Rabu, 01 Januari 2020

Best Practice Bahasa Indonesia Kelas V





LAPORAN BEST PRACTICE
PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
TAHUN 2019 / 2020

PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERPIKIR KRITSI DAN PRESTASI  BELAJAR SISWA
TENTANG PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM SURAT UNDANGAN  MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI KELAS V SDN PANONGAN II TAHUN PELAJARAN 2019-2020






NAMA PESERTA                         : LASMININGSIH, S.Pd.SD
NUPTK                                          : 7161755656300013
SEKOLAH /TEMPAT TUGAS   : SD NEGERI PANONGAN II
KABUPATEN/KOTA                   : TANGERANG
PROVINSI                                     : BANTEN
MENTOR PEMBEKALAN         : ARIF FAHRUDIN,S.Ag.


KABUPATEN TANGERANG
BANTEN
TAHUN 2019



DAFTAR ISI


JUDUL                       …………………………………………………………………..1
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………………2
BIODATA PENULIS ………………………………………………………………….3
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….4
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………...5
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….. 6
A.    Latar belakang masalah…………………………………………………………6
B.     Jenis kegiatan …………………………………………………………………..8
C.     Manfaat kegiatan………………………………………………………………..8
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN…………………………………………….. 10
A.    Tujuan dan sasaran…………………………………………………………… 10
B.     Bahan/materi kegiatan…………………………………………………………10
C.     Metode/ cara melaksanakan kegiatan …………………………………………11
D.    Alat/instrument ………………………………………………………………. 17
E.     Waktu dan tempat kegiatan ………………………………………………….. 17
BAB III HASIL KEGIATAN…………………………………………………………18
BAB IV  SIMPULAN DAN REKOMENDASI………………………………………21
A.    Simpulan
B.     Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………23
LAMPIRAN ………………………………………………………………………….24




HALAMAN PENGESAHAN

Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul ” Penerapan  Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Kritis dan Prestasi  Siswa tentang Kalimat Efektif dalam Surat Undangan pada Siswa Kelas V SDN Panongan II Tahun Pelajaran 2019-2020” Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten
Nama                           : LASMININGSIH, S.Pd.SD
Asal Sekolah               : SDN  PANONGAN II
Telah disetujui dan disahkan pada / oleh
Hari                             : Sabtu
Tanggal                       : 29 November 2019

kKepala SD N PANONGAN II


ROHMAN.S.Pd
NIP.197807172008011012
                                                                                               
 








BIODATA PENULIS

1
Nama
LASMININGSIH,S.Pd.SD
2
NIP
197708292006042007
3
NUPTK
7161755656300013
4
Jabatan
Guru SDN Panongan II
5
Pangkat / Gol.Ruang
IIIb/Penata Muda Tk 1
6
Tempat / Tanggal Lahir
Magelang, 29 Agustus 1977
7
Jenis Kelamin
Perempuan
8
Agama
Islam
9
Pendidikan Terakhir
S1 PGSD
10
Unit Kerja
SDN Panongan II
11
Alamat
Green Sevilla Blok V 20 No 5, RT.04, RW.08, Ciakar, Panongan, Kabupaten Tangerang






Tangerang,29 November 2019
Penulis


LASMININGSIH,S.Pd.SD
NIP.197708292006042007
                                                                                                
 









KATA PENGANTAR

Assalammualaiku m. Wr.Wb


Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan best practice dalam diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Berbasis Zonasi Kabupaten Tangerang peroide 26 Okteober s.d. 29 November 2019
Shalawat salam tercurah untuk teladan utama, Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan umat-Nya.
Ucapan terimakasih tak terhingga kepada:

1.      Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang
2.      Kepala SD Negeri Cikupa 1, Hj.Empong, S.Pd sebagaipenangggung jawab  pelaksanaan diklat
3.      Pengawas TK/SD Kecamatan Cikupa, Hj Afidah,S.Pd, yang setia mendampingi saya selama pelatihan.
4.      Fasilitator terbaik, Ibu Anik Hartini, S.Pd dan Bapak Arif Fahrudin,S.Pd, yang dengan sabar membimbing saya selama pelaksanaan diklat PKP ini
5.       Kepala SDN Panongan II yang telah memberi izin, kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini seluas – luasnya
6.      Semua rekan guru di SDN Panongan II yang telah memberi bantuan selama proses penelitian sampai dengan terwujud dalam bentuk Best Practice ini.
7.      Suami dan anak - anak tercinta yang selalu memberi dukungan doa dan memberikan kekuatan dalam setiap langkah.
8.      Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan berupa apapun dalam menyelesaikan best practice ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini.

Waalaikumsalam Wr.Wb

Tangerang, 29 November 2019

                                                                                                               Penulis

Lasminingsih, S.Pd.SD


BAB 1 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skitls {HOTS). Keterampilan berfikir Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerja guru (KKG) SD dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan melalui gugus atau rayon dalam zonasinya, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di lingkungan terdekat,seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.
Hasil pengukuran capaian peserta didik berdasar UN ternyata selaras dengan capaian PISA maupun TIMSS. Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa peserta didik-peserta didik masih lemah dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) seperti menalar, menganalisa, dan mengevaluasi.
Pemerintah mengharapkan para peserta didik mencapai berbagai kompetensi dengan penerapan HOTS atau Keterampilan Bepikir Tingkat Tinggi. Kompetensi tersebut yaitu berpikir kritis (criticial thinking), kreatif dan inovasi (creative and innovative), kemampuan berkomunikasi (communication skill), kemampuan bekerja sama (collaboration), dan kepercayaan diri (confidence). Lima hal yang disampaikan pemerintah yang menjadi target karakter peserta didik tersebut pada sistem evaluasi, yaitu dalam UN dan juga merupakan kecakapan abad 21. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking Skills/HOTS) juga diterapkan menyusul masih rendahnya peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dibandingkan dengan negara lain, sehingga standar soal UN ditingkatkan untuk mengejar ketertinggalan.
Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah Model Problem Based Learning. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000).
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri, dan keterampilan (Norman and Schmidt).
Karakteristik yang tercakup dalam PBL menurut Tan (dalam Amir, 2009) antara lain: (1) masalah digunakan sebagai awal pembelajaran; (2) biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang (ill-structured); (3) masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple-perspective); (4) masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru; (5) sangat mengutamakan belajar mandiri; (6) memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja, dan (7) pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Karakteristik ini menuntut peserta didik untuk dapat menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, terutama kemampuan pemecahan masalah.
Pada PBL, guru berperan sebagai guide on the side daripada sage on the stage. Hal ini menegaskan pentingnya bantuan belajar pada tahap awal pembelajaran. Peserta didik mengidentifikasi apa yang mereka ketahui maupun yang belum berdasarkan informasi dari buku teks atau sumber informasi lainnya.
Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan Model Problem Based Learning., penulis menemukan bahwa kemaampuan tingkat tinggi siswa  dan hasil belajar siswa meningkat. Oleh karena itu penulis melaporkan perbaikan pembelajaran tersebut sebagai kegiatan best practice berjudul” Penerapan  Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Kritis dan Prestasi  Siswa tentang Kalimat Efektif dalam Surat Undangan pada Siswa Kelas V SDN Panongan II Tahun Pelajaran 2019-2020”

B. Jenis Kegiatan

Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan best practice atau praktik baik ini adalah kegiatan pembelajaran tematik di kelas V SDN Panongan II untuk pasangan KD Bahasa Indonesia dan IPA, dengan titik berat kepada materi tata kalimat tentang penggunaan kalimat efektif dalam surat undangan resmi

C. Manfaat Kegiatan

1.      Bagi siswa
a.       Siswa akan lebih bergairah dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran.
b.      Mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
c.       Terkontrolnya tingkah laku positif siswa.
d.      Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada proses pembelajaran berlangsung.
e.       Meningkatkan hasil belajar siswa.
f.       Mengembangkan pengendalian diri peserta didik;
g.      Memungkinkan peserta didik mempelajari peristiwa secara multidimensi dan mendalam;
h.      Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah;
i.        Mengembangkan kemampuan sosial dan keterampilan berkomunikasi yang memungkinkan mereka belajar dan bekerja dalam tim;
j.        Mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah tingkat tinggi/kritis;
k.      Mengintegrasikan teori dan praktik yang memungkinkan peserta didik menggabungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru;
l.        Memotivasi pembelajaran;
m.    Peserta didik memperoleh keterampilan mengelola waktu; dan
n.       Pembelajaran membantu cara peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.
o.      Mendorong peserta didik mempelajari materi dan konsep baru ketika memecahkan masalah;
2.      Bagi guru
a.       Memperluas wawasan.
b.      Meningkatkan profesional kerja.
c.       Meningkatkan peran guru sebagai Fasilisator.
d.      Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya.
e.       Memperbaiki kinerja guru dalarn proses pembelajaran Bahasa Indonesia

3.      Bagi Sekolah
·         Menghasilkan output/lulusan yang mampu berfikir kritis, kreatif dan inofatif dan berkarakter
·         Mempunyai tenaga pendidik yang profesional, kreatif dan inovatif
·         Tercapainya visi dan misi SDN Panongan II
·         Menjadi sekolah rujukan sekolah lain



BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran

Tujuan
1.        Tujuan dituliskannya praktik baik ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan penulis dalam mengikuti diklat Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan Pembelajaran Kelas Cikupa, yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang dari tanggal 2 November-30 November 2019.
2.        Meningkatkan kinerja dan kompetensi guru dalam pengembangan pembelajaran berpikir tingkat tinggi di kelas (HOTS) yang mengintergrasikan pembelajaran berkarakter, Gerakan Literasi Nasional dan pembelajaran abad 21.

Sasaran
Sasaran penulisan praktik baik ini adalah siswa kelas V SDN Panongan II, Kecamatan Panongan , Kabupaten Tangerang tahun pelajaran 2019-2020. Siswa kelas V terdiri dari 25 siswa dengan jumlah siswa 14  laki –laki dan 11 perempuan.

B. Bahan dan Materi
Materi kegiatan praktik baik adalah Tema 7 sub tema 3 mata pelajaran Bahasa Indonesia
No
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.9     Mencermati penggunaan kalimat efektif dan ejaandalam surat undangan ( ulang tahun, kegiatan sekolah, kenaikan kelas,dll .)

3.9.1.
Mengidentifikasi penggunaa kalimat efektif pada surat undangan
3.9.1.Mengedit ikan kosa non baku pada surat undangan




Kompetensi Keterampilan
4.9     Membuat surat undangan ( ulang tahun, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll. ) dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan



4.9.1. Mencirikan kalimat efektif dan tidak efektif pada surat undangan
4.9.2. Mencirikan kosa kata baku dan non baku pada surat undangan
 4.9.3. Membuat surat undangan dengan kalimat efektif dan ejaan yang bener



C. Cara/Metode Melaksanaan Kegiatan
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menerapkan pembelajaran tematik terpadu dengan model pembelajaran problem based learning (PBL).
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis.
1.               Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat diterapkan dalam pembelajara tematik. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas V, penulis memilih tema  7. Peristiwa dalam Kehidupan, sub tema 3 Peristiwa Mengisi Kemerdekaan,
Pembelajaran 1 dengan materi pokok penggunaan kalimat efektif dalam surat undangan   






 2.               Analisis Target Indikator Pencapaian Kompetensi
         Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
                        No
KOMPETENSI DASAR
TARGET
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

KD Pengetahuan
3.9     Mencermati penggunaan kalimat efektif dan ejaandalam surat undangan ( ulang tahun, kegiatan sekolah, kenaikan kelas,dll .)


3.9.1. Mengidentifikasi penggunaa kalimat efektif pada surat undangan
3.9.1.Mengedit ikan kosa non baku pada surat undangan




Kompetensi Keterampilan
4.9     Membuat surat undangan ( ulang tahun, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll. ) dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan




4.9.1. Mencirikan kalimat efektif dan tidak efektif pada surat undangan
4.9.2. Mencirikan kosa kata baku dan non baku pada surat undangan



3.               Pemilihan Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang dipilih adalah problem based learning (PBL) dengan memasukkan pembelajaran abad 21
4.               Merencanakan kegiatan Pembelajaran problem based learning (PBL) 
Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak PBL.
     Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model PBL.
Sintak Model Pembelajaran
Guru
Siswa
Orientasi Masalah
Kegiatan Inti:
1.    Siswa mengamati tayangan video
2.     Guru bertanya, “ Apa yang anak-anak lihat dari tayangan video tersebut (HOTS : Critical Thingking)
3.    Berdasarkan jawaban siswa, guru menampilkan 2 surat undangan berbeda
4.    Siswa membaca dan mengamati dua surat undangan yang ditampilkan guru. (HOTS : Critical Thingking) ;(GLN : Literasi baca tulis)
5.    Guru bertanya, “adakah perbedaan dari kedua undangan di depan?
(HOTS : Critical Thingking)
6.     Siswa mendiskusikan perbedaan dan menuliskan dalam LKPD 1 (HOTS : problem solving); (Pembelajaran abad 21: Collaborative)
7.    Siswa mempresentasikan hasil diskusi, kelompok lain menangapi, guru sebagai fasilitator.(Pembelajaran abad 21: Komunikatif);

8.    Guru menanyakan kepada siswa, “ Apa yang membedakan kedua kalimat dalam surat undangan? (Pembelajaran abad dan HOTS 21: critical thingking)
9.    Siswa berdiskusi menentukan kalimat efektif dan bukan efektif pada surat undangan pada LKPD 1 (Pembelajaran abad 21: Collaborative)
10.               Guru menayangkan  slide contoh-contoh kalimat efektif (HOTS: Transfer knowledge)
11.               Siswa dengan bimbingan guru mendiskusikan ciri-ciri kalimat efektif (Pembelajaran abad 21: Collaborative); (PPK :gotong royong)

12.              Siswa berdiskusi mengedit kalimat tidak efektif pada LKPD. (Pembelajaran abad 21: Collaborative); (PPK :gotong royong)
13.              Siswa mengamati tayangan video dan menjawab pertanyaan guru
Mengorganisasi
1)      Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Setiap 5orang.
2)      Setiap kelompok mengerjakan tugas yang telah dijelaskan oleh guru di LKPD 1
Siswa mendiskusikan perbedaan dan menuliskan dalam LKPD 1 (HOTS : problem solving); (Pembelajaran abad 21: Collaborative)
Membimbing penyelidikan
1)      Guru membimbing siswa menyelesaikan tugasnya.
2)      Guru memberi ban-tuan dan atau menja-wab pertanyaan dari siswa bila dibutuhkan.
Mengembangkan dan menyajikan laporan hasil karya
Mendampingi siswa dalam mengembangkan dan menyajikan laporan hasil kerja.
1) Siswa berdiskusi menentukan kalimat efektif dan bukan efektif pada surat undangan pada LKPD 1 (Pembelajaran abad 21: Collaborative)
    
 2)Menyusun laporan hasil kerja kelompok.
3)     Mempresentasikan hasil kerjanya dalam diskusi kelas.
4)     Kelompok lain memberikan tang-gapan, mengajukan pertanyaan, atau usul terhadap hasil kerja kelompok lain.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
1)     Menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja siswa.
2)     Memberi penguatan hasil belajar siswa.
1)     Menyimak penjelasan guru.
2)     Mengajukan pertanyaan dan atau tanggapan bila belum paham.

5.        Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 4 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKS, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.

C.    Alat/lnstrumen
Alat dan isntrumen yang disiapkan dalam praktik baik antara lain:
1.      RPP sebagai bahan acuan selama proses praktik baik
2.      Media pembelajaran
Media yang digunakan penulis dalam praktik baik ini antara lain:
·         Laptop
·         Infocus
·         Video pembelajaran surat undangan
·         Video pembelajaran kalimat efektif
3.      Lembar kerja siswa
4.      Intrumen penilaian
·         Intrumen penilan proses pembelajaran (diskusi)
·         Instrumen laporan hasil diskusi

E. Waktu dan Tempat Kegiatan
Praktik baik  ini dilaksanakan pada tanggal 18 sampai 23 November  tahun 2019 bertempat di Kelas V SDN Panongan II, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten




BAB III HASIL KEGIATAN

A.    Hasil Kegiatan
1.    Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak PBL megharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran. 
2.    Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge.
Melalui tayangang video interaktif, siswa dapat  membandingkan perbedaan surat undangan resmi  dan pribadi. Selain itu siswa dapat memahami perbedaan kalimat efektif dan tidak efektif dalam surat.
3.    Penerapan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran kalimat efektif dalam surat.
4.    Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesaikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasa), membuat siswa cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru.
5.    Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran tematik berorientasi HOTS dengan menerapkan PBL ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang konsep kalimat efektif dalam surat undangan resmi  benar-benar dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan diskusi yang menuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
6.    Penerapan model pembelajaran PBL juga meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). PBL yang diterapkan dengan menyajikan teks tulis dan video berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah, menganalisi masalah dan memecahkan masalah.
7.    Sebelum menerapkan PBL, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks.
8.    Dengan menerapkan PBL, siswa tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber lainnya.
9.    Penerapan PBL dalam pembelajaran kalimat efektif pada surat undangan meningkatkan hasil belajar siswa.
Sebelum menggunakan PBL Rata-rata hasil belajar siswa dibawah KKM yaitu 5,5, namun setelah mengimplementasikan PBL dalam pembelajaran rata-rata hasil belajar siswa di atas KKM yaitu 7,5

B.     Masalah yang Dihadapi
Masalah yang dihadapi penulis ketika mengaplikasikan pembelajaran metode PBL antara lain:
1.      Harus bergantian ketika akan menggunakan infocus, karena hanya 1
2.      Siswa yang malas, cenderung mengandalkan siswa yang cerdas dan rajin
3.      Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa belajar dengan model PBL. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.
4.      Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai untuk membuat video pembelajaran. Padahal selain sebagai media pembelajaran,. Video juga merupakan bentuk teks audiovisual yang juga harus disajikan sesuai dengan rumusan KD.Sehingga video yang disajikan masih mencari dari internet.

C.    Cara Mengatasi Masalah
1.        Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan PBL dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
2.        Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS.
3.        Kekurangmampuan guru membuat video pembelajaran dapat diatasi dengan mengunduh video sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan baik dari youtube maupun dari Rumah Belajar. Dengan demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca = tulis, siswa juga dapat meningkatkan literasi digitalnya.











BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1.      Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery learning layak dijadikan praktik baik pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2.      Dengan penlusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK,  literasi, dan kecakapan abad 21.

B.     Rekomendasi

Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery
learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1.      Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya.Halini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2.      Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa)
3.      Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.



DAFTAR PUSTAKA

Ariyana Yoki, dkk. 2019. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Berpikir Tingkat Tinggi. Dirjen.GTK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta

Setiawati  Wiwik, dkk. 2019. Buku Pegangan Penilaian Berorientasi pada Berpikir Tingkat Tinggi. Dirjen.GTK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Bestari Reisky.2019. Buku Pegangan Guru Inti di Sasaran. Dirjen.GTK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Hartati dra. 2019. Buku Paket Unit Pembelajaran Program PKB melalui PKP Berbasis Zonasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar (SD) Tata Kalimat. Dirjen.GTK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Karitas Puspa Diana.2017.Tema 7. Peristiwa dalam Kehidupan Buku Guru SD/MI  Kelas V.Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.Jakarta
Karitas Puspa Diana.2017.Tema 7. Peristiwa dalam Kehidupan Buku Siswa SD/MI  Kelas V.Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.Jakarta
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
http://repository.unpas.ac.id/37391/4/BAB%20II.pdf  diakses tanggal 26 November 2019 pukul 17.34

0 komentar:

Posting Komentar