Menulis dengan
menghadirkan wajah-wajah orang tercinta
Orang yang
dipilih Allah menjadi perantara hadirnya aku kedunia
Yang setiap
desah nafas beliau teriring doa untuk ku
Pagi itu, Senin Legi di waktu dhuha bertepatan dengan hari ke-14
Ramadhan tahun 1397 H
lahir seorang
bayi perempuan. Lasminingsih adalah nama yang diberikan ayahku. Nama yang
pernah aku protes karena tidak ada nama Islamnya. Sedang semua kakakku
menggunakan nama Islam. Menurut Bapak namaku artinya anugerah terakhir yang
diberikan Allah SWT, agar aku menjadi seorang wanita yang berpikiran jernih dan
welas asih. Anugerah terakhir karena
aku anak perempuan satu-satunya dari 4
bersaudara yang semua kakakku laki-laki. Anugerah terakhir karena setelah
melahirkanku, Ibuku langsung menopause.
Aku lahir di Kaki Merbabu, desa
Mejing, kecamatan Candimulyo, Magelang. Terlahir dari keluarga sederhana.
Ayahku berdagang tahu sambil bertani dan ibuku adalah ibu rumah tangga. Walaupun
ayahku hanya tamatan Sekolah Rakyat, namun beliau mengutamakan pendidikan
formal dan agama untuk kami. Semua kakakku lulus SMA, namun aku, Si anak bungsu
pada awalnya tidak boleh melanjutkan sekolah SMA. Alasan yang tidak bisa aku
terima kala itu. Bagi ayahku, seorang perempuan tidak perlu sekolah formal
tinggi, Karena akan menjadi ibu rumah tangga juga nantinya.
Menjadi anak bungsu perempuan satu-satunya membuatku
menjadi anak manja, yang keinginanku harus terpenuhi. Dengan terpaksa ayahku
mengijinkanku untuk sekolah SMA di kota. Karena keterbatasan biaya, seda
Dari kecil aku
mempunyai cit-cita ingin kuliah dan berpenghasilan sendiri
Merantau ke
Tangerang tahun 1995 karena ingin mengganti tabungan bapak yang aku habiskan
untuk masuk STAN, namun tidak diterima. Padahal sudah menghabiskan banyak
biaya, untuk bimbel dan akomodasi pendaftaran di Jakarta.
Bermodalkan ijazah SMA aku menjadi
operator di pabrik sepatu. Memasuki dunia kerja, ternyata tidak seindah yang
kubayangkan. Pahit getir hidup dirantau aku jalani. Perlakuan kurang manusiawi
dari atasan di pabrik menyulutkan tekad yang luar biasa. Aku harus tetap
menghasilkan uang namun tidak dengan cara dihina, dibentak dan dilecehkan.
Pindah dari satu kos ke kos yang lain karena ketidakcocokan teman sekamar,
mewarnai perjalanan hidupku dirantau. Pernah suatu hari aku pulang kampung,
melihat badanku kurus, Ayah memintaku berhenti bekerja. Namun aku menolak
tawaran itu, karena kalau aku berhenti bekerja, aku tidak bisa mengirimi uang
kebapak.
Rasa syukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT karena pada tahun 2000 aku dipertemukan dengan
wanita –wanita muslimah yang luar biasa. Menerima, membimbing dan menginspirasi
tanpa menghakimi. Empat tahun yang menjadi titik balik merubah cara pandang hidupku, dari yang
berorientasi dunia ke akhirat.
Tahun 2002 aku kuliah D2 PGSD
UHAMKA sambil bekerja di pabrik sepatu. Dua tahun yang sangat berat,
karena aku harus pintar membagi waktu. Senin –Jumat dari 07.00-21.00 aku harus
bekarja. Sabtu dan Minggu aku kuliah. Namun semangat untuk merubah nasib dan
doa dari orang tua membuatku selalu ingin melakukan yang terbaik. Pun ketika
kuliah. Alhamdulillah bisa menjadi lulusan terbaik tanpa minta uang dari ayah.
Tahun 2004 aku lulus kuliah dan memutuskan keluar dari pabrik sepatu.
Alhamdulillah Allah SWT memberikan kemudahan, aku diterima mengajar di sebuah
SDIT di Tangerang. Walaupun gaji mengajar kecil, namun pekerjaanku dihargai
orang. Satu cita-citaku tercapai.
Alhamdulillah berkat doa orang tuaku pada tahun 2006 aku lolos seleksi
tes CPNS di Kota Tangerang. Di tahun yang sama aku dipertemukan Allah SWT
dengan pendamping terbaik. Sekarang aku mengajar di sebuah SDN di kabupaten
Tangerang.
Tangerang, 9 November 2019, 16:54
0 komentar:
Posting Komentar