Sabtu, 09 April 2022

Koneksi Antar Materi Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

  • Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Kaitan kutipan di atas memberikan arahan kepada guru untuk menentukan skala prioritas dalam mengambil keputusan. Modul 3.1. tentang Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran mengajarkan kepada pendidik agar bijaksana ketika mengambil keputusan.Jangan sampai keputusan yang diambil guru di kelas merugikan murid. Atau justru membuat psikilogis murid terganggu. Sehingga menimbulkan trauma di masa mendatang. Modul ini juga mengajarkan pendidik untuk memutuskan sebuah masalah dengan kepala dingin dan penuh pertimbangan. Baik dari segi hukum, sosial maupun publik.

  • Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Seperti yang dijelaskan dalam modul ini, bahwa ketika kita mengambil keputusan kita dituntun untuk melakukan uji benar salah yaitu uji instuisi. Dimana uji ini berlandaskan pada nilai-nilai yang diyakini pendidik selama ini. Jika seorang pendidik berpikiran terbuka, bijak, dan demolkratis, maka bukan tak mungkin keputusan yang diambil dengan mempertimbangkan berbagai segi. Pun dampak yang ditimbulkan dari keputusan tersebut dikaji terlebih dahulu. Mencoba menempatkan suatu masalah secara adil dan proporsional. Berpikir solutif dan penuh empati.

  • Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas merupakan tokoh utama pada keberhasilan belajar murid. 

  1. Korelasi Guru sebagai Pemimpin Pembelajaran dan Pandangan Ki Hajar Dewantara



 Menurut Ki Hadjar Dewantara, seorang guru hendaklah memiliki sifat "among". Tidak hanya sekedar tranfer ilmu pengetahuan. Namun ia juga menumbuhkembangkan sikap dan perilaku sesui denga Profil Pelajar Pancasila. Meyakini bahwa setiap anak adalah cerdas.
Oleh karena itu, ketika seorang guru membuat sebuah keputusan, seyogyanya memposisikan sebagai orang tua. Dengan memberikan teladan di depan, ing ngarso sun tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. 
Pun ketika memutuskan satu hal ketiga pratap triloka di ataslah yang menjadi acuan utama. Bukan karena faktor emosi atau benci. Apalagi sampai membuat trauma bagi murid.

2. Korelasi nilai-nilai Guru Penggerak dengan Prinsip Pengambilan Keputusan


Seorang guru adalah pribadi yang berasal dari sebuah keluarga. Nilai- nilai yang diyakini saat ini bukan hasil sim salabim  nam. Namun nilai tersebut merupakan panen dari taburan benih-benih kebaikan yang ditanamkan sejak kecil.

 Mulai dari pendidikan dan pengasuhan orang tua. Sekolah jenjang PAUD sampai perguruan tinggi sebagai institusi formal kedua setelah keluarga. Pun lingkungan tempat tinggal dan pergaulan.

Nilai-nilai kebaikan tersebut terus bertumbuh. Seiring waktu berjalan mencicipi asam garam kehidupan. Semakin mendewasakan dan penuh kebijaksanaan. 

Sehingga ketika seorang guru ketika mengambil keputusan pasti akan mempertimbangkan banyak hal. Apakah keputusan ini merugikan murid atau justru berpihak pada murid? Apa dampak keputusan yang guru ambil senantiasa dipertimbangkan dengan cermat. Baik atau buruknya. 
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Korelasi Coaching dengan Pengujian Efektivitas Pengambilan Keputusan


Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Korelasi Coaching dengan pengambilan keputusan. Seorang guru sebelum mengambil keputusan hendaknya melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada murid atau orang tua murid. Jika keputusan tersebut menyangkut progres pembelajaran murid. Pendekatan bertujuan menggali penyebab murid melakukan hal yang berdampak negatif terhadap pembelajaran murid. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan coaching kepada murid atau orang tua murid.  Jadi guru sebelum mengambil sebuah keputusan, hendaknya melakukan tahapan coaching terlebih dahulu. 

Korelasi Sosial Emosional Guru Penggerak terhadap Pengambilan Keputusan


Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Guru adalah manusia biasa. Ia terlahir dari sebuah keluarga. Sikap dan nilai seorang guru ditentukan oleh pola pengasuhan dari ia lahir. Plus kondisi lingkungan ia tumbuh baik lingkungan formal maupun pendidikan formal. 
Setelah dewasa, menikah dan membangun sebuah keluarga. Kondisi dan komunikasi antar pasanagan sangat mempengaruhi emosi guru. Jika ia mempunyai keluarga yang harmonis, niscaya ia mempunyai pengendalian emosi yang baik. Jika seorang guru mempunyai pengendalian emosi yang baik niscaya ketika mengambil sebuah keputusanpun akan mempertimbangkan banyak hal. Melalui mekanisme 9 langkah sebelum sebuah keputusan ia buat.

Korelasi Nilai-nilai Guru Penggerak dengan Masalah Moral/ Etika 



Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Nilai guru penggerak

Langkah- Langkah Pengambilan Keputusan Yang Tepat


Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan  yang tepat setidaknya harus melalui 9 langkah pengujian keputusan:
  1. Mengenali nilai-nilai yang bertentangan..
  2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
  3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
  4. Pengujian benar atau salah. (uji legal, uji regulasi, uji intitusi, uji publikasi, dan uji panutan)
  5. .Pengujian Paradigma benar lawan benar .
  6. Melakukan prinsip resolusi..
  7. Invesrigasi opsi trilema..
  8. Buat keputusan..
  9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan 
Dengan melalui sembilan tahapan di atas diharapkan sebuah keputusan yang diambil guru benar-benar keputusan yang bijaksana dan tidak merugikan siapapun.

Jenis- Jenis Keputusan yang Sulit diputuskan di Sekolah


Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Korelasi  Pengambilan Keputusan dengan Pengajaran Merdeka Belajar


Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Pengambilan keputusan yang kita ambil berpengaruh dalam pengajaran yang memerdekakan murid.  Sekecil apapun keputusan yang diambil guru sebagai pemimpin pembelajaran akan berpengaruh terhadap strategi pembelajaran. Kalau seorang guru memutuskan bahwa setiap murid adalah cerdas. Setiap murid pasti punya potensi yang suda Tuhan Yang Maha Esa anugerahkan sejak lahir. Tugas gurulah untuk menemukan potensi murid. Tentu saja tidak bisa sendiri, namun kolaborasi dengan orang tua. 

Ketika minset guru dan orang tua terhadap anak sudah satu frekuensi, maka akan memudahkan guru untuk menuntun tumbuh kembang murid sesuai potensi/ kodratnya. Baik kodrat alam maupun kodrat zaman. Hal ini berimbas kepada cara guru merancang strategi pembelajaran. Yang akan senantiasa memandang keragamanan potensi murid. Pembelajaran berderensiasi akan menjadi sebuah pilihan utama. Baik deferensiasi konten, proses, maupun produk. Sehingga murid benar-benar belajar dengan bebas/merdeka sesuai profilnya. Sehingga setiap potensi murid dapat tumbuh dan berkembang maksimal. Pun murid dapat menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan mencapai kebahagian dan keselamatan di masa mendatang.

Korelasi Pengambilan Keputusan dengan Profil Pelajar Pancasila


Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Pengambilan keputusan bagi seorang guru adalah titik balik wajah masa depan bangsa Indonesia 10 atau 20 tahun yang akan datang. Dari keputusan mengubah mindset sampai keputusan merancang strategi pembelajaran yang mengakomodir keragaman potensi murid. Guru yang senantiasa memperhatikan aspek sosial dan emosional dalam pembelajaran. Sehingga murid senantiasa bahagia belajar. Bahagia menemukan potensinya. Bahagia berkolaborasi dan bergotong royong. Berpikiran global yang bijaksana.  Murid diberikan kemerdekaan seluas-luasnya untuk mengoptimalkan potensinya. 


0 komentar:

Posting Komentar