Korelasi
antara PSE dengan Filosofi KHD
Pendidikan
menurut Ki Hadjar Dewantara yaitu menuntun segala kekuatan kodrat anak agar
mereka sebagai manusia dan angota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya. Seorang anak dapat merasakan kebahagiaan selama
proses pembelajaran baik di rumah maupun di sekolah jika kebutuhan dasarnya
tercukupi dengan baik. Kodrat anak
memiliki karakter yang berbeda dan unik sebagai sebuah anugerah bawaan sejak
lahir. Dengan pembelajaran social emosional anak mampu mengenali karakternya
sendiri. Kelebihan / kekuatan yang ada pada diri murid dapat dioptimalkan.
Selaian itu dalam perjalanannya emosi murid mengalami pasang surut. Dengan
berbekal teknik STOP dalam pembelajaran social emosional, dapat mengantisipasi
timbulnya emosi negatif dalam dirinya. Karena sejatinya emosi negatif mudah
sekali menular. Dan menurut penelitian satu emosi negative baru dapat
dinetralkan dengan lima emosi positif.
Melalui
pembelajaran social emosional juga, murid dapat berlatih menjadi murid yang
memiliki kecerdasan emosional sejak dini. Menurut Goleman (1995), murid
dikatakan mempunyai kecerdasan emosi jika:
·
mampu mengendalikan perasaan marah,
·
tidak agresif dan memiliki kesabaran,
·
memikirkan akibat sebelum bertindak
·
berusaha dan mempunyai daya tahan untuk mencapai tujuan hidupnya
·
menyadari perasaan diri sendiri dan perasaan negative
·
memiliki konsep diri yang positif
·
mudah menjalin persahabatan dengan orang lain
·
mahir dalam berkomunikasi
·
dapat menyelesaikan konflik social dengan damai.
Korelasi antara PSE dengan Nilai dan Peran
Guru Penggerak
Salah satu
peran nilai guru penggerak adalah berpihak pada murid. Guru sebagai pendidik
mempunyai kewajiban menuntun tumbuh kembang semua potensi siswa melalui
serangkaian pengalaman belajar. Agar
murid mempunyai ketertarikan belajar,
seorang guru hendaknya mampu menarik minat siswa untuk gemar belajar. Rasa suka
siswa dimulai dari penerimaan guru terhadap kemampuan siswa yang beragam.
Selain itu sebagai manusia biasa murid mempunyai emosi yang fluktuatif. Dalam perjalanan menerima pengetahuan baru
adakalahnya Gurulah yang berperan untuk
mengenalkan emosi-emosi tersebut kepada murid melalui pembelajaran social
emosional. Pembelajaran tentang apa yang
akan dialami siswa,apa yang dipelajari siswa, dan bagaimana guru mengajar.
0 komentar:
Posting Komentar