Refleksi ini dimulai dari Senin, 30 Agustus sampai 4 September 2021
Menggunakan Jurnal 4F
Fact : peristiwa
Feeling: perasaan
Finding: pembelajaran yg bisa diambil & hal2 baru yg didapat
Future: penerapan dan tindak lanjut
Dan dimodifikasi dengan gambar bercerita
Senin, 30 Agustus 2021 mencoba mempraktikkan filosofi KHD di kelas, menggunakan sapaan salam dan bahagia untuk mengisi presensi di kelas whatsapp. Program ini belum berjalan maksimal, karena selama dua hari kemudian ada kegiatan maraton. Dari serah terima jabatan dengan kepala sekolah baru sampai gebrakan pertama kepala sekolah untuk kerja bakti menyambut PTM. Baru pada hari Rabu, 1 September praktik salam bahagia di kelas terlaksana. Meski belum semua anak menuliskan salam dan bahagia di hari pertama. Seiring berjalannya waktu, anak-anak mulai terbiasa, menuliskan salam dan bahagia untuk presensi. Selain itu ada guru Bahasa Sunda juga sudah memulai pembelajaran di kelas whatssapp dengan salam dan bahagia.
Hari terakhir di bulan Agustus 2021 bertepatan dengan jadwal pendampingan individu bersama pengajar praktik Ibu Hj.Wakhida Nurhayati,M.Pd. Sempat bingung mau menyambut beliau dimana, karena sekolah masih acak-acakan pasca kerja bakti. Mau di ruang guru masih menyatu dengan perpustakaan, tidak memungkinkan untuk menerima tamu. Sedang di ruang tamu, atap berlubang takut bocor karena waktu itu hujan turun deras.
Pendampingan selama hampir dua jam yang begitu berkesan dihati. Alhamdulillah Ibu kepala sekolah yang baru Ibu, Hj Emi Suhaemi, S.Pd.SD dapat mendampingi sesi ini. Beliau mendukung penuh program guru penggerak di SDN Panongan II. Hanya titip kondisi gedung SDN Panongan II yang memprihatinkan kepada pendamping praktik agar disampaikan kepada pejabat terkait. Jangan sampai kejadia di tahun 2019 terulang, ruang kelas roboh.
Bu Ida memberikan motivasi terkait program yang saya buat. Semua program harus disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki siswa. Memodifikasi pembelajaran menggunakan smartphone. Dengan memberikan tantangan kepada siswa yang mampu membuat konten digital. Seperti melalui tik tok, instagram atau video pendek. Memberikan variasi presensi selain salam dan bahagia menggunakan identitas yang menungjukkan karakter diri siswa. Misal : Sifa anak rajin, Ajeng anak berbakti. Yang membuat saya terharu adalah quote di buku yang dihadiahkan Bu Hj.Ida ,” Pintu Surga itu banyak. Dan kita mampu membuka salah satu pintu tersebut melalui dedikasi sebagai pendidik generasi.”
Selain itu Bu Ida juga memberikan masukan untuk membuat sebuah karya”out of the box” yang akan dipamerkan di lokakarya ke 8. Bisa berupa komik pembelajaran dengan satu tema. Beliau juga memberikan saran agar program yang saya buat tidak hanya bertujuan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila pertama saja namun keenam profil Pelajar Pancasila harus dprogramkan juga. Memasukkan unsur budaya lokal seperti kerajinan rotan dalam pembelajaran.
Bertepatan dengan tanggal 1 September, dimulai pembiasaan sholat lima waktu bagi siswa muslim, dan kebaktian buat nasrani. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila yang pertama Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Selain menjadi pribadi beriman diharapkan setiap siswa mempunyai akhlaq diri yang baik, akhlak kepada teman yang mulia, akhlak kepada negara yang nasionalis, dan akhlak terhadap alam dengan cinta lingkungan.
Di akhir pekan kami mengikuti lokakarya pertama secara ofline di Horison Grand Hotel. Sebuah diklat yang sangat bermanfaat. Saya merasa mendapatkan energi baru untuk mewujudkan nila dan peran sebagai guru penggerak. Kegiatan yang dimulai dari pembukaan oleh P4TK Bahasa dilanjutkan dengan pembelajaran di kelas. Kelas C diampu oleh Ibu Hj.Wakhida,M.Pd dan Ibu Siti Khafsah,M.Pd. Eksplorasi diri dari mengenal dengan berdiskusi tentang empat peran guru penggerak sebagi pemimpin pembelajaran, sebagai pemimpin manajemen sekolah, kompetensi mengembangkan diri dan orang lain, serta upaya membangun kolaborasi dengan orang lain.
Saya banyak belajar dari mentor cara mengelola kelas yang dinamis dan menyenangkan. Selain itu sayapun banyak belajar dari kelompok lain tentang program yang merekahasil diskusi dan cara presentasi yang asyik tanpa meninggalkan keseriusan. Yang tak kalah asyik adalah bermain di sela-sela pembelajaran untuk mencairkan suasana dan membuat bahagia.
Setelah mengikuti penguatan tentang nilai dan peran guru penggerak, saya berusaha melaksanankan program yang sudah saya susun. Dengan membuat quiziz untuk memodifikasi pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan minat siswa yang tidak aktif dengan pembelajaran lewat whatsap
0 komentar:
Posting Komentar