakat
7.      Tujuan Medis
Menulis untuk kesehatan mental  atau mencegah penyakit tertentu
8.      Tujuan Pragmatis
Menulis untuk sesuatu yang sifatnya pragmatis seperti :
·         Menulis agar popular
·         Menulis untuk mendapatkan posisi atau hadiah tertentu
·         Menulis karena tugas kedinasan, dll

Seorang penulis dapat menggabungkan berbagai macam tujuan penulisan. Hal ini dapat menumbuhkan motivasi bagi penulis. Selain mengetahui tujuan menulis, mengetahui manfaat menulis dapat menumbuhkan motivasi seseorang untuk menulis. Manfaat menulis menurut Pak Cah antara lain:
1.             Manfaat Spiritual
a.       Ilmu pengetahuan bertambah
b.      Melatih berfikir logis dan sistematis
c.       Menulis mengikat makna
d.      Manfaat secara katarsis
e.       Untuk berdakwah
f.       Sarana edukasi dan pedagogis
g.      Kepuasa mental/spiritual
2.             Manfaat Pragmatis
a.       Dikenal publik
Tidak semua penulis menjadi orang terkenal. Namun paling tidak, dengan menjadi penulis, kita menjadi penulis. Dengan dikenal orang akan memperkuat identitas diri kita. Semakin banyak kita menulis, semakin banyak orang mengenal kita. Akan berdampak pada banyak kemudahan dalam hidup.Tulisan sebagai jendela, jendela untuk melihat dunia luar dan orang lain melihat kita.
b.      Manfaat dari sudut ekonomis
1)      Secara Langsung
Dengan kita menulis, dan mengirimkan ke media cetak atau elektronik kemudian kita mendapatkan honor. Dengan menulis buku dan diterbitkan
2)      Secara tidak langsung
3)      Terus menerus
4)      Satu kali
c.       Manfaat Kesehatan
Menulis bagian dari terapi dan  menghasilkan kesehatan.
d.      Membuka dan mengenal dunia
Dengan menulis dapat melakukan perjalanan keliling dunia

Prinsip-prinsip menulis :
1.             Prinsip kebenaran
·         Prinsip kebenaran berkorelasi dengan tujuan menulis secara ideologis. Jika kita ingin menulis karena ingin mempengaruhi orang lain/ berdakwah. Yakin dulu bahwa apa yang kita tulis adalah kebenaran. Dengan kita menulis sebuah kebenaran, Jika ada yang terinspirasi dan mendapatkan kemanfaatan dari tulisan kita, aka nada imbalan terus menerus yang bersifat non materi atau dalam agama Islam dikenal dengan amal jariyah. Dan ini imbalan yang tidak berbatas waktu. Walaupun orang yang menulis sudah meninggal dunia, tulisannya akan terus menghasilkan pahala.
·         Prinsip kebenaran dalam arti value / nilai, yang bersumber dari kebenaran yang haq ( bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa).
·          Bukan prinsip kebenaran dari fakta. Karena ada kalanya fakta yang terjadi bertentangan dengan kebenaran value . Jika fakta ini ditulis kemudian banyak orang membaca dan terinspirasi dari tulisan tersebut kemudian melakukan sebuah tindakan buruk, maka dosanya pun akan mengalir kepada penulis.
2.             Prinsip Kebermanfaatan
·         Ketika kita menulis suatu tulisan, dalam hati kita harus  bertanya, Apakah tulisan yang saya tulis ini bermanfaat untuk saya dan orang lain? Jika tidak maka tulisan kita akan sia-sia
·         Kerbermanfaatan ini dalam hal positif atau kebaikan, bukan keburukan
3.             Prinsip Etis.
·         Menulis harus memperhatikan etika.
·         Tulisan kita tidak boleh menyinggung perasaan orang lain, lembaga atau institusi.
·         Hati-hati dalam menulis dan menyebarkan tulisan, filter fakta atau hoax, jangan sampai karena tulisan kita, kita berurusan dengan hukum.
·         Perlu memahami Fatwa MUI tentang etika bermuamalah dalam media sosial

       
Menulis di dunia maya/ media social adalah sebuah kebutuhan di era digital, namun ada beberapa hal yang harus kita perhatika ketika kita menulis di media social antara lain:

a.       Memahami UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) No.19 tahun 2016
b.      Mengetahui karakteristik dunia maya antara lain:
·         Beroperasi secara virtual/maya
Berada di dalam dunia maya, dihuni oleh orang-orang yang saling berinteraksi, berdiskusi dan bertukar pikiran, tetapi tanpa harus melakukan pertemuan secara fisik.
·         Dunia cyber selalu berubah dengan cepat

·         Karena interaksi yang dilakukan oleh hampir semua orang dari seluruh dunia, dengan didukung kemudahan update data, maka perubahan yang terjadi dalam dunia cyber pun sangat cepat.
·         Dunia maya tidak mengenal batas-batas territorial
·         Orang-orang yang hidup di dunia maya dapat melaksanakan aktivitas tanpa harus menunjukkan identitasnya. Karena interaksi dalam dunia maya tanpa melibatkan interaksi fisik, maka interaksi yang dilakukan pun tidak harus menunjukkan identitas yang sesungguhnya
·         Informasi di dalamnya bersifat publik

c.         Memahami netiket
Netiket atau nettiquette singkatan dari netter etiket, adalah aturan atau etika dalam berkomunikasi menggunakan internet. Secara umum, etika dalam komunikasi di internet adalah :
·                 Usahakan tidak menggunakan huruf bersar/kapital dalam komunikasi
·                Jangan asal copas! Tuliskan sumber tulisan jika memang berasal dari hasil salinan tulisan orang lain
·                Sopan, hindari kata-kata sarkasme, kasar, sara atau menyinggung perasaan orang lain
·                No Hoax. Jangan menyebar berita yang belum jelas kebenarannya
·                Hal-hal yang bersifat pribadi sebaiknya disampaikan melalui private message.

               Sumber : Pustekkom, 2019, Bahan bacaan modul 1 PembaTIk Level 1, Jakarta

Resume Video KMO Batch 26

Materi 1 Dasar-dasar Menulis Bagian 1
Pemateri : Cahyadi Takariawan
ditulis oleh Lasminingsih


Tangerang, 15 November 2019

Anugerah Terakhir


Menulis dengan menghadirkan wajah-wajah orang tercinta
Orang yang dipilih Allah menjadi perantara hadirnya aku kedunia
Yang setiap desah nafas beliau teriring doa untuk ku

Pagi itu, Senin Legi di waktu dhuha bertepatan dengan hari ke-14 Ramadhan tahun 1397 H
lahir seorang bayi perempuan. Lasminingsih adalah nama yang diberikan ayahku. Nama yang pernah aku protes karena tidak ada nama Islamnya. Sedang semua kakakku menggunakan nama Islam. Menurut Bapak namaku artinya anugerah terakhir yang diberikan Allah SWT, agar aku menjadi seorang wanita yang berpikiran jernih dan welas asih. Anugerah terakhir karena aku anak perempuan satu-satunya  dari 4 bersaudara yang semua kakakku laki-laki. Anugerah terakhir karena setelah melahirkanku, Ibuku langsung menopause.
            Aku lahir di Kaki Merbabu, desa Mejing, kecamatan Candimulyo, Magelang. Terlahir dari keluarga sederhana. Ayahku berdagang tahu sambil bertani dan ibuku adalah ibu rumah tangga. Walaupun ayahku hanya tamatan Sekolah Rakyat, namun beliau mengutamakan pendidikan formal dan agama untuk kami. Semua kakakku lulus SMA, namun aku, Si anak bungsu pada awalnya tidak boleh melanjutkan sekolah SMA. Alasan yang tidak bisa aku terima kala itu. Bagi ayahku, seorang perempuan tidak perlu sekolah formal tinggi, Karena akan menjadi ibu rumah tangga juga nantinya.
 Menjadi anak bungsu perempuan satu-satunya membuatku menjadi anak manja, yang keinginanku harus terpenuhi. Dengan terpaksa ayahku mengijinkanku untuk sekolah SMA di kota. Karena keterbatasan biaya, seda
Dari kecil aku mempunyai cit-cita ingin kuliah dan berpenghasilan sendiri
Merantau ke Tangerang tahun 1995 karena ingin mengganti tabungan bapak yang aku habiskan untuk masuk STAN, namun tidak diterima. Padahal sudah menghabiskan banyak biaya, untuk bimbel dan akomodasi pendaftaran di Jakarta.
            Bermodalkan ijazah SMA aku menjadi operator di pabrik sepatu. Memasuki dunia kerja, ternyata tidak seindah yang kubayangkan. Pahit getir hidup dirantau aku jalani. Perlakuan kurang manusiawi dari atasan di pabrik menyulutkan tekad yang luar biasa. Aku harus tetap menghasilkan uang namun tidak dengan cara dihina, dibentak dan dilecehkan. Pindah dari satu kos ke kos yang lain karena ketidakcocokan teman sekamar, mewarnai perjalanan hidupku dirantau. Pernah suatu hari aku pulang kampung, melihat badanku kurus, Ayah memintaku berhenti bekerja. Namun aku menolak tawaran itu, karena kalau aku berhenti bekerja, aku tidak bisa mengirimi uang kebapak.
Rasa syukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT  karena pada tahun 2000 aku dipertemukan dengan wanita –wanita muslimah yang luar biasa. Menerima, membimbing dan menginspirasi tanpa menghakimi. Empat tahun yang menjadi titik balik  merubah cara pandang hidupku, dari yang berorientasi dunia ke akhirat.
Tahun 2002 aku kuliah D2 PGSD  UHAMKA sambil bekerja di pabrik sepatu. Dua tahun yang sangat berat, karena aku harus pintar membagi waktu. Senin –Jumat dari 07.00-21.00 aku harus bekarja. Sabtu dan Minggu aku kuliah. Namun semangat untuk merubah nasib dan doa dari orang tua membuatku selalu ingin melakukan yang terbaik. Pun ketika kuliah. Alhamdulillah bisa menjadi lulusan terbaik tanpa minta uang dari ayah.
Tahun 2004 aku lulus kuliah dan memutuskan keluar dari pabrik sepatu. Alhamdulillah Allah SWT memberikan kemudahan, aku diterima mengajar di sebuah SDIT di Tangerang. Walaupun gaji mengajar kecil, namun pekerjaanku dihargai orang. Satu cita-citaku tercapai.
Alhamdulillah berkat doa orang tuaku pada tahun 2006 aku lolos seleksi tes CPNS di Kota Tangerang. Di tahun yang sama aku dipertemukan Allah SWT dengan pendamping terbaik. Sekarang aku mengajar di sebuah SDN di kabupaten Tangerang.

Tangerang, 9 November 2019, 16:54

Best Practice Bahasa Indonesia Kelas V





LAPORAN BEST PRACTICE
PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
TAHUN 2019 / 2020

PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERPIKIR KRITSI DAN PRESTASI  BELAJAR SISWA
TENTANG PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM SURAT UNDANGAN  MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI KELAS V SDN PANONGAN II TAHUN PELAJARAN 2019-2020






NAMA PESERTA                         : LASMININGSIH, S.Pd.SD
NUPTK                                          : 7161755656300013
SEKOLAH /TEMPAT TUGAS   : SD NEGERI PANONGAN II
KABUPATEN/KOTA                   : TANGERANG
PROVINSI                                     : BANTEN
MENTOR PEMBEKALAN         : ARIF FAHRUDIN,S.Ag.


KABUPATEN TANGERANG
BANTEN
TAHUN 2019



DAFTAR ISI


JUDUL                       …………………………………………………………………..1
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………………2
BIODATA PENULIS ………………………………………………………………….3
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….4
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………...5
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….. 6
A.    Latar belakang masalah…………………………………………………………6
B.     Jenis kegiatan …………………………………………………………………..8
C.     Manfaat kegiatan………………………………………………………………..8
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN…………………………………………….. 10
A.    Tujuan dan sasaran…………………………………………………………… 10
B.     Bahan/materi kegiatan…………………………………………………………10
C.     Metode/ cara melaksanakan kegiatan …………………………………………11
D.    Alat/instrument ………………………………………………………………. 17
E.     Waktu dan tempat kegiatan ………………………………………………….. 17
BAB III HASIL KEGIATAN…………………………………………………………18
BAB IV  SIMPULAN DAN REKOMENDASI………………………………………21
A.    Simpulan
B.     Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………23
LAMPIRAN ………………………………………………………………………….24




HALAMAN PENGESAHAN

Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul ” Penerapan  Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Kritis dan Prestasi  Siswa tentang Kalimat Efektif dalam Surat Undangan pada Siswa Kelas V SDN Panongan II Tahun Pelajaran 2019-2020” Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten
Nama                           : LASMININGSIH, S.Pd.SD
Asal Sekolah               : SDN  PANONGAN II
Telah disetujui dan disahkan pada / oleh
Hari                             : Sabtu
Tanggal                       : 29 November 2019

kKepala SD N PANONGAN II


ROHMAN.S.Pd
NIP.197807172008011012
                                                                                               
 








BIODATA PENULIS

1
Nama
LASMININGSIH,S.Pd.SD
2
NIP
197708292006042007
3
NUPTK
7161755656300013
4
Jabatan
Guru SDN Panongan II
5
Pangkat / Gol.Ruang
IIIb/Penata Muda Tk 1
6
Tempat / Tanggal Lahir
Magelang, 29 Agustus 1977
7
Jenis Kelamin
Perempuan
8
Agama
Islam
9
Pendidikan Terakhir
S1 PGSD
10
Unit Kerja
SDN Panongan II
11
Alamat
Green Sevilla Blok V 20 No 5, RT.04, RW.08, Ciakar, Panongan, Kabupaten Tangerang






Tangerang,29 November 2019
Penulis


LASMININGSIH,S.Pd.SD
NIP.197708292006042007
                                                                                                
 









KATA PENGANTAR

Assalammualaiku m. Wr.Wb


Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan best practice dalam diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Berbasis Zonasi Kabupaten Tangerang peroide 26 Okteober s.d. 29 November 2019
Shalawat salam tercurah untuk teladan utama, Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan umat-Nya.
Ucapan terimakasih tak terhingga kepada:

1.      Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang
2.      Kepala SD Negeri Cikupa 1, Hj.Empong, S.Pd sebagaipenangggung jawab  pelaksanaan diklat
3.      Pengawas TK/SD Kecamatan Cikupa, Hj Afidah,S.Pd, yang setia mendampingi saya selama pelatihan.
4.      Fasilitator terbaik, Ibu Anik Hartini, S.Pd dan Bapak Arif Fahrudin,S.Pd, yang dengan sabar membimbing saya selama pelaksanaan diklat PKP ini
5.       Kepala SDN Panongan II yang telah memberi izin, kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini seluas – luasnya
6.      Semua rekan guru di SDN Panongan II yang telah memberi bantuan selama proses penelitian sampai dengan terwujud dalam bentuk Best Practice ini.
7.      Suami dan anak - anak tercinta yang selalu memberi dukungan doa dan memberikan kekuatan dalam setiap langkah.
8.      Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan berupa apapun dalam menyelesaikan best practice ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini.

Waalaikumsalam Wr.Wb

Tangerang, 29 November 2019

                                                                                                               Penulis

Lasminingsih, S.Pd.SD


BAB 1 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skitls {HOTS). Keterampilan berfikir Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerja guru (KKG) SD dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan melalui gugus atau rayon dalam zonasinya, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di lingkungan terdekat,seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.
Hasil pengukuran capaian peserta didik berdasar UN ternyata selaras dengan capaian PISA maupun TIMSS. Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa peserta didik-peserta didik masih lemah dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) seperti menalar, menganalisa, dan mengevaluasi.
Pemerintah mengharapkan para peserta didik mencapai berbagai kompetensi dengan penerapan HOTS atau Keterampilan Bepikir Tingkat Tinggi. Kompetensi tersebut yaitu berpikir kritis (criticial thinking), kreatif dan inovasi (creative and innovative), kemampuan berkomunikasi (communication skill), kemampuan bekerja sama (collaboration), dan kepercayaan diri (confidence). Lima hal yang disampaikan pemerintah yang menjadi target karakter peserta didik tersebut pada sistem evaluasi, yaitu dalam UN dan juga merupakan kecakapan abad 21. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking Skills/HOTS) juga diterapkan menyusul masih rendahnya peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dibandingkan dengan negara lain, sehingga standar soal UN ditingkatkan untuk mengejar ketertinggalan.
Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah Model Problem Based Learning. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000).
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri, dan keterampilan (Norman and Schmidt).
Karakteristik yang tercakup dalam PBL menurut Tan (dalam Amir, 2009) antara lain: (1) masalah digunakan sebagai awal pembelajaran; (2) biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang (ill-structured); (3) masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple-perspective); (4) masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru; (5) sangat mengutamakan belajar mandiri; (6) memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja, dan (7) pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Karakteristik ini menuntut peserta didik untuk dapat menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, terutama kemampuan pemecahan masalah.
Pada PBL, guru berperan sebagai guide on the side daripada sage on the stage. Hal ini menegaskan pentingnya bantuan belajar pada tahap awal pembelajaran. Peserta didik mengidentifikasi apa yang mereka ketahui maupun yang belum berdasarkan informasi dari buku teks atau sumber informasi lainnya.
Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan Model Problem Based Learning., penulis menemukan bahwa kemaampuan tingkat tinggi siswa  dan hasil belajar siswa meningkat. Oleh karena itu penulis melaporkan perbaikan pembelajaran tersebut sebagai kegiatan best practice berjudul” Penerapan  Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Kritis dan Prestasi  Siswa tentang Kalimat Efektif dalam Surat Undangan pada Siswa Kelas V SDN Panongan II Tahun Pelajaran 2019-2020”

B. Jenis Kegiatan

Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan best practice atau praktik baik ini adalah kegiatan pembelajaran tematik di kelas V SDN Panongan II untuk pasangan KD Bahasa Indonesia dan IPA, dengan titik berat kepada materi tata kalimat tentang penggunaan kalimat efektif dalam surat undangan resmi

C. Manfaat Kegiatan

1.      Bagi siswa
a.       Siswa akan lebih bergairah dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran.
b.      Mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
c.       Terkontrolnya tingkah laku positif siswa.
d.      Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada proses pembelajaran berlangsung.
e.       Meningkatkan hasil belajar siswa.
f.       Mengembangkan pengendalian diri peserta didik;
g.      Memungkinkan peserta didik mempelajari peristiwa secara multidimensi dan mendalam;
h.      Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah;
i.        Mengembangkan kemampuan sosial dan keterampilan berkomunikasi yang memungkinkan mereka belajar dan bekerja dalam tim;
j.        Mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah tingkat tinggi/kritis;
k.      Mengintegrasikan teori dan praktik yang memungkinkan peserta didik menggabungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru;
l.        Memotivasi pembelajaran;
m.    Peserta didik memperoleh keterampilan mengelola waktu; dan
n.       Pembelajaran membantu cara peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.
o.      Mendorong peserta didik mempelajari materi dan konsep baru ketika memecahkan masalah;
2.      Bagi guru
a.       Memperluas wawasan.
b.      Meningkatkan profesional kerja.
c.       Meningkatkan peran guru sebagai Fasilisator.
d.      Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya.
e.       Memperbaiki kinerja guru dalarn proses pembelajaran Bahasa Indonesia

3.      Bagi Sekolah
·         Menghasilkan output/lulusan yang mampu berfikir kritis, kreatif dan inofatif dan berkarakter
·         Mempunyai tenaga pendidik yang profesional, kreatif dan inovatif
·         Tercapainya visi dan misi SDN Panongan II
·         Menjadi sekolah rujukan sekolah lain



BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran

Tujuan
1.        Tujuan dituliskannya praktik baik ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan penulis dalam mengikuti diklat Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan Pembelajaran Kelas Cikupa, yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang dari tanggal 2 November-30 November 2019.
2.        Meningkatkan kinerja dan kompetensi guru dalam pengembangan pembelajaran berpikir tingkat tinggi di kelas (HOTS) yang mengintergrasikan pembelajaran berkarakter, Gerakan Literasi Nasional dan pembelajaran abad 21.

Sasaran
Sasaran penulisan praktik baik ini adalah siswa kelas V SDN Panongan II, Kecamatan Panongan , Kabupaten Tangerang tahun pelajaran 2019-2020. Siswa kelas V terdiri dari 25 siswa dengan jumlah siswa 14  laki –laki dan 11 perempuan.

B. Bahan dan Materi
Materi kegiatan praktik baik adalah Tema 7 sub tema 3 mata pelajaran Bahasa Indonesia
No
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.9     Mencermati penggunaan kalimat efektif dan ejaandalam surat undangan ( ulang tahun, kegiatan sekolah, kenaikan kelas,dll .)

3.9.1.
Mengidentifikasi penggunaa kalimat efektif pada surat undangan
3.9.1.Mengedit ikan kosa non baku pada surat undangan




Kompetensi Keterampilan
4.9     Membuat surat undangan ( ulang tahun, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll. ) dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan



4.9.1. Mencirikan kalimat efektif dan tidak efektif pada surat undangan
4.9.2. Mencirikan kosa kata baku dan non baku pada surat undangan
 4.9.3. Membuat surat undangan dengan kalimat efektif dan ejaan yang bener



C. Cara/Metode Melaksanaan Kegiatan
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menerapkan pembelajaran tematik terpadu dengan model pembelajaran problem based learning (PBL).
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis.
1.               Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat diterapkan dalam pembelajara tematik. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas V, penulis memilih tema  7. Peristiwa dalam Kehidupan, sub tema 3 Peristiwa Mengisi Kemerdekaan,
Pembelajaran 1 dengan materi pokok penggunaan kalimat efektif dalam surat undangan   






 2.               Analisis Target Indikator Pencapaian Kompetensi
         Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
                        No
KOMPETENSI DASAR
TARGET
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

KD Pengetahuan
3.9     Mencermati penggunaan kalimat efektif dan ejaandalam surat undangan ( ulang tahun, kegiatan sekolah, kenaikan kelas,dll .)


3.9.1. Mengidentifikasi penggunaa kalimat efektif pada surat undangan
3.9.1.Mengedit ikan kosa non baku pada surat undangan




Kompetensi Keterampilan
4.9     Membuat surat undangan ( ulang tahun, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll. ) dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan




4.9.1. Mencirikan kalimat efektif dan tidak efektif pada surat undangan
4.9.2. Mencirikan kosa kata baku dan non baku pada surat undangan



3.               Pemilihan Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang dipilih adalah problem based learning (PBL) dengan memasukkan pembelajaran abad 21
4.               Merencanakan kegiatan Pembelajaran problem based learning (PBL) 
Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak PBL.
     Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model PBL.
Sintak Model Pembelajaran
Guru
Siswa
Orientasi Masalah
Kegiatan Inti:
1.    Siswa mengamati tayangan video
2.     Guru bertanya, “ Apa yang anak-anak lihat dari tayangan video tersebut (HOTS : Critical Thingking)
3.    Berdasarkan jawaban siswa, guru menampilkan 2 surat undangan berbeda
4.    Siswa membaca dan mengamati dua surat undangan yang ditampilkan guru. (HOTS : Critical Thingking) ;(GLN : Literasi baca tulis)
5.    Guru bertanya, “adakah perbedaan dari kedua undangan di depan?
(HOTS : Critical Thingking)
6.     Siswa mendiskusikan perbedaan dan menuliskan dalam LKPD 1 (HOTS : problem solving); (Pembelajaran abad 21: Collaborative)
7.    Siswa mempresentasikan hasil diskusi, kelompok lain menangapi, guru sebagai fasilitator.(Pembelajaran abad 21: Komunikatif);

8.    Guru menanyakan kepada siswa, “ Apa yang membedakan kedua kalimat dalam surat undangan? (Pembelajaran abad dan HOTS 21: critical thingking)
9.    Siswa berdiskusi menentukan kalimat efektif dan bukan efektif pada surat undangan pada LKPD 1 (Pembelajaran abad 21: Collaborative)
10.               Guru menayangkan  slide contoh-contoh kalimat efektif (HOTS: Transfer knowledge)
11.               Siswa dengan bimbingan guru mendiskusikan ciri-ciri kalimat efektif (Pembelajaran abad 21: Collaborative); (PPK :gotong royong)

12.              Siswa berdiskusi mengedit kalimat tidak efektif pada LKPD. (Pembelajaran abad 21: Collaborative); (PPK :gotong royong)
13.              Siswa mengamati tayangan video dan menjawab pertanyaan guru
Mengorganisasi
1)      Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Setiap 5orang.
2)      Setiap kelompok mengerjakan tugas yang telah dijelaskan oleh guru di LKPD 1
Siswa mendiskusikan perbedaan dan menuliskan dalam LKPD 1 (HOTS : problem solving); (Pembelajaran abad 21: Collaborative)
Membimbing penyelidikan
1)      Guru membimbing siswa menyelesaikan tugasnya.
2)      Guru memberi ban-tuan dan atau menja-wab pertanyaan dari siswa bila dibutuhkan.
Mengembangkan dan menyajikan laporan hasil karya
Mendampingi siswa dalam mengembangkan dan menyajikan laporan hasil kerja.
1) Siswa berdiskusi menentukan kalimat efektif dan bukan efektif pada surat undangan pada LKPD 1 (Pembelajaran abad 21: Collaborative)
    
 2)Menyusun laporan hasil kerja kelompok.
3)     Mempresentasikan hasil kerjanya dalam diskusi kelas.
4)     Kelompok lain memberikan tang-gapan, mengajukan pertanyaan, atau usul terhadap hasil kerja kelompok lain.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
1)     Menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja siswa.
2)     Memberi penguatan hasil belajar siswa.
1)     Menyimak penjelasan guru.
2)     Mengajukan pertanyaan dan atau tanggapan bila belum paham.

5.        Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 4 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKS, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.

C.    Alat/lnstrumen
Alat dan isntrumen yang disiapkan dalam praktik baik antara lain:
1.      RPP sebagai bahan acuan selama proses praktik baik
2.      Media pembelajaran
Media yang digunakan penulis dalam praktik baik ini antara lain:
·         Laptop
·         Infocus
·         Video pembelajaran surat undangan
·         Video pembelajaran kalimat efektif
3.      Lembar kerja siswa
4.      Intrumen penilaian
·         Intrumen penilan proses pembelajaran (diskusi)
·         Instrumen laporan hasil diskusi

E. Waktu dan Tempat Kegiatan
Praktik baik  ini dilaksanakan pada tanggal 18 sampai 23 November  tahun 2019 bertempat di Kelas V SDN Panongan II, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten




BAB III HASIL KEGIATAN

A.    Hasil Kegiatan
1.    Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak PBL megharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran. 
2.    Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge.
Melalui tayangang video interaktif, siswa dapat  membandingkan perbedaan surat undangan resmi  dan pribadi. Selain itu siswa dapat memahami perbedaan kalimat efektif dan tidak efektif dalam surat.
3.    Penerapan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran kalimat efektif dalam surat.
4.    Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesaikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasa), membuat siswa cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru.
5.    Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran tematik berorientasi HOTS dengan menerapkan PBL ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang konsep kalimat efektif dalam surat undangan resmi  benar-benar dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan diskusi yang menuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
6.    Penerapan model pembelajaran PBL juga meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). PBL yang diterapkan dengan menyajikan teks tulis dan video berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah, menganalisi masalah dan memecahkan masalah.
7.    Sebelum menerapkan PBL, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks.
8.    Dengan menerapkan PBL, siswa tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber lainnya.
9.    Penerapan PBL dalam pembelajaran kalimat efektif pada surat undangan meningkatkan hasil belajar siswa.
Sebelum menggunakan PBL Rata-rata hasil belajar siswa dibawah KKM yaitu 5,5, namun setelah mengimplementasikan PBL dalam pembelajaran rata-rata hasil belajar siswa di atas KKM yaitu 7,5

B.     Masalah yang Dihadapi
Masalah yang dihadapi penulis ketika mengaplikasikan pembelajaran metode PBL antara lain:
1.      Harus bergantian ketika akan menggunakan infocus, karena hanya 1
2.      Siswa yang malas, cenderung mengandalkan siswa yang cerdas dan rajin
3.      Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa belajar dengan model PBL. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.
4.      Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai untuk membuat video pembelajaran. Padahal selain sebagai media pembelajaran,. Video juga merupakan bentuk teks audiovisual yang juga harus disajikan sesuai dengan rumusan KD.Sehingga video yang disajikan masih mencari dari internet.

C.    Cara Mengatasi Masalah
1.        Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan PBL dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
2.        Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS.
3.        Kekurangmampuan guru membuat video pembelajaran dapat diatasi dengan mengunduh video sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan baik dari youtube maupun dari Rumah Belajar. Dengan demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca = tulis, siswa juga dapat meningkatkan literasi digitalnya.











BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1.      Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery learning layak dijadikan praktik baik pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2.      Dengan penlusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK,  literasi, dan kecakapan abad 21.

B.     Rekomendasi

Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery
learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1.      Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya.Halini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2.      Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa)
3.      Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.



DAFTAR PUSTAKA

Ariyana Yoki, dkk. 2019. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Berpikir Tingkat Tinggi. Dirjen.GTK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta

Setiawati  Wiwik, dkk. 2019. Buku Pegangan Penilaian Berorientasi pada Berpikir Tingkat Tinggi. Dirjen.GTK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Bestari Reisky.2019. Buku Pegangan Guru Inti di Sasaran. Dirjen.GTK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Hartati dra. 2019. Buku Paket Unit Pembelajaran Program PKB melalui PKP Berbasis Zonasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar (SD) Tata Kalimat. Dirjen.GTK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Karitas Puspa Diana.2017.Tema 7. Peristiwa dalam Kehidupan Buku Guru SD/MI  Kelas V.Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.Jakarta
Karitas Puspa Diana.2017.Tema 7. Peristiwa dalam Kehidupan Buku Siswa SD/MI  Kelas V.Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.Jakarta
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
http://repository.unpas.ac.id/37391/4/BAB%20II.pdf  diakses tanggal 26 November 2019 pukul 17.34