Pembelajaran jarak jauh telah memasuki bulan kedelapan. Banyak kisah mewarnai perjalanan pembelajaran tersebut. Ada suka, duka, lucu dan mengharukan. Yang kesemuanya itu memperkaya guru dalam memahami realitas dan kebutuhan peserta didik di lapangan. Menambah rasa syukur atas keadaan yang tidak biasa.
Sapuan mentari pagi di awal musim kemarau mengiringi langkah mengajarku. Lengang dan reruntuhan bangunan kelas menyapaku ketika sampai di sekolah. Kutatap sekali lagi bekas ruang kelasku, sambil memejamkan mata dan berbisik, “ Terima kasih Covid-19. Kehadiranmu menyelamatkan kami dari musibah.” Membuka pintu, menyalakan lampu dan wifi sebelum menyapa anak di kelas.
Mengawali kelas dengan salam hangat, menanyakan kabar dan memberi motivasi. Meminta anak mengirimkan salah satu ikon yang mewakili perasaan sebelum belajar. Ada salah satu anak, namanya Nesia (bukan nama sebenarnya) yang mengirim ikon sedih. Aku pun menanyakan alasan kesedihannya. Si anak tidak mau menjawab. Akupun tidak memaksa.
Kemudian aku kirim pesan pribadi ke anak tersebut. Ternyata mama dan ayahnya pisah sejak Ia masih di kandungan. Ayahnya menikah lagi. Dan tidak memberi nafkah sampai sekarang. Sedang ibunya bekerja sebagai asisten rumah tangga dengan penghasilan jauh dari upah minimal.
Aku katakan," Kita hibur Nesia, yuk!"
Anak yang lain menjawab,"Hayuk!
Ada juga yang berkata, "Jangan sedih, Nesia! kan ada kita."
Berusaha mencairkan kelas dengan menanyakan, "Siapa yang belum mandi? " Ada beberapa anak yang menjawab, "Aku belum mandi dan sarapan bu." Serius jam 9 belum mandi anak perempuan.
Lalu akupun menjawab, "Pantesan ibu berasa bau tidak enak.Ternyata bau anak yang belum mandi sampai ke sekolah" Dan semua anak tertawa. Termasuk yang sedang sedih. Ia berkata, " Ibu,terima kasih sudah membuat aku tertawa pagi ini."Nah sekarang, aku yang ikut berkaca-kaca. Sambil berkata," Sini, ibu peluk!"
Di atas adalah sepenggal kisah bahwa pembelajaran jarak jauh tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan. Namun berbagi emosi antara guru dan siswa juga penting. Baik emosi sedih ataupun bahagia. Sejatinya menyelipkan candaan di tengah pembelajaran jarak jauh dapat meningkatkan motivasi dan memori belajar. Sebagai jembatan kesuksesan pembelajaran jarak jauh yang bermakna.
0 komentar:
Posting Komentar