Sabtu, 23 Oktober 2021

Refleksi Pekan 9 Modul 2.1 (Pembelajaran Berdeferensiasi)

 

Sesi koneksi antar materi adalah sesi mengulang materi yang telah saya pelajari. Mau tidak mau  saya harus membaca ulang materi modul 1.1. tentang Filosofi Pendidikan menurut kHD, modul1.2. Nilai dan Peran Guru Penggerak, dan modul 1.3. Visi Guru Penggerak. Hal ini justru memberi keuntungan karena tanggal 21 Oktober 2021 akan diadakan post test modul 1. Banyak pilihan unggahan di sesi ini, namun saya memilih membuat artikel di blog pribadi saya. Selain bertujuan memperlancar menulis, juga sebagai bahan belajar saya menghadapi ujian modul 1.

Pekan ini cukup sibuk dengan deadline unggahan demontrasi kontekstual dan praktik aksi nyata di kelas. Sebelum praktik segitiga restitusi, secara sederhana saya praktik membuat keyakinan kelas bersama siswa. Dilanjutkan dengan pendalaman keyakinan kelas.

Setelah post test, di hari jumat lanjut pre test modul dua, pembelajaran berdeferensiasi. Selanjutnya memasuki alur belajar MERRDEKA yang pertama, mulai dari diri. Di tahap ini, saya diminta menjawab pertanyaan seputar pengetahuan tentang pembelajaran berdeferensiasi.



Satu hal yang membuat saya terhenyak dan merenung,  saat saya melihat video “Sekolah Hewan”. Saya merasa sedih dan menyesal. Betapa selama ini saya telah memaksakan kehendak kepada anak didik saya. Video ini menyadarkan saya, bahwa sejatinya saya sebagai guru tidak bisa memaksakan kodrat alam yang sudah dimiliki masing-masing anak sejak lahir sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa. Selama ini satu kurikulum digunakan untuk semua anak. Sedang potensi mereka berbeda-beda. Tidak mungkin seorang anak yang lemah matematika, mendapatkan nilai 100 untuk matematika.Pun begitu pula, untuk anak yang berbakat Bahasa, seni, atau olahraga.

Saya akan berusaha semaksimal mungkin merancang pembelajaran yang mengakomodasi keberagaman potensi di kelas saya. Baik itu dari segi konten, proses, dan evaluasi. Semoga dengan beriringnya waktu dalam memahami modul pembelajaran berdeferensiasi ini saya bisa menjadi pendidik yang demokratis dan tidak memaksakan kehendak saya kepada anak didik.


0 komentar:

Posting Komentar