Selasa, 15 November 2022
Jumat, 30 September 2022
Matahari Sumber Energi ( IPA Kelas 4 Tema 2)
Matahari Sumber Kehidupan di Bumi
Matahari sebagai sumber energi terbesar memancarkan panas dan
cahayanya ke Bumi. Cahaya matahari menerangi Bumi sehingga kita dapat
melihat semua makhluk hidup dan benda di siang hari. Panas matahari
mengakibatkan adanya kehidupan di Bumi.
Berikut beberapa peran matahari bagi kehidupan di Bumi:
• Seiring dengan perputaran Bumi pada porosnya, matahari membuat
terjadinya siang dan malam.
• Seiring dengan kemiringan posisi Bumi saat melakukan revolusi, matahari
mengakibatkan terjadinya 4 musim di belahan Bumi utara dan selatan
yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi.
• Berperan pada siklus/perputaran air, hingga terjadi perubahan cuaca:
mendung, panas, dan hujan.
• Berperan pada proses terjadinya awan hingga terjadinya hujan yang
membasahi daratan hingga semua tumbuhan di darat dapat bertahan
hidup. Air hujan yang tersimpan di tanah juga dimanfaatkan hewan dan
manusia untuk keberlangsungan hidupnya.
• Berperan pada proses fotosintesis sehingga semua tumbuhan baik di darat
dan di laut dapat hidup, berkembang, dan membuat cadangan makanan
untuk dikonsumsi hewan dan manusia. Panas matahari mengakibatkan
perbedaan suhu udara yang memicu terjadinya angin. Tiupan angin
kemudian juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.
• Panas matahari mengakibatkan air laut menguap, peristiwa ini di-
manfaatkan pada proses pembuatan garam.
• Cahaya dan panas matahari digunakan sebagai sumber energi pada panel
surya, yang mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik.
• Cahaya matahari di pagi hari juga membantu proses terjadinya vitamin D
yang berguna bagi pertumbuhan tulang pada anak-anak.
Begitu banyak peran matahari bagi kehidupan. Tanpa matahari maka tidak
akan terjadi kehidupan di Bumi.
Kamis, 23 Juni 2022
Naskah Pidato Perpisahan Kelas 6
Assalamu’alaikum
warohmatullahi wa barokatuh
Yang terhormat Kepala
SDN Panongan II, Ibu Hj. Emi Suhaemi, S.Pd. SD
Yang saya hormati dewan
guru SDN Panongan II
Yang saya hormati,
orang tua murid kelas 6
Yang saya sayangi dan
banggakan teman-teman kelas 6 SDN Panongan II
Pertama marilah kita panjatkan puji syukur
kepada Allah SWT atas segala nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kita
semua bisa berkumpul di tempat ini dalam rangka kegiatan perpisahan siswa kelas
6 SD Panongan II
Shalawat
serta salam, mari kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga dengan
seringnya mengucapkan ‘allahumma sholli ala muhammad wa ala ali muhammad’ kita
mendapatkan pertolongan-Nya di Hari Akhir nanti.
Teman-teman,
Tak terasa
kami sudah 6 tahun menimba ilmu di SDN Panongan II. Tibalah saatnya kami akan
melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi.
Masih
terbayang dalam ingatan, saat pertama kali masuk kelas 1. Ibu guru dengan tekun
mengajarkan kami mengenal huruf, membaca, menulis dan berhitung.
Untuk itu
dengan segala kerendahan hati, Saya
mewakili teman-teman mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan jasa Bapak dan
Ibu guru SDN Panongan II. Dalam mendidik kami, mengarahkan kami menjadi murid
yang bertaqwa dan berakhlaq mulia.
Mohon
maaf jika selama kami belajar di SDN Panongan II, banyak kata atau sikap kami
yang membuat Bapak/ ibu guru marah.
Doakan
kami, agar kami bisa melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi. Tercapai
semua cita-cita kami. Aamiin
Tak lupa
kepada, kedua orang tua kami yang telah bersusah payah mencari uang untuk
membiayai sekolah kami. Menyayangi dan menyediakan semua kebutuhan sekolah
kami. Terima kasih, Ayah, ibu.
Semoga
Allah SWT membalas semua kebaikan kedua orang tua kami dan Bapak/ibu guru SDN
Panongan II. Aamiin
Demikian
pidato dari saya. Mohon maaf jika ada kesalahan
Kalau ada
sumur di ladang
Boleh kita
menumpang mandi
Kalua ada
umur Panjang
Boleh kita
berjumpa lagi
Wassalamu’alaikum
Warohmatullahi wa barokatuh.
Kamis, 28 April 2022
Refleksi Pekan 23, Modul 3.3. Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid
Kepala SDN Panongan II
Ibu Hj. Emi Suhaemi,S.Pd. SD sedang belajar cara unggah dokumen di google drive
Refleksi Pekan 22, Modul 3.3. ( Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid)
Modul 3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid
1. Mulai dari Diri
Pengalaman menjadi ketua koperasi sangat berkesan bagi saya. Karena banyak pembelajaran yang saya dapatkan semasa menjabat sebagai ketua tersebut antara lain :
- Saya belajar mengelola waktu. Saat istirahat harus jaga koperasi meski tidak setiap hari.
- Belajar tatakelola keuangan sederhana
- Belajar berbelanja dan berjualan.
- Belajar bekerja sama dengan pengurus lain
- Belajar berbicara di depan umum saat memberikan laporan pertanggungjawaban di depan kepala sekolah, dewan guru dan perwakilan kelas dari kelas 1 sampai kelas 3. Hari berikutnya langsung dipanggil kepala sekolah dan diberikan penghargaan.
Pembelajaran yang saya dapatkan saat menjadi ketua Koperasi WASIS SMAN 2 Magelang .Menjadi guru dan bisa berbicara di depan umum dengan percaya diri. Hal ini bisa jadi diawali dari pengalaman berbicara di depan umum saat SMA. Saat pidato memberikan laporan pertanggungjawaban Koperasi Wasis di depan Kepala Sekolah, dewan guru, dan perwakilan murid SMAN 2 Magelang. Andai waktu itu saya tidak memaksakan diri untuk bisa pidato tanpa teks. Mungkin rasa percaya diri itu tidak hadir saat ini
2. Ruang kolaborasi diskusi
Program unggulan yang sedang di jalan di SDN Panongan II adalah Rabu Literasi. Program ini tidak hanya untuk murid namun juga untuk guru. Untuk murid diadakan setiap hari rabu sebelum pelajaran di mulai. Program ini termasuk program pengayaan atau kokurikuler. Namun untuk kelas tinggi (4, 5 dan 6) bisa diintergrasikan dalam pembelajaran intrakurikuler pelajaran Bahasa Indonesia.
Tujuan Program :
Meningkatkan kemampuan literasi baca tulis murid di SDN Panongan II
Meningkatkan kompetensi literasi baca tulis, digital, dan pedagogik guru SDN Panongan II
Meningkatkan potensi murid dalam bidang olah raga terutama futsal.
Program ini dipilih karena mempertimbangkan aset yang dimiliki oleh SDN Panongan II. Antara lain: sekolah mempunyai koleksi buku cerita berjenjang bantuan dari USAID. Dimana buku ini lengkap untuk kelas 1 sampai kelas 6. Isi bukupun sesuai dengan karakteristik tiap kelas. Misal buku kelas 1 disebut buku merah hanya terdiri dari 3 kata dan gambar full colur 1 halaman yang menjelaskan kata tersebut. Buku hijau terdiri dari 1 kalimat dengan 5 kata dilengkapi gambar penuh warna cocok untuk kelas 2. Buku biru terdiri dari 3 kalimat yang terdiri dari 3 sampai 6 kata perkalimat untuk kelas 3. Buku coklat untuk kelas 4. Terdiri dari 4 kalimat. Masing-masing kalimat terdiri dari 3 sampai 6 kata. Buku kuning untuk kelas 5. Terdiri dari 10 kalimat. Menggunakan kalimat langsung dan sudah ada alur cerita di dalamnya. Buku abu-abu untuk kelas 6. Terdiri dari 4 paragraf. Masing-masing paragraf terdiri dari 4 sampai 5 kata. Semua buku dilengkapi gambar ilustrasi yang menjelaskan isi cerita.
Untuk memfasilitasi program ini dibuat zona literasi di setiap kelas. Untuk murid kelas 6,anak diminta menulis kata yang sulit di sebuah kertas setelah membaca sebuah buku. Di kumpulkan di sebuah kotak hasil karya siswa dan diberi label tabungan kata. Tabungan kata ini akan dibuat sebuah kamus sederhana hasil karya murid kelas 6 dalam bentuk
Selain itu, saya sendiri memiliki hobi membaca dan menulis. Dan sedang mengikuti beberapa program kelas kepenulisan. Baik kelas menulis cerita anak, cerpen media, menulis puisi, opini, bahkan sampai kelas menulis novel.
Program ini dipilih karena berdasarkan pengamatan saya selama mengajar di SDN Panongan II. Rata-rata kemampuan numerik murid rendah. Mereka lebih berpotensi dalam bidang literasi, seni dan olahraga.
Untuk memberikan kebebasan memilih di SDN Panongan II juga akan menggalakkan kembali program Selasa Sehat. Program ini terbagi dua yaitu program ekstrakurikuler futsal dan program kokurikuler yaitu kurangi sampah di sekitar kita (Kurasaki).
Program ini dipilih karena mempertimbangkan aset yang dimiliki SDN Panongan II. Salah satu guru di SDN Panongan II, Bapak Roni Herman P, S.Pd. merupakan wakil ketua sekretaris Asosiasi PSSI Kab.Tangerang. Beliau juga sudah mempunyai sertifikat wasit sepak bola dan futsal. 500 m dari sekolah ada Gedung Olah Raga Kecamatan Panongan yang sudah jadi dan bisa digunakan untuk bermain futsal
Sejauh ini murid masih sudah diberikan kebebasan memilih judul buku yang akan dibaca. Setelah mereka membaca anak diberikan pilihan juga untuk mengekspresikan isi cerita buku yang dibaca. Untuk kelas rendah masih dibimbing guru dengan pertanyaan pemantik. Seperti, “Hari ini kamu membaca apa?”
Untuk kelas tinggi unggahan pemahaman bacaan murid diberikan kebebasan menuliskan kembali isi cerita yang dibaca dalam bentuk sinopsis atau puisi. Atau menceritakan kembali cerita yang dibaca secara lisan.
Namun sejauh ini hasil sinopsis mereka saya tempel di mading sekolah atau saya kirim ke blog pribadi atau blog sekolah.
Saya merasa bangga dan bahagia. Ternyata di SDN Panongan II memiliki buku berjenjang yang bisa saya manfaatkan untuk program Rabu Literasi. Pun tersedia papan majalah dinding yang sudah dua tahun tidak diperbaharui akibat pandemi.
Pembelajaran yang saya dapatkan. Ketika kita yakin akan kemampuan diri. Melihat kekuatan diri. Mengaitkan kekuatan diri dan potensi murid. Niscaya sebuah program berpihak pada murid akan banyak pilihan. Tinggal kita sebagai guru, mau atau tidak merancang program tersebut.
Sebuah program tak hanya sebatas dikerjakan selesai. Agar sebuah program dapat berjalan sesuai target, perlu dibuat rancangan yang matang menggunakan tahapan BAGJA. Untuk memudahkan melakukan evaluasi ketercapaian program perlu dibuat timeline beserta aktifitas kegiatan, sarana yang dibutuhkan dan penanggung jawab program tersebut.
Refleksi Pekan 21 Modul 3.2. Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya
Pekan kedua di bulan Maret 2022. Diawali dengan memikirkan aset apa saja yang dimiliki SDN Panongan II. Memetakan satu persatu dari aset manusia, lingkungan, sarana prasarana, finansial, politik, sosial, agama dan budaya.
Adapun hasil pemetaan saya dapat dilihat dengan mengklik tautan di bawah ini:
Selanjutnya sesi Ekplorasi Pemahaman Konsep bersama Instruktur. Pada sesi ini, saya diingatkan kembali dengan materi BAGJA di modul 1.3. Alur perubahan berbasis kekuatan aset yang dimiliki sekolah
- Buat Pertanyaan
- Ambil Pelajaran
- Gali Mimpi
- Jabarkan rencana
- Atur eksekusi
Pekan depan di SDN Panongan II juga melaksanakan PTS. Saya fokus less paper dengan membuat soal PTS yang ditautkan diblog.
Pekan sebelumnya saya membuat proyek ecobrick bersama murid kelas 6. Pekan ini mereka membuat refleksi pembelajaran tersebut dengan membuat puisi.
Berdasarkan jadwal yang saya buat, seharusnya melakukan aksi nyata. Namun karena sebagian guru ada yang WFH, akhirnya sesi Rabu Literasi bersama guru tentang Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran ditunda.
Pekan yang sangat sibuk. Merasa harus membuat skala prioritas. Mana yang harus didahulukan. Apakah tugas PPGP, tugas sekolah, atau amanah di masyarakat. Semua dijalani dengan bahagia. Plus deadline menulis buku antologi " Diari Sang Guru Penggerak" Buku yang akan terbit untuk panen lokakkarya 7. Hasil kolaborasi kelompok E.
Pembelajaran yang saya dapatkan ketika mempelajari modul ini adalah fokus berpikir pada kekuatan diri. Baik diri pribadi maupun diri tempat sekolah saya mengabdikan diri. Jika kita fokus pada kekurang, maka kita hanya akan jalan ditempat. Sementara waktu terus berjalan dan tak akan bisa kita ulang.
Untuk ke depannya mungkin saya harus bisa berkata "tidak". Jika saya diberikan amanah tambahan di lingkungan. Berusaha mencari regenerasi baru agar semua amanah saya bisa dilaksanakan dengan maksimal.
Refleksi Pekan 24 Modul 3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid
Pekan terakhir di bulan Maret diawali dengan sesi Ekplorasi Pemahaman Konsep bersama Instruktur, Ibu Twi Endah. Sesi ini dibuka dengan praktik STOP. Sesi yang membuat saya begitu terharu. Bersyukur bisa menjadi bagian program pendidikan guru penggerak. Meski selama 9 bulan. Durasi yang cukup panjang. Namun berbanding lurus dengan ilmu yang didapatkan.
Agak melankolis di sesi ini, karena ini sesi terakhir di PPGP. Selain itu, lewat praktik STOP ini, saya diingatkan kembali betapa guru adalah ujung tombak perubahan masa depan bangsa Indonesia. Berharap setiap tutur kata di kelas, setiap perubahan setelah mengikuti PPGP ini menjadi bagian dari menyemai benih bertumbuhnya generasi Indonesia yang lebih baik.
Agenda PPGP selanjutnya di modul 3.3. ini adalah membuat rencana program di tahap koneksi antar materi. Dimana saya diminta membuat sebuah presentasi yang berisi program yang berdampak pada murid. Dan akan saya jalankan di sesi aksi nyata.
a. Facts/ Peristiwa (ada
manajemen resiko, ada rantai program
Rabu literasi berawal dari mimpi yang dikolaborasikan dengan
kekuatan aset yang ada di SDN Panongan II. Di awali dengan mengisahkan manfaat
membaca kepada murid. Memberi gambaran tokoh-tokoh dunia yang gemar membaca dan
menulis. Seperti J.K Roling dengan buku dan film Hary Poternya. Sampai kepada
tokoh Indonesia yang bisa menghasilkan uang dari profesi menulis. Almarhum B.J.
Habibie yang sukses terhindar dari depresi pasca kematian ibu Ainun dengan
menulis. Sampai difilmkan dan menginspirasi banyak orang.
Meminta dukungan dari kepala SDN Panongan II dan dewan guru.
Serta menyosialisasikan program Rabu Literasi kepada orang tua murid.
Menyediakan zona literasi di kelas. Lengkap dengan buku,
meja, tikar dan tempat memajang hasil karya.
Mengintegrasikan budaya membaca 15 menit sebelum pelajaran
dimulai di setiap pelajaran. Mencari kata-kata sulit dari bacaan yang dibaca.
Memberi kebebasan kepada murid untuk mencari arti kata sulit di KBBI daring
dari HP setiap murid. Kemudian dituliskan di potongan kertas bekas. Murid membacakan kata sulit di depan kelas.
Serta melakukan permainan “putar kata” setelah murid selesai mencari kata
sulit. Sehingga semua murid dapat membaca kata sulit dari teman satu kelas. Selanjutnya menyimpan kata
tersebut di kotak tabungan kata. Setelah terkumpul, murid menyatukan tabungan
kata tersebut menjadi kamus kata-kata sulit. Di tempel di bekas kardus susu/snack.
Saat hari Rabu Literasi, murid membaca buku. Murid bebas
memilih buku yang ada. Murid saling berbagi isi buku. Guru menanyakan buku apa
saja yang dibaca. Mendiskusikan tema besar buku yang sudah dibaca. Memberi
contoh cara menulis puisi. Diawali dengan menulis puisi nama diri atau puisi
akrostik. Memberi gambaran cara membuat sinopsis pada murid. Murid
mengapresiasikan hasil bacaan dalam bentuk gambar, puisi atau sinopsis.
Guru memantik murid untuk berkarya dengan meminta murid
mengamati majalah dinding di sekolah.
Tanya jawab dengan murid. Mengaitkan masalah majalah dinding dengan
puisi dan sinopsis karya mereka. Apa yang bisa mereka lakukan, jika ada majalah
dinding lama, karya puisi dan sinopsis
baru. Guru menggali mimpi murid dengan meminta murid mencari contoh mading
keren melalui smartphone yang murid bawa. Murid diskusi dalam kelompok. Mading
seperti apa yang akan dibuat? Bahan apa saja yang mereka butuhkan?
Murid menghias puisi sebelum ditempel di mading. Murid
bekerja sama menghias mading. Murid menempelkan mading hasil karya mereka di
papan majalah dinding sekolah. Murid dan guru sama –sama melakukan refleksi.
Guru memantik kreativitas murid untuk mendokumentasikan foto dan video proses
pembuatan mading. Guru menggunggah video karya murid di media sosial.
b. Feeling/ Perasaan saat merencanakan dan menjalankan program
Pada awalnya saya merasa bingung. Program apa yang akan saya
unggulkan selama diklat PPGP ini. Puji syukur atas nasihat pendamping praktik,
Ibu Hj. Wakhida Nurhayati, M.Pd. saya bisa fokus memilih satu program, yaitu
Rabu Literasi. Dari awal pendampingan, Beliau berkata, “ Buatlah sebuah program
yang berkelanjutan. Dari hulu ke hilir dan konsisten. Pastikan program itu akan menghasilkan karya
yang bisa dipegang atau dibukukan ! “
Selama membuat program saya optimis. Potensi murid SDN
Panongan II dalam bidang literasi sangat membanggakan. Karena pada tahun 2020
ada salah satu murid kelas 4 yang mendapatkan penghargaan dari CSR Sinar Mas
Land. Ajeng, adalah anak yang berhasil masuk 20 besar lomba cerita di masa
pandemic. Ia berhak mendapatkan uang Rp500.000,00.
Sebagai guru, saya merasa tertantang untuk bisa menumbuhkan
potensi literasi semua murid SDN Panongan II. Untuk aksi nyata kali ini
difokuskan pada program Rabu Literasi di kelas 6, dimana saya sebagai wali
kelasnya.
Saya juga merasa bahagia, Kepala SDN Panongan II, Ibu Hj.
Emi Suhaemi, S.Pd. SD mendukung penuh program Rabu Literasi ini. Pun dengan
semua dewan guru serta wali murid SDN Panongan II. Mereka menyambut baik dan
mendukung program ini. Hal ini terlihat pada komitmen guru kelas 1 sampai 5
untuk mengadakan Rabu Literasi di kelas. Meski baru sebatas murid membaca buku
saja. Belum melangkah ke tahapan literasi berikutnya.
Beberapa murid perempuan di kelas 6 sering menanyakan, “Bu
kapan kita akan membuat majalah dinding lagi?”
Saya pun menjawab,”Kita kumpulkan dulu bahan madingnya, ya.
Kira-kira berapa pekan lagi, bahan mading bisa terkumpul?” lanjut saya.
Saya juga takjub akan kreatifitas murid saat salah satu
murid mendokumentasikan foto dan video yang saya kirim di grup whatsapp kelas
menjadi sebuah video yang unik. Saya
banyak belajar dari murid untuk mengedit video menggunakan aplikasi cap cut di smartphone.
Saya juga menemukan potensi wali murid SDN Panongan II. Mama
Ratu kelas 3 sudah menulis novel di aplikasi KBM. Kedepannya potensi ini bisa
dimanfaatkan untuk memperkaya wawasan murid. Mengundang Mama Ratu menjadi nara
sumber, berbagi tips kepenulisan dengan murid SDN Panongan II.
c. Pembelajaran yang dapat diambil saat menjalankan program
Dalam rentang merencanakan dan menjalankan program Rabu
Literasi ini, banyak hal yang saya dapatkan. Antara lain, potensi murid kelas 6
yang tak terduga. Beberapa murid yang saya anggap belum bisa. Seperti Dede, Naresi, dan Fahmi Ramadhan.
Ternyata setelah saya beri motivasi dan contoh dapat membuat puisi yang menyentuh
hati.
Pun kreatifitas mereka dalam bidang teknologi membuat video
pendek. Saya hanya berkata kepada mereka, “Ibu beri tantangan. Siapa yang bisa
membuat video pendek kegiatan Rabu Literasi?” Pada awalnya hanya dua anak yang
mengirimkan videonya, yaitu Revlind dan Ajeng. Saya beri motivasi, penghargaan
dan karyanya saya unggah di intagram serta tik tok. Kemudian beberapa murid
lain menyusul mengirimkan video editan mereka. Rijan, Rizky, Ikhsan
Hardiansyah, dan Rapi .
Saya juga menemukan potensi luar biasa dalam bidang literasi
cipta puisi pada guru-guru SDN Panongan II. Hal ini terbukti ketika kami
praktik membuat puisi Akrostik, guru-guru dapat berkolaborasi membuat sebuah
puisi bertemakan liburan.
Dewan guru juga kompak dalam mendukung suksesnya Rabu
Literasi di kelas masing-masing.
Saya juga menemukan potensi wali murid SDN Panongan II. Mama
Ratu kelas 3 sudah menulis novel di aplikasi KBM. Kedepannya potensi ini bisa
dimanfaatkan untuk memperkaya wawasan murid. Mengundang Mama Ratu menjadi nara
sumber, berbagi tips kepenulisan dengan murid SDN Panongan II.
d. Perencanaan untuk memperbaiki program
Saya masih belum bisa memastikan berapa jumlah buku yang
dibaca anak dalam satu pekan. Sehingga perlu adanya jurnal membaca bagi setiap
murid. Setelah membaca sebuah buku,
murid menuliskan judul buku, pengarang, terbitan, ringkasan cerita, dan
komentar atau pendapat mereka akan isi buku tersebut.
Untuk mengetahui peningkatan pengunjung zona literasi, saya
juga akan membuat daftar hadir pengunjung. Sehingga saya bisa mengontrol siapa
saja yang sering atau belum pernah datang ke zona literasi. Data ini bisa saya
gunakan untuk memberi apresiasi dan memotivasi murid yang belum berkunjung ke
zona literasi.
Saya juga akan membuat zona kebaikan di kelas. Diman zona
ini sebagai wadah prkatik pembelajaran sosial emosional. Murid belajar
berempati. Murid berterima kasih kepada teman lain yang sudah membantunya
melalui surat kebaikan. Surat ini akan dikumpulkan di zonz kebaikan. Jika sudah
terkumpul akan dibuat flipbook sederhana dari bahan bekas.
Jika di kelas 6, Rabu Literasi sudah sampai tahap menuliskan
apa yang murid baca. Di kelas lain masih sekedar membaca buku selesai. Untuk
memperbaiki keadaan tersebut, saya berencana mengajak guru kelas 1 dan 4
berkolaborasi membaca nyaring. Selain sebagai pemantik rasa ingin tahu murid
akan sebuah buku, juga sebagai gambaran guru dan murid, bahwa aktivitas membaca
itu menyenangkan.
Dimulai dari saya yang membacakan sebuah buku di depan kelas
1 dan 4, guru kelas menjadi pengamat. Di pertemuan berikutnya, saya dan guru
kelas 1/ 4 bergantian membacakan buku di depan kelas. Dan berharap di pertemuan
selanjutnya, guru kelas 1 atau 4 dapat membacakan buku di depan kelas. Sedang
saya menjadi pengamat.
Alasan pemilihan kelas 1 dan 4 sebagai program Rabu Literasi
selanjutnya karena kelas 1 dan 4 menempati ruang kelas. Kelas 1 pagi dan kelas
4 siang.
Refleksi Pekan 19 Modul 3.2. Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya (Bagian 2)
Pekan terakhir di bulan Februari memasuki modul 3.2. Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya
Dalam alur MERRDEKA
1. Mulai dari diri
Di tahap ini saya diminta mengingat kembali sosok kepala sekolah.
Saya mempunyai kepala sekolah yang demokratis, tidak mementingkan diri sendiri, mau berkorban. Jika uang BOS belum turun sedang operasional sekolah harus tetap berjalan seperti bayar internet, air dan listrik, Beliau mau membayarkan dulu.
Yang paling saya sukai dari bu Hj. Emi adalah belaiu semangat untuk belajar hal baru yang berkaitan dengan teknologi informasi untuk pembelajaran. Seperti hari ini beliau belajar kegunaan aplikasi spreadsheet di akun google drive guru belajar.id
Pun diminta mengungkapkan sosok pemimpin ideal menurut saya. Sosok pemimpin yang ideal menurut saya adalah :
a. Dapat menjadi teladan yang baik
b. Jujur
c. Adil
d. Demokratis
e. Mau berkorban
f. Mau berkolaborasi
g. Pengertian
h. Penuh kasih sayang
Ekosistem menurut KBBI artinya:
- keanekaragaman suatu komunitas dan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan ekologi dalam alam
- n komunitas organik yang terdiri atas tumbuhan dan hewan, bersama habitatnya
- n keadaan khusus tempat komunitas suatu organisme hidup dan komponen organisme tidak hidup dari suatu lingkungan yang saling berinteraksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah antara lain:
1. Sumber daya manusia (guru dan tenaga kependidikan)
2. Sarana prasarana
3. Lingkungan sekolah
4. Murid
5. Orang tua/wali murid
sedang supervisi kelas 6
Langkah selanjutnya, menidentifikasi peran seorang pemimpin di komunitas sekolah. Serta menuliskan apa saja sumber daya yang dimiliki SDN Panongan II, tempat saya mengajar. Peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah :
1. Didepan memberi contoh, ditengah memotivasi dan di belakang memberikan dukungan
2. Mengoptimalkan segala kekuatan sumber daya sekolah untuk memajukan komunitas sekolah
3. Memberikan peluang kepada guru dan tenaga kependidkan untuk saling berkolaborasi bukan kompetisi
Sumber daya yang dimiliki SDN Panongan II
a. Kepala sekolah yang demokratis dan jujur
b. Banyak guru yang punya keahlian khusus seperti:
1. Pak Joko Mahir membuat Dupak
2. Pak Aris mahir masalah tanaman dan penghijauan dan edit video
3. Pak Supitra mahir fotografi dan edit video
4. Bu Ani ibu kepala Desa Ciangir jago public speaking
5. Bu Mimi jago marketing
c. Sarana gedung baru
d. Punya infokus
e. Wali murid yang cenderung ikut apa kata sekolah
2. Eksplorasi Konsep
Peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah :
1. Didepan memberi contoh, ditengah memotivasi dan di belakang memberikan dukungan
2. Mengoptimalkan segala kekuatan sumber daya sekolah untuk memajukan komunitas sekolah
3. Memberikan peluang kepada guru dan tenaga kependidkan untuk saling berkolaborasi bukan kompetisi
Sumber daya yang dimiliki SDN Panongan II
a. Kepala sekolah yang demokratis dan jujur
b. Banyak guru yang punya keahlian khusus seperti:
1. Pak Joko Mahir membuat Dupak
2. Pak Aris mahir masalah tanaman dan penghijauan dan edit video
3. Pak Supitra mahir fotografi dan edit video
4. Bu Ani ibu kepala Desa Ciangir jago public speaking
5. Bu Mimi jago marketing
c. Sarana gedung baru
d. Punya infokus
e. Wali murid yang cenderung ikut apa kata sekolah
Refleksi Pekan 19 Modul 3.1. Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran( Bagian 1)
Memasuki pekan ke 3 Februari, pendidikan guru penggerak diawali dengan aksi nyata modul 3.1.
Memasuki bulan Februari 2022 disambut dengan modul 3 pendidikan guru penggerak. Modul ini terbagi tiga. Di Modul 3.1., kami dipertemukan dengan cara mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Bahwa ketika guru menemukan masalah dengan murid dan harus mengambil sebuah keputusan. Hendaknya guru melalui serangkaian pertimbangan. Pun ketika guru mengambil keputusan yang menjadi bahan pertimbangan adalah kebermanfaatan untuk murid sendiri. Baik jangka panjang maupun jangka pendek.
Aksi nyata pada modul 3.1. ini saya bagi dalam 2 kategori. Untuk murid dan Komunitas Praktisi SDN Panongan II. Ada 4 materi yang saya programkan, terbagi dalam 4 sesi. Pekan pertama 21-27 Februari, kelas 6 membuat proyek ecobrick dari botol aqua bekas 600ml dan diisi sampah plastik yang sudah dicuci dan dikeringkan. Tiap anak mengumpulkan 1 botol perpekan. Proyek ini saya ambil sebagai bagian dari pembelajaran berbasis proyek. Dimana murid belajar menjadi prbadi yang peka terhadap permasalahan lingkungan sekitar. Botol ecobrick ini, rencananya akan dibuat meja dan dipamerkan dalam lokakarya 7 PPGP bulan April 2022. Pun program ini linear dengan program unggulan Kab. Tangerang dalam mengurangi sampah di sekitar kita (KIPRAH).
Pekan ini masih pembelajaran jarak jauh dan guru ada yang WFH dan WFO. Oleh karena itu untuk sesi berbagi dengan komunitas praktisi SDN Panongan II tentang pembelajaran berdeferensiasi menggunakan Canva belum terlaksana. Namun aksi nyata tetap saya lakukan sesuai dengan kebutuhan guru saat itu. Berbagi cara menautkan simpkb dengan akun belajar.id serta pemanfaatan google drive akun belajar.id untuk kolaborasi dengan beberapa guru dan kepala sekolah. Kepala SDN Panongan II, Ibu Hj.Emi Suhaemi, S.Pd.SD. sangat antusias belajar hal-hal baru. Bahkan Beliau sering menemani saya saat g.meet guru penggerak sampai sore.
Pekan selanjutnya, saya menjadwalkan berbagi tentang Pendidikan Sosial Emosional dengan komunitas praktisi SDN Panongan II. Diawali dengan praktik STOP dengan semua guru. Saya putarkan musik relaksasi, sambil guru memejamkan mata. Saya sertakan narasi, rasa syukur atas semua kebahagiaan yang Allah SWT berikan sampai saat ini. Bersyukur atas mata bisa melihat, telinga bisa mendengar, tangan, kaki masih bisa digerakkan. Dan bersyukur mempunyai keluarga, suami/ istri anak dan keluarga besar yang sehat. Berlanjut diskusi dua arah tentang pentingnya pengendalian emosi bagi guru sebelum masuk kelas. Dan diakhiri dengan membuat puisi akrostik nama SDN Panongan II, tema liburan.
Saya memilih berbagi PSE dengan komunitas Praktisi SDN Panongan II karena saya merasa bahwa semua guru berasal dari sebuah keluarga. Di mana mereka tak luput dari permasalahan, baik masalah internal rumah tangga, keluarga besar, atau masalah dari lingkungan rumah. Dengan praktik STOP saya berharap setiap guru masuk ke ruang kelas dalam keadaan bahagia. Sehingga energi positif guru menular kepada murid. Jika guru dan murid bahagia bersinergi dalam pelaksanaan pembelajaran, niscaya tujuan pembelajaran berpihak pada murid akan tercapai. Pun ketika seorang guru dihadapkan pada murid yang bermasalah, ia dapat mengambil keputusan yang bijaksana. Karena guru tersebut mempunyai pengendalian emosi yang baik. Bisa menata emosinya sendiri baik melalui praktik STOP maupun penyaluran positif lainya. Sehingga setiap mengambil keputusan, guru dapat berpikir jernih mengenai dampak positif maupun negatif dari keputusan tersebut
Selain itu, saya pun ingin tuntas berbagi materi yang telah saya pelajari di program pendidikan guru penggerak ini. Besar harapan saya semua guru di SDN Panongan II merasakan kebahagian yang saya rasakan ikut PPGP. Mendapatkan ilmu yang luar biasa bermanfaat, baik buat saya pribadi , murid, maupun kemajuan sekolah dan komunitas. Selanjutnya mereka berbondong-bondong mendaftarkan PPGP angkatan 7 yang sudah dibuka sejak tanggal 15 Maret 2022.
Praktik STOP merupakan bagian pembelajaran Sosial Emosional yang dapat dipraktikkan di SDN Panongan II. Membiasakan murid menulis diari atau puisi juga bagian dari PSE. Untuk memudahkan murid membuat puisi, dapat diawali dengan mengajarkan cara membuat puisi Akrostik. Yaitu membuat puisi berdasarkan huruf awal nama diri murid. Hal ini sejalan dengan program Rabu Literasi yang akan saya jalankan di SDN Panongan II.
Yang tak kalah menarik saat workshop, salah satu guru bertanya," Bagaimana cara mengajarkan PSE pada murid sekolah dasar ?"
PSE ini layak diajarka dari anak PAUD sampai dewasa. Tentu dengan tetap mempertimbangkan tingkat psikologi murid.
Untuk murid SD bisa diawali dengan menanyakan perasaan saat masuk kelas. Di kelas 6, ada zona emosi, tempat anak meletakkan perasaan bahagia, sedih, atau marah. Murid mengisi ketika masuk kelas. Sayapun sebelum masuk kelas melihat zona ini dulu. Jika ada murid yang sedih atau marah, kami duduk melingkar di depan kelas. Melakukan sharing perasaan atau sekedar bermain sampai semua murid bahagia dan belajar.
Selain itu PSE bisa dikaitkan dengan program Rabu Literasi di SDN Panongan II. Murid membuat puisi Akrostik Nama diri. Tema disesuikan dengan kesepakatan murid saat itu. Membuat puisi juga bisa menjadi bagian refleksi murid setelah belajar. Misalkan murid membuat puisi ketika mengerjakan proyek ecobricks. Memperingati hari ibu, pun tentang persahabatan dan kasih sayang dalam keluarga.
Pekan kedua di bulan Maret, Saya melakukan praktik coaching dengan salah satu murid yang jarang masuk sekolah. Diawali dengan menanyakan alasan ketidakhadirian murid. Berlanjut dengan menanyakan cita-cita setelah lulus sekolah dasar. Cara-cara agar bisa lulus. Akhirnya Si murid ( Levina) rajin ke sekolah. Dan beberapa murid lain tentang pelaksanaan sholat lima waktu sebagai praktik pengamalan sila Pancasila pertama. Setiap murid mempunyai daftar evaluasi sholat harian
Praktik coaching adalah salah solusi mengatasi permasalaham murid. Murid diajak refleksi apa saja yang sudah dilakukan, apa tujuan murid belajar, dan apa yang akan menjadi seperti apa murid di masa yang akan datang, serta bagaimana cara meraih mimpinya tersebut. Meski beberapa murid masih malu mengungkapkan apa yang saya tanyakan. Atau bahkan tidak tahu jawaban atas pertanyaan saya. Namun bagi Saya ini suatu hal yang sangat bagus untuk murid. Murid dibiasakan untuk mempunyai tujuan jelas dalam hidupnya.
Pekan selanjutnya saya mengadakan sharing bersama komunitas praktisi SDN Panongan II. Tema sharing " Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran"
Acara dibuka oleh Pak Joko selaku MC. Dilanjutkan sambutan kepala SDN Panongan II. Beliau juga berpesan agar semua guru di SDN Panongan II mendaftar program guru penggerak. Banyak manfaat jika guru mengikuti PPGP ini. Salah satunya adalah meningkatkan kualitas pembelajaran di SDN Panongan II. Peningkatan kompetensi guru sebagai syarat seleksi kepala sekolah, pengawas, dan pemanggilan PPG dalam jabatan. Pun saat guru ikut PPPG.
Sharing saya awali dengan penayangan video studi kasus dilema etika. Selanjutnya tanya jawab tentang video tersebut. Baru saya memberikan presentasi tentang langkah-langkah mengambil sebuah keputusan yang baik. Ada 9 langkah yang harus lalui ketika seorang guru akan mengambil sebuah keputusan.
Pekan ini saya juga melakukan Pendampingan Individu bersama bu Hj.Wakhida Nurhayati, M.Pd. Salah satu sesi yang saya rindukan. PI kali tentang praktik coaching bersama rekan sejawat dihadapan PP.
Banyak ilmu yang saya dapatkan ketika PI kali ini. Bahwa ketika mengajukan pertanyaan ke coachee, coach tidak boleh ragu- ragu. Jangan bilang," Kira- kira menurut kamu, bagaimana...?"
Sebaiknya kata kira- kira dihilangkan. Karena menimbulkan efek bias dan keragu-raguan. Langsung sebut nama muri. "
Selama menjalankan aksi nyata ini saya merasakan kebahagiaan yang berlipat-lipat. Selain dukungan dari kepala SDN Panongan II, Ibu Hj. Emi Suhaemi, S.Pd.SD. Dewan Guru pun antusias dalam mengikuti setiap sesi berbagi. Paska praktik STOP, saya menanyakan," Bagaimana perasaan Bapak/Ibu guru setelah prakatik STOP?"
Merekan mengatakan perasaan menjadi lega dan plong.
Pekan ini saya mendapatka banyak pembelajaran. Ternyata animo guru untuk belajar tinggi. Pun dengan kepala SDN Panongan II. Selalu antusias belajar hal yang baru. Terutama berkaitan dengan pemanfaatan IT untuk pembelajaran. Beberapa guru SDN Panongan II juga mempunyai bakat menjadi penyair.
Terbukti setelah praktik STOP langsung praktik membuat puisi Akrostik nama diri. Dan jadilah puisi berjudul liburan.
Semester genap adalah semester paling padat kegiatan untuk guru kelas 6 seperti saya. Baik menyiapkan POS US, soal US, plus ujian praktik kelas 6. Ditambah amanah lain di lingkugan sebagai ibu RT dan menjadi ketua majelis ta'lim
Namun semua saya jalani dengan menjalani dengan bahagia. Menentukan skala prioritas. Mengerjakan unggahan tugas sesuai jadwal. Mengerjakan dulu yang ada tenggat waktunya. Sehingga refleksi ini pun belum sempat tersentuh. Baru dapat ditulis setelah aksi nyata modul 3.3 selesai. Karena refleksi ini terbagi dalam dua modul. Saya membagi dalam dua unggahan di blog.
Refleksi pekan ke 19 bagian 2 dapat di akses disini
Tetap semangat, salam sehat dan bahagia.