Guru di
sekolah adalah penuntun tumbuh kembang murid agar berkembang optimal sesuai
kodrat alam dan kodrat zaman. Namun dalam perjalanannya seringkali murid
menemukan hambatan. Baik dari internal maupun eksternal. Permasalahan murid dengan
latar belakang keluarga berbeda sangatlah komplek. Sebagai penuntun guru hendaknya mendampingi
murid ketika murid membutuhkan bantuan. Perlu kepekaan dan perhatian lebih bagi guru pamong untuk
mengenali perubahan murid di sekolah.
Sebagai
seorang coach, guru dengan penuh cinta
dan ikhlas dapat membantu murid ketika murid menghadapi masalah. Dengan tetap
menjaga kerahasiaan masalah murid, menghargai murid sebagai manusia setara
dengan guru dan saling percaya. Sehingga
murid memiliki keterbukaan untuk mengungkapkan masalah yang dihadapi, Dan guru
ibarat suluh di jalan gelap yang sedang dilalui murid. Murid dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi berdasarkan kekuatan yang dimiliki murid.
Guru dapat
menumbuhkan potensi terpendam murid melalui proses coaching ini. Ketika murid
mengalami dilema dalam memutuskan masalah yang dihadapi. Dengan coaching murid
dapat mengambil keputusan berdasarkan kekuatan yang dimiliki murid itu sendiri.
Ada kalanya
seorang murid mengalami emosi negatif di rumah. Hal tersebut akan berdampak
pada aktivitas pembelajaran di sekolah. Semangat belajar menurun, hasil belajar
terjun bebas, sedang orang tua tutup mata dan tidak peka dengan perubahan
tersebut. Yang lebih parah lagi, murid dapat mencari jalan keluar yang
menyimpang, misal pergualan bebas, narkoba dan lain-lain. Hal tersebut dapat
dihindari jika guru peka terhadap perubahan sikap murid. Dengan proses coaching
seorang guru dapat membantu masalah murid, sehingga murid mendapatkan jalan
keluar dan percaya diri menatap masa depan.
Seorang
murid ibarat berlian yang punya potensi terpendam. Melalui pembelajaran
berdiferensiasi, murid dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Pun jika
murid masih bingung dengan potensi yang dimilikinya, seorang guru dapat
melakukan proses coaching dari hati ke hati sehingga murid tahu potensinya
dalam bidang apa. Namun proses coaching takkan berhasil tanpa adanya kepercayaan
dan keterbukaan dari kedua belah pihak (guru dan murid). Keterbukaan dan
kepercayaan tidak serta merta datang “bim salabim dalam sekejap” . Kepercayaan
murid kepada guru berawal dari cara pandang guru kepada setiap murid. Guru memandang setiap murid cerdas. Bersikap
terbuka dan memiliki kedekatan emosional dengan murid.
Kedekatan
emosional antara guru dan murid dapat dimulai dari sebuah pertanyaan yang
seringkali dilontarkan guru ketika bertemu murid.
“Apa kabar?”
“Bagaimana
perasaanmu hari ini?”
Mungkin pada
awalnya itu hanya sebuah pertanyaan formalitas. Namun jika hal tersebut
disampaikan kepada murid setiap hari, murid merasa mendapat perhatian lebih
dari guru. Merasa nyaman dengan guru dan memiliki keterbukaan jika ada masalah
dapat bercerita dengan guru. Dan guru membantu murid dengan proses coaching
Selain itu
dengan coaching seorang guru dapat membantu permasalahan guru lain. Sehingga
guru tersebut dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi berdasarkan kekuatan
guru itu sendiri. Baik itu permasalahan menyangkut anak murid maupun masalah
internal rumah tangga. Pun masalah antar guru di sekolah. Tanpa merasa dihakimi
dan disudutkan. Jika semua guru di komunitas sekolah dapat mempraktikkan coaching
baik kepada sesama guru maupun kepada murid, niscaya akan tercipta lingkungan
sekolah yang harmonis.
Seperti kita ketahui bersama bahwa
visi sekolah yang berpihak pada murid hanya dapat terwujud jika semua civitas
akademik di sekolah tersebut saling menghargai dan bekerja sama. Saling
berpikir positif. Tidak berkompetisi namun berkolaborasi demi kemajuan bersama.
Tidak guru ada yang paling baik, yang ada adalah semua guru tumbuh menjadi
lebih baik untuk melayani murid sesuai dengan potensinya. Sehingga terwujud Profil Pelajar Pancasila yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
0 komentar:
Posting Komentar