Kamis, 11 Juni 2020

Membukukan Momen Kelas KMA-OP 22 part 2

Kelas KMA-OP 22 adalah kelas kedua yang saya ikuti dan saya nantikan setelah Fikmin_7 Ramadhan lalu. Sangat sedih tidak dapat mengikuti kelas tepat waktu. Saya berusaha membukukan momen semalam dalam bentuk tulisan. Yang pertama saya lakukan, menduplikat setiap kalimat yang diucapkan Master Eka dalam grup telegram pribadi . Dengan harapan saya tidak kehilangan momen emosional kelas semalam. Membaca setiap chat yang tertinggal sampai 800 chat lebih. Kelas dibuka oleh Master Eka dengan sapaan yang hangat, “Selamat Malam Sahabatku”.Dilanjutkan dengan permintaan maaf dari Master Eka karena masih suasan syawal. Saatnya membuka kelas bersama dengan sebuah euphoria hangat penuh kebanggaan. Semua peserta diminta menuliskan “ Bangga menulis!” Kemudian dilanjutkan dengan arahan pertama dari Master Eka, “ Insya Allah, kelas akan cepat dan cermat, yang kurang gesit tertinggal.” Beliau menambahkan ,“ Siap, ya !” Peserta diminta menuliskan sikap untuk berhasil di kelas KMA-OP 22 ini dengan memilih satu dari dua opsi beserta alasannya yang diberikan Master Eka, dalam waktu dua menit. Pilahan pertama, Mnegikuti kelas secara langsung. Kedua, mengikuti kelas secara tertunda. Ini yang membuat saya sedih tidak bisa mengikuti kelas secara langsung ketika pembukaan. Bagi saya mengikuti kelas langsung adalah sebuah keharusan, emosional yang terjalin antara pengampu dan peserta ketika kelas langsung tidak akan tergantikan. Merasakan eforia penuh semangat di kelas. Pun bentuk keseriusan kita dalam belajar. Bentuk penghargaan kepada pengampu kelas dan moderator yang sudah menyempatkan waktu berharga mereka untuk membimbing saya menulis secara gratis. Motivasi kedua dari Master Eka, tentang sikap disiplin ketika belajar. Peserta diminta memilih satu dari dua opsi berserta alasannya. Dalam mengerjakan tugas, langsung mengerjakan tugas atau menunda pekerjaan kelas. Bagi saya, mengerjakan tugas kelas menulis, harus secepatnya. Apalagi belajar menulis. Tulis saja ide yang ada dikepala. Benar atau salah yang penting tulis dulu. Edit belakangan. Terkadang ide muncul disaat tak terduga. Kalau tidak langsung dituliskan akan terlupakan. Motivasi ketiga dari Master Eka, Bagaimana peserta memandang materi menulis? Opsi pertama, setiap materi menambah pengetahuan dan ketrampilan menulis. Opsi kedua, setiap materi hanya berulang sudah dimengerti. Bagi saya, boleh jadi materi sama, namun dikemas dan disajikan secara “unik” akan teras berbeda dalam penerimaannya. Layaknya kelas ini, saya ditantang displin mengikuti kelas, berkomitmen mengerjakan tugas dan cara memandang materi kelas kepenulisan dengan cara berbeda. “Hati-hati, konsentrasi, cermat dan tepat. Yang terlambat, ya kalau makanan sudah basi dan tidak enak. Yang enak pasti yang fresh, segar dan baru.” nasehat Master Eka. Motivasi keempat dari Master Eka, tentang menulis. Peserta diminta menuliskan satu dari dua opsi tentang kualitas tulisan kita disertai alasan. Opsi pertama,” Saya belajar dari tulisan saya, masih butuh perbaikan.” Opsi kedua, “Saya belajar dari tulisan saya, sudah bagus dan saya rasa sudah memadai.” Saya adalah penulis pemula yang sangat menyadari, tulisan saya masih butuh perbaikan. Baik dari segi cara menuangkan ide manjadi tulisan layak baca, tata kalimat, tanda baca ataupun menyusun paragrafnya. Harus banyak latihan, cermat dan disiplin menulis agar tulisan saya layak baca. Ditengah suasana kelas Master mengingkatkan kepada peserta, “Tidak cermat, kurang gesit, tertinggal, jelas tidak enak. Ikut kelas cuma melongo. Yuk semangat, gas!” Motivasi kelima, tentang tujuan menulis. Peserta masih diminta menulis satu opsi beserta alasannya. Opsi pertama, “Saya menulis memiliki tujuan yang ingin saya capai.” Opsi kedua, “ Saya menulis karena ingin menulis saja tanpa tujuan yang ingin dicapai.” Bagi saya, menulis bertujuan menuangkan ide yang ada dikepala. Dengan harapan saya puas ketika sudah menuliskannya dan orang yang membaca tulisan saya dapat mengambil manfaat dari tulisan saya. Dapat dibukukan dan menjadi investasi amal jariyah saya. Sebelum memberikan tugas, Master Eka meminta peserta mengungkapkan isi hati ketika menerima materi tadi malam. Saya sedih dan menyesal tidak mengikuti kelas ini semalam. Andai waktu bisa saya putar, saya tidak akan menidurkan bocil dulu sebelum ikut kelas keren yang saya nantikan ini. Harus memendam rindu sampai Rabu depan untuk bergabung kelas dengan pengampu luar biasa keren. Belajar serasa tak belajar. kunci keberhasilan mengikuti kelas menulis antologi opini pendidikan 22 ini. • Menulis harus mempunyai tujuan • Displin, cermat, teliti, sigap. • Belajar langsung praktek Diakhir sesi master memberikan umpan balik yang membuat saya sedih dan menangis, karena tidak ikut kelas. Master Eka bertanya, “Bagaimana kalau tepat, cermat dan tulisannya bagus? Apa rasanya?” dilanjutkan dengan, “ Bagaimana rasanya jika terlambat? Dan hanya baca jawaban orang?” ditambah closing, “ Jika sahabat terlibat, tandanya belajar dengan emosi dan kemungkinan berhasil lebih tinggi dibandingkan dengan yang hanya menonton.” Terima kasih Master Eka, atas motivasinya. Bismillah Refleksi buatku adalah siapkan waktu, focus belajar menulis di malam rabu jam 19.00 -21.00. Managemen waktu harus dievaluasi jika ingin berhasil menjadi penulis.

0 komentar:

Posting Komentar