Rabu, 05 Januari 2022

Refleksi Pekan 15 (29 Nov- 4 Desember 2021) Modul 2.3.Coaching

 



Ingin praktik yang terbaik membuat Saya harus menambah beberapa pengambilan video pembelajaran aksi nyata. Seperti menambah praktik STOP saya sebelum mengajar di kelas. Hal ini saya lakukan karena saya merasa penting bagi seorang guru untuk masuk ke kelas dalam keadaan emosi yang stabil.  Tak dipungkiri bahwa guru juga manusia biasa, yang berasal dari sebuah keluarga dengan tanggung jawab tak kalah besar dengan amanah di sekolah. Jika dari rumah membawa emosi negatif ketika di sekolah perlu dinetralkan kembali dengan praktik STOP ini.

·         Berhenti dari semua aktifitas yang sedang dilakukan

·         Tarik napas, tahan dan hembuskan . Ulang beberapa kali sambil

·         Amati dan rasakan setiap udara yang masuk ke hidung, setiap anugerah yang Tuhan berikan, kesehatan, kesempatan, mata bisa melihat, kaki bisa berjalan, tangan bisa digerakkan, otak yang bisa berpikir, dll

·         Lanjutkan aktifitas setelah hati menjadi lapang

Dengan harapan ketika masuk kelas,  seorang guru benar-benar dalam keadaan bahagia. Karena sejatinya kebagahagian guru akan menular kepada murid. Jika murid belajar dengan bahagia, ilmu pengetahuan yang diterima saat itu bisa bertahan lebih lama.

Selain itu, pekan ini saya juga melakukan  refleksi pelaksanaan kolaborasi pembelajaran social emosional dan pembelajaran berdiferensiasi. Saya merasa bahagia selama melaksanakan aksi nyata ini, karena murid dapat melakukan praktik STOP sebelum mulai pembelajaran. Saat praktik merangkai sedotanpun  murid melakukan dengan gembira. Meskipun murid masih perlu dilatih kemampuan percaya diri ketika berbicara di depan umum saat sesi presentasi.

Saya merasakan banyak manfaat dari praktik STOP ini. Di tengah kesibukan menyelesaikan tugas program guru penggerak dan kewajiban di sekolah ( mengoreksi hasil PAS ) kadang perasaan jenuh dan bingung melanda. Mana yang harus didahulukan. Akhirnya dengan praktik STOP kemudian menjadwal ulang semua kegiatan sesuai skala prioritas dan deadline. Alhamdulillah semua amanah tertunaikan dengan baik.

Pekan ini saya juga berkenalan dengan sebuah praktik pengembangan diri “coaching”. Coaching merupakan sebuah ruang perjumpaan pribadi antara guru dengan murid sehingga keduanya membangun rasa percaya dalam kebebasan masing-masing. Kebebasan tercipta melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif untuk menguatkan kodrat murid.

Sebagai seorang guru , coaching sangat bermanfaat untuk membantu murid lebih merdeka dalam mengeksplorasi diri dan mengoptimalisasi potensi murid guna mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu coaching bermanfaat bagi guru untuk mengenali potensinya sendiri. Coaching juga membuka ruang emansipatif bagi guru dan murid untuk merefleksikan kebebasan mereka melalui kesepakatan dan pengakuan bersama terhadap norma-norma yang mengikat Saya dan murid. Ruang emansipatif ini memberi peluang bagi murid untuk menemukan kodratnya, potensi dirinya, dan kekuatan yang dimilikinya.

Beberapa ide yang melintas di pikiran saat belajar materi coaching ini antara lain:

·         saya akan berusaha membangun kepercayaan murid, sehingga murid bisa mengungkapkan permasalahan yang dihadapi dengan terbuka. Sehingga timbul satu pemahaman antara murid sebagai coachee dan guru sebagai coach ketika melakukan proses coaching

·         Lebih care dengan perubahan sikap  murid di kelas

·         Mempunyai buku catatan harian untuk mencatat setiap aktivitas dan keadaan murid selama proses pembelajaran.

·         Melakukan proses coaching secara periodik kepada masing-masing murid.

 

0 komentar:

Posting Komentar