Selasa, 26 Oktober 2021

27 Strategi Tes Formatif Asyik

 1. Teruskan Pertanyaannya.


Dengan strategi penilaian formatif ini, Anda akan mengajukan satu pertanyaan kepada satu siswa dan kemudian bertanya kepada siswa lain apakah jawaban itu tampaknya masuk akal atau benar. Kemudian, mintalah penjelasan dari siswa ketiga mengapa ada kesepakatan atau tidak. Ini membantu menjaga semua siswa terlibat karena mereka harus siap untuk setujTeruskan Pertanyaannya. Dengan strategi penilaian formatif ini, Anda akan mengajukan satu pertanyaan kepada satu siswa dan kemudian bertanya kepada siswa lain apakah jawaban itu tampaknya masuk akal atau benar. Kemudian, mintalah penjelasan dari siswa ketiga mengapa ada kesepakatan atau tidak. Ini membantu menjaga semua siswa terlibat karena mereka harus siap untuk setuju atau tidak setuju dengan jawaban yang diberikan dan memberikan penjelasan.u atau tidak setuju dengan jawaban yang diberikan dan memberikan penjelasan.


2. Terlibat dengan metode Stik Es Loli



Meskipun mungkin tidak mengejutkan, pendekatan Popsicle Stick untuk keterlibatan siswa dapat memberikan pilihan jawaban yang lebih acak, yang berarti bahwa pengangkat tangan yang konsisten tidak mendominasi diskusi kelas (dan evaluasi). Berikut cara kerjanya:

Mintalah setiap siswa menuliskan nama mereka pada tongkat es loli
Tempatkan semua tongkat dalam cangkir
Ajukan pertanyaan kepada kelas, ambil sebuah tongkat dari cangkir, dan mintalah siswa yang namanya tertera pada tongkat itu menanggapi pertanyaan tersebut
Semua siswa dan sistem respons acak seperti ini melibatkan seluruh kelas dan menetapkan harapan bahwa semua siswa layak didengar, menghilangkan gagasan pilih kasih dan, mungkin yang lebih penting, mengidentifikasi kesenjangan dalam pemahaman siswa. Strategi penilaian formatif ini dapat memberi guru informasi penilaian di kelas secara real-time yang mereka butuhkan untuk menyesuaikan instruksi dan bertemu siswa dengan lebih baik

3. Teknik Whiteboard


Cara sederhana untuk mendengar setiap suara

Teknik Whiteboard dapat melibatkan seluruh kelas Anda dan memberikan bukti yang berguna tentang pembelajaran siswa.

Siswa Anda dapat menggunakan papan tulis mereka untuk memberikan jawaban atau informasi hanya dengan menuliskan ide mereka dan mengangkat papan mereka sehingga Anda dapat membacanya.

Setiap siswa akan membutuhkan papan tulis kecil di meja mereka. Untungnya harganya cukup murah dan bahkan dapat ditemukan di toko dolar lokal Anda.

Siswa Anda dapat menggunakan papan tulis mereka untuk memberikan jawaban atau informasi hanya dengan menuliskan ide mereka dan mengangkat papan mereka sehingga Anda dapat membacanya. Itu memudahkan Anda untuk dengan cepat memahami pemahaman siswa dan menyesuaikan cara Anda bergerak maju.

Sebuah tablet dapat bertindak dengan cara yang sama. Tetapi, seperti yang dikatakan Dylan Wiliam, “Penemuan modern terbesar untuk pembelajaran mungkin adalah papan tulis pribadi.” Apa pun yang Anda gunakan, ingatlah: Tidak harus mewah. Selama Anda dapat mengumpulkan bukti pemahaman dan pemahaman siswa tentang pelajaran yang ada, teknik ini telah berhasil.

4. Sudut

Mari tambahkan satu lagi ke daftar Anda: Sudut.


Bagaimana empat dinding dapat membantu Anda mengajar

Sementara Pojok dapat mengambil sejumlah iterasi yang berbeda, fondasinya konsisten: setiap sudut di kelas Anda mewakili jawaban atau pandangan yang berbeda pada pertanyaan atau teori yang berbeda.

Ketika pertanyaan atau topik pertama kali diperkenalkan, setiap siswa pergi ke sudut yang paling mewakili jawaban mereka. Berdasarkan diskusi kelas, siswa kemudian dapat berpindah dari sudut ke sudut, menyesuaikan jawaban atau pendapat mereka.

[E]setiap sudut di kelas Anda mewakili jawaban atau pandangan yang berbeda tentang pertanyaan atau teori yang berbeda.

Pojok tidak harus mewakili jawaban spesifik. Mereka juga dapat mewakili kenyamanan siswa dengan atau pemahaman tentang suatu topik. Misalnya, jika mereka tidak memahami topik yang sedang dibahas, mereka dapat pergi ke salah satu sudut dengan siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang sama. Hal ini memudahkan untuk memasangkan siswa yang “mengerti” dengan mereka yang kesulitan dan meminta siswa berkolaborasi untuk memahami subjek yang menantang.

Tidak ada teknik penilaian formatif yang benar atau salah. Faktanya, strategi penilaian formatif yang berhasil untuk satu kelas mungkin tidak berhasil untuk kelas yang lain. Intinya adalah untuk melibatkan seluruh siswa dalam diskusi dan dialog dengan cara yang memungkinkan guru untuk memperoleh bukti pembelajaran siswa. Cobalah Corners, dan lihat apakah itu berhasil untuk anak-anak Anda.

4. Berpikir Pasangan Berbagi

Ide penilaian formatif berikutnya yang ingin kami bagikan kepada Anda adalah yang kami sebut Think-Pair-Share. Konsepnya cukup sederhana.

Bagaimana itu bekerja

Berikut cara menggunakan Think-Pair-Share di kelas Anda:

Ajukan pertanyaan ke kelas
Mintalah setiap siswa menuliskan jawaban mereka
Mintalah siswa untuk berpasangan dengan teman sekelas dan mendiskusikan jawaban mereka
Setelah pasangan memiliki kesempatan untuk mendiskusikan jawaban mereka di antara mereka sendiri, mintalah mereka berbagi dengan kelompok yang lebih besar atau anggota kelas lainnya
Bantu anak-anak Anda tetap terlibat dengan berkeliling kelas untuk menentukan pemahaman materi pelajaran.

Think-Pair-Share menyediakan menempatkan siswa di pusat pembelajaran mereka. Jika Anda mengikuti blog kami, Anda akan tahu bahwa penelitian telah menunjukkan bahwa pengaturan pembelajaran mandiri mengarah pada peningkatan kinerja siswa

5. Dua Bintang dan Harapan


Ide berikutnya ini paling sering disebut sebagai Dua Bintang dan Harapan. Seperti yang ditunjukkan oleh penelitian Paul Black dan Dylan Wiliam pada tahun 1998, strategi umpan balik meningkatkan standar kinerja siswa, dan Two Stars and a Wish dirancang untuk memberikan umpan balik siswa melalui penilaian rekan dan diri. Bagaimana itu bekerja Singkatnya, Two Stars and a Wish mengumpulkan dua bintang — area di mana pekerjaan siswa unggul — dan satu Wish — area di mana ada beberapa tingkat peningkatan. Ini dapat diberikan dalam beberapa cara, dan idealnya ketiga metode digunakan dari waktu ke waktu: Tinjau karya anonim dengan seluruh kelas dan minta semua siswa memberikan umpan balik Bagi kelas menjadi pasangan-pasangan dan minta mereka meninjau pekerjaan satu sama lain Mintalah setiap siswa menilai pekerjaan mereka sendiri Two Stars and a Wish membantu mengaktifkan siswa dan memberdayakan mereka sebagai pemilik pembelajaran mereka, dan penelitian menunjukkan bahwa pengaturan pembelajaran mandiri mengarah pada peningkatan kinerja siswa.

Sumber: 
https://www.nwea.org/blog/2019/27-easy-formative-assessment-strategies-for-gathering-evidence-of-student-learning/

Minggu, 24 Oktober 2021

3. Profil Belajar Murid

 Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Namun demikian, sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri.  Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka. 

Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa diantaranya:

  • Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur,  dsb. 
    Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb.  
  • Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
  • Preferensi gaya belajar.
    Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru.  Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:
    1. visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer ); 
    2. auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat  saat berdiskusi, mendengarkan musik); 
    3. kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).
      Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru untuk berusaha untuk menggunakan kombinasi gaya mengajar.
  • Preferensi berdasarkan kecerdasan  majemuk (multiple  intelligences): visual-spasial, musical, bodily-kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic-matematika. 

Pak Neon akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid dapat mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Neon telah mengetahui bahwa sebagian muridnya adalah pembelajar visual, sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan pembelajar kinestetik. Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut, Pak Neon lalu memutuskan untuk melakukan  beberapa hal berikut ini:

  1. Saat mengajar,  Pak Neon:
    • menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.
    • menyediakan video yang dilengkapi  penjelasan lisan yang dapat diakses oleh murid.
    • membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel di tempat-tempat berbeda untuk memberikan kesempatan  murid bergerak saat mengakses informasi.
  2. Saat memberikan tugas, Pak Neon memperbolehkan murid-muridnya memilih cara mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Murid boleh menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, rekaman wawancara maupun  performance atau role-play.

Contoh cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid

Guru dapat mengidentifikasi kebutuhan murid dengan berbagai cara. Berikut ini adalah beberapa contoh cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid.

  1. mengamati perilaku murid-murid mereka; 
  2. mengidentifikasi pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid terkait dengan topik  yang akan dipelajari;
  3. melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka saat ini, dan kemudian mencatat kebutuhan yang diungkapkan oleh informasi yang diperoleh dari proses penilaian tersebut;
  4. mendiskusikan kebutuhan murid  dengan orang tua atau wali murid;
  5. mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas;
  6. bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid;
  7. membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya untuk melihat komentar dari guru-guru sebelumnya atau melihat pencapaian murid sebelumnya;
  8. berbicara dengan guru murid sebelumnya;
  9. membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkat pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini;
  10. menggunakan berbagai penilaian penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa murid telah berada dalam level yang  sesuai;
  11. melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid;
  12. mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka sendiri untuk mengetahui efektivitas pembelajaran mereka; dll. 

Daftar di atas hanya beberapa contoh saja. Masih banyak cara lain yang dapat guru lakukan untuk mendapatkan informasi atau mengidentifikasi kebutuhan belajar murid-murid mereka. Dapatkah Bapak/Ibu mengidentifikasi cara lainnya?

Perlu diperhatikan bahwa mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid, tidak selalu harus melibatkan sebuah kegiatan yang rumit. Guru yang memperhatikan dengan saksama hasil penilaian formatif, perilaku murid atau terbiasa mendengarkan dengan baik murid-muridnya biasanya akan dengan mudah mengetahui kebutuhan belajar murid-muridnya. 

sumber:
Modul 2.1. Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3, Kab. Tangerang, 2021

Sabtu, 23 Oktober 2021

Refleksi Pekan 9 Modul 2.1 (Pembelajaran Berdeferensiasi)

 

Sesi koneksi antar materi adalah sesi mengulang materi yang telah saya pelajari. Mau tidak mau  saya harus membaca ulang materi modul 1.1. tentang Filosofi Pendidikan menurut kHD, modul1.2. Nilai dan Peran Guru Penggerak, dan modul 1.3. Visi Guru Penggerak. Hal ini justru memberi keuntungan karena tanggal 21 Oktober 2021 akan diadakan post test modul 1. Banyak pilihan unggahan di sesi ini, namun saya memilih membuat artikel di blog pribadi saya. Selain bertujuan memperlancar menulis, juga sebagai bahan belajar saya menghadapi ujian modul 1.

Kamis, 21 Oktober 2021

Sesal

 Karya Lasmi Ningsih

Nak,
Maafkan ibu
tak sadar membelenggumu
Ketika kau berbuat beda
Sejatinya kau sedang mencari kebebasan

Nak,
Maafkan ibu
Ketika kau mengharapkan kasih sayang
Namun luput ibu ulurkan

Nak,
Maafkan ibu
Bila ada tutur menggores hatimu
Saat tak sengaja memintamu lebih
Padahal kau sedang menikmati kesenangan

Nak,
Maafkan ibu
tak menatapmu
saat kau butuh pengakuan


Nak,
Maafkan ibu
Bila ibu belum bisa seperti yang kau mau


Nak,
Maafkan ibu
Akan ketidaktahuan ilmu
dalam menuntunmu
menjadi bintang di indah semestamu

Panongan, 21 Oktober, 2021, 23.19

( Refleksi diri, Modul 1.4 .Budaya Positif)

Cermin Diri

 Karya Lasmi Ningsih


Seraut wajah di depan cermin
Menatap penuh tanya
"Apa yang kau tanam hari ini?"

Air berurai menganak sungai
Mengaburkan cahaya di bola mata
Bibir mengatup luka
Tangan mengepal

Menapak pasti pilihan hati
Senyum ditiap kata
Saat menatap kilau beragam bintang suci
Berlomba menunjukkan gerlapnya

Berharap diri temukan kilau Sang Bintang
Bersinar di masa depan
Terangi diri
Sinari dunia
Genggam alam penuh cinta


Tangerang, Sept 2021

( Modul 1.2. Nilai Guru Penggerak)


Sekolahku

 Karya Lasmi Ningsih


Mentari menyapa di ufuk timur
Kicau burung berdendang
Membangunkanku tuk bersiap
Mengejar mimpi

Saat tiba di sekolah
Disambutku dengan senyum
Beriring sapa
"Selamat datang di petualangan baru"

Melingkar penuh tawa
Merdeka menemukan pengalaman 
Bergotong royong penuh makna
Saling menegur  dengan cinta

Panongan, September 2021

Rindu


 

Karya Lasmi Ningsih

Melayang kertas di ujung jari
Bersinar menembus hati

Terbuka jendela di ruang galau
Bertutur dengan riang gembira

Wajah - wajah yang kurindu
Tegas penuh cinta Bu Ida
Lembut menuntun Bu Hafsah
Tubuh jangkung Pak J
Senyum berhikmah Bu Nur
Terbayang surga membias rupa Bu Laela
Tak kan lapar bersama Neng Rika
Hanyut dalam story telling Bu Noni
Berpayung kata bijak Pak Ano
Berkobar semangat 45 Miss Yayuk
Wanita tangguh nan perkasa Bu Isti
Hamparan ide Bu Yani
Lentik jemari berkreasi   bu Asti

Sorak riang hilang nestapa
Menimbun setumpuk asa
Penuhi panggilan Negeri
Jayakan bumi pertiwi

Tangerang, 3 Oktober 2021
Pasca Lokakarya 2 
Golden Tulip Esential, Kota Tangerang

Refleksi PGP Pekan Ke 8

 


Refleksi Pekan ke 8


 

Mengawali Pekan  dengan alur belajar MERRDEKA, mulai dari diri. Merefleksi sejauh mana penerapan budaya positif  dan disiplin di sekolah, hubungan budaya positif dengan kesuksesan pembelajaran dengan menjawab pertanyaan di LMS.

 

Membayangkan visi murid impian Bagaimana mewujudkan kelas impian tersebut? Untuk mewujudkan kelas impian “ Mewujudkan murid-murid yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, mandiri,kreatif, kolaboratif, adaptif, reflektif, dan berwawasan global” saya harus : Bahagia ketika mendidik siswa Menganalisis karakter semua peserta didik yang menjadi amanah saya Membangun kedekatan emosi kepada semua murid Menumbuhkan kepercayaan murid Menggenali dan menumbuhkan potensi masing-masing murid Membangun kolaborasi dengan orang tua murid dan guru mapel yang mengajar di kelas saya Mensinergikan pemumbuhan karakter dengan program sekolah Menciptakan lingkungan belajar yang aman, kondusif, dan menyenangkan untuk siswa Mengintegrasikan tumbuh kembang profil pelajar Pancasila pada setiap mata pelajaran Rutin melakukan refleksi capaian program, evaluasi dan tindak lanjut Apa yang diperlukan untuk mewujudkan kelas yang aman dan nyaman bagi semua warga kelas? jawab : Membangun kolaborasi dengan orang tua murid atau pihak ketiga

 

Harapan setelah mempelajari modul ini etelah mempelajari modul ini saya berharap : * Dapat membangun budaya positif di kelas, sekolah, dan komunitas terdekat * Berhasil mengenali potensi peserta didik dan menuntun tumbuhkembangnya dengan optimal * Sukses menumbuhkan profil pelajar Pancasila di kelas dan SDN Panongan II

 

Harapan untuk murid setelah mempelajari modul ini.

Setelah mempelajari modul ini saya berharap siswa: *Bahagia belajar disekolah, rumah atau dimana saja *Bahagia menemukan kekuatan dan kelemahan diri sendiri. *Bahagia menumbuhkan kodrat alam yang ada didirinya sendiri sehingga tercapai kemandirian *Bahagia beradaptasi dengan perkembangan jaman *Siswa berpikiran global namun tetap mempunyai karakter profil Pelajar Pancasila

 

Kegiatan yang saya harapkan di modul ini

Kegiatan yang Saya harapkan dalam modul ini antara lain kolaborasi dan diskusi berbagi praktik baik. Materi yang saya harapkan pada modul ini adalah tips menumbuhkan budaya positif pada peserta didik, guru, dan komunitas Manfaat yang Saya harapkan ada di modul ini adalah Saya mampu membangun budaya positif pada diri saya, siswa, guru, dan komunitas dalam rangka mewujudkan profil Pelajar Pancasila

 

Sesi kedua adalah eksplorasi konsep Budaya Positif. Pada sesi ini saya mendapatkan ilmu baru. Bagaimana mengatasi masalah dengan tahapan segitiga restitusi. Saya mendapatkan pengalaman baru tentang arti dari displin. Bahwasanyan displin berasal dari kata belajar.

 

Saya juga banyak belajar bahwa sejatinya budaya positif diawali dengan displin positif. Displin positif adalah bagaimana seseorang dapat memiliki motivasi intrinsik.

 

Selama satu pekan ini saya mengalami banyak kejutan dengan kesalahpahaman tentang konsep reward dan punishmen. Tak selamanya pemberian penghargaan dapat memotivasi siswa berbuat baik. Justru bisa menjadikan siswa menjadi ketergantungan dengan hadiah. Jika tidak diberi hadiah, siswa tidak mau berbuat baik.

                


Setelah mempelajari modul satu pekan ini, saya berusaha mempraktikkan bermusyawarah dengan siswa untuk membuat keyakinan kelas. Melakukan pendalaman keyakinan kelas secara ofline. Agar siswa terbiasa dengan keyakinan kelas, siswa menggunakan keyakinan kelas untuk presensi harian.


Rabu, 20 Oktober 2021

Refleksi dan Rencana Aksi Nyata Modul Budaya Positif

 




Refleksi Modul Budaya Positif

Modul Budaya Positif mengajarkan setiap anak sejak lahir telah dianugaerahi  keyakinan universal yang sama meski berbeda agama, latar belakang adat, dan bangsa. Nilai-nilai yang telah diyakini tersebut ditumbuhkan kembali melalui musyawarah keyakinan kelas. Dengan harapan siswa melaksanakan keyakinan itu tanpa paksaan  atau berasal dari diri siswa sendiri (motivasi intrinsik). Gurulah sebagai penuntun tumbuh kembang keyakinan tersebut.

Namun sebelum guru menggerakkan orang lain, ia harus mampu menjadi pribadi positif, mempunyai keyakinan baik yang kuat serta motivasi internal baik. Sehingga perannya sebagai guru penggerak untuk menggerakkan siswa, teman sejawat dan komunitas  berjalan maksimal dan profil Pelajar Pancasila dapat tercapai.

Sepanjang saya mempelajari modul ini, saya disadarkan akan banyak hal kesalahan yang saya lakukan. Seperti :

  • Displin bukan paksaan. Arti kata displin adalah belajar
  • Bahwa memberikan penghargaan atas capaian siswa  tak selamanya baik. Justru menyamarkan keyakinan baik siswa. Siswa hanya melakukan kebaikan jika ada imbalan.
  • Satu kata yang terucap dari guru (misal: kita mengecap siswa bodoh, atau anak nakal), bisa jadi menjadi sebuah pisau belati yang mengiris harga diri siswa. Membuat siswa menjadi pribadi pendendam atau trauma akan label yang diberikan guru tersebut.

 Rencana Aksi Nyata Budaya Positif

Berikut rencana aksi nyata saya terkait Budaya Positif di SDN Panongan II dan Komunitas gugus 2 Kecamatan Panongan

Untuk membuka Ebook Rencana Aksi Nyata Budaya Positif klik  di sini 


Peran Guru dalam Menciptakan Budaya Positif di Sekolah

 



Guru ibarat petani kehidupan yang mempunyai bibit unggul (siswa). Agar bibit unggul tersebut tumbuh sesuai dengan kodratnya, seorang guru perlu membuat tanah subur dengan memberi pupuk, menyirami, dan membasmi gulma yang tumbuh.  Menciptakan budaya positif layaknya menyuburkan tanah, menyirami dan membasmi gulma tersebut.

Korelasi antara Budaya Positif, Filosofi Pendidikan KHD, Nilai, Peran dan Visi Guru Penggerak

 



Korelasi antara Budaya Positif dengan Filosofi Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara

Menurut Ki Hadjar Dewantara setiap anak adalah merdeka, mereka mempunyai kebebasan menentukan pilihan berdasarkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Dr. William Glasser dalam Control Theory, bahwa guru tidak berhak memaksa siswa, jika siswa memutuskan untuk tidak melakukan sesuatu. Teori Kontrol menyatakan bahwa semua perilaku memiliki tujuan, bahkan terhadap perilaku yang tidak disukai.

Jumat, 08 Oktober 2021

PEMETAAN TABEL T KELAS 6 SDN PANONGAN II TAHUN PELAJARAN 2021/2022

 

Bersikap Positif

 

Tampak Seperti

Tidak Tampak Seperti

·        Online di grup WA kelas tepat waktu

·        Terlambat online di grup WA kelas

·        Rajin mengumpulkan tugas

·        Jarang mengumpulkan tugas

·        Bahagia membantu teman yang tidak punya kuota internet

·        Masa bodoh dengan teman yang tak bisa belajar karena tak punya kuota internet

·        Bertanggung jawab

·        Belum  tanggung jawab

·        Mempunyai cita-cita jelas

·        Hanya ikut-ikutan

 

 

Percaya dan Menghormati Orang Lain dan Barang  Miliknya

Tampak Seperti

Tidak Tampak Seperti

·          Minta ijin ketika meminjam barang

·          Meminjam barang tanpa ijin

·          Percaya belajar sebagai kebutuhan

·          Terpaksa belajar

·        Saling menghormati

·        Suka menghina teman

·        Bertanggung jawab dengan barang miliknya

·        Teledor

 

 

Tabel Y


 

Setiap Anggota Kelas Melakukan Tugas



 

 

Kamis, 07 Oktober 2021

Menanam Sayur ( Puisi)

 Menanam Sayur

Karya Lasmi Ningsih 


Pagi hari 

kusambut dengan bahagia

bertemu teman dan guru

Bercanda di sekolahku 


Tanah

Kompos

Sekam bakar

Kuaduk hingga rata

Gembira bersama 


Berebut polibag atau sekop

Berlomba masukkan biji sayur

Ku siram penuh cinta

Berharap esok tumbuh subur 


Hijau sekolahku

Suka cita hatiku

Dapat ilmu baru

Kan berguna tuk masa depanku 


Ketika aku mengeluh

Lembut suara guru

Membakar semangatku

Belajar meraih cita-citaku

Rabu, 06 Oktober 2021